"Aku mau ke toilet sebentar." Bisik Dwina kepada Putri. Mereka kini sedang berada di acara pelelangan dimana sebagain hasilnya akan disumbangkan ke komunitas penggalangan dana bagi masyarakat yang sangat membutuhkan.
"Mau aku temenin?" Seru Putri. Siapa tahu Dwina kebingungan mencari keberadaan toilet di gedung ini.
"Nggak usah. Aku sebentar aja."
"Oke." Putri langsung mengangguk paham. Dia lalu melihat Dwina pergi menghilang di tengah keramaian.
Putri jadi merasa tidak enak hati dengan Dwina karena harus melewati kejadian tadi, terutama Arya bersikap kurang ramah. Putri meringis, pasti Dwina jadi kurang nyaman menikmati acara hari ini.
Ditengah lamunan, Putri terlonjak oleh seseorang yang menepuk pundaknya cukup keras sampai dia nyaris terlonjak. Lalu orang itu berbicara tepat di telinga Putri.
"Kemana perginya temen lo?"
Putri bergerak mundur untuk memastikan siapa lelaki kurang ajar yang berani bersikap begitu padanya. Namun mata Putri langsung melebar ketika tahu sosok yang didapatinya yaitu Jordan, lelaki itu benar-benar datang ke pesta ini.
"Jordan!" Putri spontan memukul lengan Jordan karena terlalu antusias.
"Katanya elo bareng sama temen? Kenapa sekarang sendirian?" Jordan berdiri tegap di samping Putri. Salah satu tangannya membawa papan nomor untuk andil dalam pelelangan.
"Oh maksudnya Dwina? Dia lagi ke toilet sebentar." Jelas Putri.
Pandangan Jordan mengkelam. Perempuan itu pasti punya maksud lain menjauh dari Putri. Terlebih Jordan sempat melihat kalau Putri, Dwina juga Arya saling bertemu. Momen yang langka.
"Kenapa lo bisa di sini?" tanya Putri penasaran.
"Gue dapet kartu undangan khusus ke acara ini."
"Bukan itu maksud gue. Kenapa lo mau sampai datang kesini. Secara lo benci tempat beginian."
"Mungkin karena ada hal manarik di tempat ini." Jordan menyeringai penuh maksud tersembunyi.
Mengetahui Putri mengajak Dwina ke acara ini, jadi mana mungkin Jordan melewatkannya. Pasti perempuan itu tampil sangat menawan.
...…
Belum sampai ke toilet, ada Arya yang ternyata mengikuti Dwina dari belakang. Ketika mereka sudah berada di luar ruang utama, Arya menarik tangan Dwina dan membawa perempuan itu menuju balkon lantai dua gedung. Di sana sepi tidak ada orang, hanya ada mereka berdua saja.
"Dwina, kamu pasti belum kasih tahu tentang hubungan kita ke Putri." Arya sebenarnya juga sadar diri kalau dia belum memberi tahu ke Putri, karena dia pikir lebih baik Dwina sendiri yang menjelaskannya sebab mereka adalah sahabat dekat.
"Aku belum bisa kasih tahu dia, karena menurut aku waktunya belum tepat. Dan aku nggak tau kalau kejadiannya bakalan begini." Pembelaan Dwina sepertinya tak membuahkan hasil.
Tidak seharusnya Arya emosi pada Dwina. "Semuanya memang bukan salah kamu."
"Maaf aku nganggap kamu tadi seperti orang asing. Waktu diperjalanan Putri cerita kalau kamu nolak perasaan dia. Keadaan Putri sekarang lagi kurang baik." Dwina tetap berusaha menjelaskan semuanya untuk menghindari kesalahpahaman. Bahkan dalam hati dia memohon agar Arya mau mengerti keputusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Your Heart [END]
ChickLit,EDISI TERBARU, Long Part♫︎♫︎ Buku 1 & Buku 2 (Partnya panjang karena dua buku jadi satu) Dwina Aryani terkejut atas kemunculan mantan kekasih sahabatnya yang bernama Arya Wijaya. Padahal sejauh ini dia hanya mengetahui tentang lelaki itu dari curh...