46. Melodi Jiwa (4)

6K 479 8
                                    

Happy reading.. ( ◜‿◝ )♡

Dwina mengerang pelan sambil merenggangkan tubuhnya di atas kursi. Seperti biasa tugas kuliah selalu datang bersamaan dalam jumlah banyak. Para dosen tidak akan mau peduli, mereka pikir itulah kewajiban seorang mahasiswa untuk meraih kekayaan ilmu.

Sudah lebih dari empat jam dia berada di perpustakaan dan kini jam hampir menunjuk pukul tiga, Dwina melewatkan makan siang dimana perutnya sudah keroncongan. 

"Please sedikit lagi," seru Dwina memohon pada perutnya yang meronta perih agar bertahan. Dengan cepat Dwina mengerjakan sisa-sisa laporan laboratorium, dia sudah berada di tahap akhir pembahasan dan kesimpulan, lalu tinggal memasukkan daftar referensi. 

"Selesai…" Dwina merapihkan barang-barangnya ke dalam tas ranselnya, kemudian dia berencana mencari makanan ringan di kantin. Karena terlanjur kelaparan, Dwina malah sulit makan makanan berat. 

Sebuah notifikasi pesan masuk ke hp Dwina, kali ini dari Putri yang menanyakan dia sedang berada dimana. Tanpa pikir panjang Dwina menelpon Putri.

"Halo.. Iya kenapa Put? Aku baru keluar dari perpustakaan kampus habis ngerjain tugas." Kata Dwina diseberang telpon sambil menuruni tangga gedung fakultas. 

"Wi, kamu mau nyobain menu dessert terbaru di kafe deket kampus?"

Sesuatu yang manis dan dingin bisa mengembalikan semangat di saat lelah. Akhirnya Dwina menyetujuinya. 

"Nanti aku yang traktir. Oke." Lanjut Putri dengan nada sumringah. 

"Oke."

"Mau aku jemput?"

"Nggak usah kayaknya, nanti kita ketemuan aja di sana?"

"Oke deh."

Panggilan telpon mereka lalu terputus. Dwina bergegas menuju ke kafe tempat janji dia dengan Putri. Putri memang penggemar makanan baru, dia pecinta kuliner namun masih tahap sedang mungkin alasan lainnya Putri tidak mempunyai teman makan di rumah. Orang tuanya tidak ada sedangkan pembantunya datang pagi dan pulang jam 12 siang berhubung yang menempati rumah tersebut hanya Putri saja jadi tidak terlalu banyak barang berantakan ataupun sebagainya. 

Ketika Dwina tiba di kafe, sosok Putri yang sedang duduk di salah satu bangku melambaikan tangan. 

"Udah dateng dari tadi? Nunggu lama?" tanya Dwina begitu dia sampai serta dia meletakkan tas ransel di bangku kosong di sampingnya. 

"Aku juga baru dateng kok. Santai aja." jawab Putri. 

Mereka berdua langsung memesan makanan dan dessert sesuai janji mereka tadi. Awalnya Dwina mengira menu barunya hanya satu saja, tetapi tiga dessert baru dengan beraneka kemewahan yang disajikan. Dwina sedikit mengangkat alis ketika menyadari harga satu buah dessert saja sudah mencapai lebih dari dua ratus ribu. Segera Dwina mengendalikan diri, dia tak akan lupa jika Putri sedang mentraktirnya jadi Dwina bisa santai. 

Tak berapa lama pesanan mereka datang. 

"Wi, tau nggak semalem mobil aku tiba-tiba mogok di jalan."

"Pantes aja aku nggak ngeliat mobil kamu parkir di depan kafe." Mobil kuning Putri memang sangat mencolok hingga mudah diingat. "Terus gimana tuh semalem?"

Trust Your Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang