Bunga... selalu mengingatkanku pada kenangan di suatu masa.
Suamiku, selepas sholat Subuh di masjid kerap membawakanku oleh-oleh beberapa kuntum bunga melati.
Senyumya mengembang di pintu masuk.
"Assalamu'alaikum..."
Kucium tangannya, harum melati begitu terasa.
Ia tersenyum dan meletakkan beberapa kuntum melati di atas tempat tidur.
"Aku berangkat, Dek." Ia berpamitan mengajar. Hari masih pagi, pukul lima lebih beberapa menit.
Hari-hari berlalu, suamiku kerap membawa kuntum melati usai sholat Subuh. Kejutan-kejutan kecil ia perlihatkan padaku.
Hingga suatu hari... ratusan kuntum melati menebarkan aroma wangi.
Aku tertunduk pilu. Harum melati mengiringi kepergian suami. Kucium ia untuk terakhir kali.
29 Oktober 2013, terakhir kali kupandang wajah diam suami. Lelaki indah itu telah pergi.
YOU ARE READING
Kumpulan Cerpen
RomanceAku pulang. Kutinggalkan rumah duka Aninda. Kucintai seorang janda dari mendiang sahabat karib, tapi cintaku tertahan di langit-langit. Ia lebih mencintai dokter yang merawatnya, meski cinta itu pun tertahan di atas pusara... Aninda menyerah setelah...
