Spesial Dwina Pov
Banyak orang mengatakan cinta itu sangat membingungkan, sedangkan bagiku cinta itu bagaikan memandang keindahan diri kita hanyut di dalam jiwa seseorang. Cinta itu tak kurang dari kata egois, semua di lakukan demi diri kita sendiri, kepuasan kita, hasrat kita juga kebahagian sejati.
Semua perencaan pernikahan sudah siap, kurang lebih menghabiskan waktu satu bulan. Meski ada beberapa kendala dan perbedaan pendapat dalam penentuan acara. Aku akhirnya bisa melewati berbagai kesulitan itu bersama kak Arya. Beruntung lelaki itu selalu siap mendampingiku.
Sekarang tinggal hitungan hari dimana pernikahanku dengan kak Arya akan di laksanakan. Ekspresiku datar untuk menutupi betapa aku gelisah dan dilanda rasa dilema. Entahlah apa yang sebenarnya ku khawatirkan. Mungkin tentang seberapa siapkah aku memulai hidup baru sebagai seorang istri dari kak Arya. Tanganku kembali terasa dingin oleh kegugupan, padahal di kamar ini tak ada orang selain diriku yang bisa saja memicu kepanikan ku.
Aku menghela napas panjang. Konsentrasiku buyar sampai bingung harus melakukan apa. Tekanan stres ini cukup menyesakkan ku.
Aku meraih secangkir seduhan teh hangat yang berada di atas meja nakas, tadi mama membuatkannya untukku. Sepertinya mama menyadari kalau aku sedang gelisah. Tapi sampai sekarang aku belum bercerita apa-apa padanya.
Malam ini ada acara pengajian di rumah sebagai syukuran sebelum acara pernikahan. Sejak setengah jam lalu aku telah berganti pakaian dan mengenakan sebuah kerudung. Wajahku hanya di rias sedikit namun itu cukup membuatku tampil lebih normal, ya sudah beberapa hari ini aku kurang tidur.
"Dwina... Acaranya udah mau dimulai." Panggil mama mengetuk pintu kamar lalu beranjak masuk. "Teman-teman kamu juga udah pada datang."
"Iya ma." Jawabku sambil memaksa diri untuk tersenyum. Dengan segenap hati aku berjalan keluar di dampingi oleh mama. Tangan mama merangkul pinggangku penuh kehangatan dan itu berhasil menenangkanku.
Akupun ikut bergabung di deretan teman-temanku, duduk tepat di antara Angel dan Putri. Tanpa bisa dipungkiri kalau Angel menampilkan mimik meledek padaku, tentu itu sukses membuatku menyikut lengannya supaya berhenti bersikap seperti itu.
"Cie.. Ternyata beneran sama si ganteng toh. Hu-Huy." Aku langsung menutup mata malas mendengar gurauan Angel dengan suara pelan.
"Kok kamu tau tentang si Arya sih?" Sahut Putri penasaran. Baru kali ini Putri dan Angel kembali bertemu. Dan Angel akan menginap beberapa hari di tempat Putri selama dia berada di Jakarta hingga acara pernikahanku nanti selesai.
"Kan pas ke Bandung Dwina bawa si doi ke rumah gue. Padahal dulu dia sok jual mahal tuh." Cecar Angel bermain mata dengan Putri untuk menimbulkan kejengkalan padaku.
"Siapa yang jual mahal, itu fitnah. Aku mah biasa aja." Pembelaanku malah dipandang kemunafikan oleh mereka berdua. Ah, bodo amat terserah mereka mau berpikir apa. Aku sudah malas.
"Dwi, kok kamu nggak cerita ke aku?" Putri mencebik sebal, kenapa dia selalu ketinggalan informasi? Itu ekspresi yang terbaca di wajah Putri sekarang. Aku tahu aku salah, jadi berhentilah mendesakku.
"Iya iya nanti aku ceritain secara lengkap."
"Udah telat tau." Angel kembali berulah, tapi beruntung acara pengajian segera di mulai karena tamu undangan telah datang memenuhi ruangan utama serta waktu sudah menunjuk pukul 7 malam hingga obrolan merekapun akhirnya berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Your Heart [END]
ChickLit,EDISI TERBARU, Long Part♫︎♫︎ Buku 1 & Buku 2 (Partnya panjang karena dua buku jadi satu) Dwina Aryani terkejut atas kemunculan mantan kekasih sahabatnya yang bernama Arya Wijaya. Padahal sejauh ini dia hanya mengetahui tentang lelaki itu dari curh...