Dalam beberapa hal siswa memiliki kelebihan dibanding guru. Well, saya bicara tentang diri saya sebagai seorang guru, bukan guru dalam pengertian umum. Saya bicara atas nama pribadi, berdasarkan pengalaman pribadi.
Banyak hal baru saya temukan bermula dari informasi bahkan ilmu yang ditularkan para siswa. Utamanya berkaitan dengan IT, mayoritas siswa adalah jagonya. Selama ini saya hanya terbiasa berurusan dengan ketik-mengetik yang super sederhana. Saya akui, saya tidak begitu lihai dalam urusan komputer. Kalau sudah ketemu excel, saya terkadang menyerah dan ujung-ujungnya meminta bantuan pada teman lain.
Tak ada kelebihan lain yang saya miliki berkaitan dengan teknologi yang semakin canggih. Satu-satunya kelebihan saya adalah memposting status di fesbuk, hehehe...
Terkadang saya harus mengelus dada saat menelusuri tulisan-tulisan yang saya posting di beragam media sosial. Niatnya hendak mengumpulkan tulisan-tulisan yang tercecer, tapi yang saya dapatkan justru pusing tujuh keliling. Ternyata 'rempong' memunguti tulisan yang tercecer di mana-mana.
Kejelekan saya, "mood' menulis saya justru bangkit saat saya sedang online. Maka jangan heran kalau saya kerap menunduk berjam-jam di depan laptop atau handphpne. Saya tidak sedang chatting, melainkan menulis.
Beberapa siswa ternyata mencium kegemaran dan permasalahan saya.
"Ibu.... saya lihat Ibu gemar menulis. Mending nulis di wattpad aja, Bu...."
"Wattpad?" Mulanya saya bingung mendengar kata itu.
"Iya.. gini nih Bu... bla.. bla... bla...." Beberapa siswa mengajari saya. Dalam hitungan menit aplikasi wattpad pun terpasang.
"Nah....sekarang Ibu bisa nulis dengan nyaman di sini..."
Saya tertawa girang.
"Ibu punya blog, nggak?"
"Punya... ada 4 blog, tapi password-nya lupa semua...."
Mereka balik tertawa.
"Saya bikinin blog baru ya, Bu..."
Dan... ang-ing-eeeng... saya pun bisa menulis dengan aman dan nyaman.
Tak berhenti sampai di situ, hingga kini banyak siswa saya yang dengan senang hati berbagi ilmu dengan saya. Ah... mereka anak-anak yang tulus dan baik hati....
"Namti kalau buku Ibu terbit lagi, Ibu kasih gratis, ya?"
"Mau.... mau.... jangan lupa tanda tangan ya, Bu..." sorak mereka.
Saya tersenyum. Ah murid-muridku, siswaku, anak didikku...
***
Siswa, bagi saya adalah mutiara yang bercahaya saat seorang guru mampu memolesnya dengan ilmu pengetahuan dan sentuhan kasih sayangnya.
Bahkan lebih dari itu...
Siswa bagi saya adalah guru yang mengajari saya pengetahuan lain yang saya belum mengetahuinya. Siswa dalam beberapa hal memperkaya wawasan saya, memajukan saya, dan menghilangkan kegaptekan saya.
Tidak pernah saya malu belajar pada seorang siswa. Di mana kami bertemu, di mana kami menemukan hal-hal baru, disitulah simbiosis mutualisme kami berpadu. Kami saling memberi dan menerima, kami saling belajar bersama-sama.
Seorang guru tidak berarti apa-apa tanpa adanya murid atau siswa. Saat kami saling berbagi, di situlah saya merasakan keindahan menjadi guru, sekaligus menjadi pembelajar. Guru pembelajar, bukankah bisa belajar dari mana saja, termasuk dari seorang siswa? ***

YOU ARE READING
Kumpulan Cerpen
RomanceAku pulang. Kutinggalkan rumah duka Aninda. Kucintai seorang janda dari mendiang sahabat karib, tapi cintaku tertahan di langit-langit. Ia lebih mencintai dokter yang merawatnya, meski cinta itu pun tertahan di atas pusara... Aninda menyerah setelah...