37. Merakit hati (5)

7K 586 13
                                    

Hehehe... Update lebih awal nggak papa ya?  (๑•﹏•)

Selamat membaca <( ̄︶ ̄)>

_______________________

Tidak baik terus-menerus terpuruk.

Tidak baik terlalu menyesal.

Tidak baik mendendam pada keburukan orang.

Tidak baik membenci seseorang. Karena itu akan membusuk di dalam hati, sampai kapanpun sulit untuk merasa tenang apalagi bisa bahagia.

Dwina diajarkan tuk memaafkan orang lain yang artinya sama saja kalau dia sedang mengasihani diri sendiri. Dari lubuk terdalam, Dwina telah memberi maaf pada mama juga dia bersyukur telah dilahirkan ke dunia ini dan mendapatkan kerluarga baru yang mau menyayanginya.

Dwina kecil telah dewasa. Dia berkeinginan dapat menjalani hidup sebaik mungkin lalu membahagiakan keluarga barunya. Jadi dia akan berjalan terus ke depan sama seperti orang lain.

Perlahan Dwina menyadarkan kepalanya di baru kak Bayu yang kini sedang menonton siaran olahraga.

"Dek kalau ngantuk tidur di kamar." Gerutu kak Bayu sambil menikmati semangkuk empek-empeknya.

"Aku belom ngantuk." Jawab Dwina malas.

"Tapi lagi mager." Kak Bayu mengeluarkan kata sindiran namun itu membuat Dwina tersenyum kecil bahwa pernyataan kak Bayu adalah benar.

"Kak Bayu," panggil Dwina sambil memberi jarak kembali agar bisa melihat kakaknya.

"Apaan?" Bayu melirik.

"Kak Arya orangnya kayak gimana sih?"

Bayu spontan terdiam, entah kenapa dia kurang rela Dwina menjalin hubungan dekat dengan Arya. Mungkin karena Bayu masih menganggap Dwina tetaplah adik kecilnya. Sejak orang tuanya tiba-tiba si anak kecil perempuan itu pulang, Bayu diminta untuk selalu menemani dia. Dulu ia pikir Dwina tidak bisa bicara, dia hampir tidak mengatakan apapun meski lapar, sakit atau dijahili teman di sekolah.

Namun Dwina bukan anak nakal, Bayu mengajari banyak hal yang dia bisa sampai Dwina selalu mengikutinya seperti anak ayam. Itu benar-benar cerita lama.

"Arya orang yang serius dan kompeten. Dia bagus di bidang pekerjaannya dan jarang masukin kehidupan pribadinya dalam urusan kerja. Bisa dibilang dia lumayan… profesional." Tidak! Arya lebih dari pada itu. Bayu sengaja tidak menejelaskan karena sebaiknya Dwina melihat sendiri sifat asli Arya.

"Kak Bayu juga profesional kok." Bayu berubah cemberut mendengar nada ledekan dari Dwina. Dikasih jantung minta hati, ya seperti inilah.

Bayu menampilkan mata sipit seperti ikan ke arah Dwina, "Arya itu playboy. Ceweknya bertebaran dimana-mana, bejat nggak ada bedanya sama kakak."

"Jangan bohong." Dwina membalas tatapan sipit kak Bayu sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kamu itu kalah saing sama cewek lain. Udah nyerah aja."

"Bukannya di bantu malah suruh mundur. Aku nih mau serius sama dia."

"Halah, masih kecil aja sok-sok an serius. Kelarin tuh kuliah. Arya otaknya lagi konslet kali pernah coba ngelamar kamu. Untung kamu nggak langsung jawab, bisa jadi kamu langsung digotong ke KUA."

Trust Your Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang