58. Kekasih Hati (6)

5.2K 410 7
                                    

Sejak pagi mama sibuk di dapur menyiapkan makanan untuk acara lamaran nanti. Dwina dan kak Bayu ikut membantu. Bayu menaruh camilan ringan ke dalam toples, sedangkan makanan basah dia sajikan ke piring. 

"Wi, kamu siap-siap dulu. Dandan yang cakep sana. Ini biar diurusin sama mama." Mama mendorong Dwina agar keluar dari wilayah dapur. Dengan berat hati Dwina balik ke kamar untuk bersiap-siap.

Pikiran Dwina bercabang, antara gugup dengan acara lamaran nanti dan tentang Putri. Sampai hari ini Dwina belum dapat kabar darii Putri, dia juga tidak membalas pesan darinya. Sedangkan hari ini Dwina tidak mungkin sempat mampir ke rumah Putri.

Dwina mencoba menghilangkan keresahan dan berfokus membersikan diri, berdandan, berganti pakaian lalu menata rambutnya dalam bentuk sangguhan cantik yang ditambah hiasan jepitan berbentuk bunga. 

Tepat nanti jam 10 Arya dan keluarganya akan tiba di rumah Dwina. Jantung Dwina makin berdebar tak karuan, tangannya dingin luar biasa karena gugup. Kalau dia seperti ini terus, Dwina khawatir akan mengacaukan acara lamaran. 

"Dwina kamu udah selesaikan siap-siapnya?" mama datang membuka pintu kamar Dwina. 

"Iya."

"Kalau gitu bantu keluarin gelas-gelas yang bagus dari lemari, terus di lap ya. Nanti ambil dua lusinan. Mama mau mandi dulu."

Dwina lekas keluar kamar menuju lemari penyimpanan piring dan gelas. DIa mengambil gelas lalu menyusunnya di atas meja. 

"Kamu udah sarapan kan?" tanya kak Bayu yang masuk ke dalam dapur untuk mengambil air minum. 

"Udah."

"Grogi ya?" Sahut kak Bayu cengengesan meledek Dwina. 

"Nggak tuh."

"Lagian kamu serius banget ngelap gelas kayak pengen di makan." Sebenarnya Bayu sekuat tenaga menahan tawa. Dwina kelihatan kayak orang linglung maka dari itu mama tadi meminta Dwina keluar dari dapur. Bikin ganggu konsentrasi orang lain aja. 

"Apaan sih kak Bayu, dasar nggak jelas." Dwina mendelik jengkel. 

"Misalkan kamu gugup, pegangan aja lengan kak Bayu. Siapa tau kamu tiba-tiba pingsan."

"KAK BAYU!" Omel Dwina naik pitam. Sudah panik begini tambah di gangguin. 

"Bayu… Kamu ini ya.. Adiknya jangan digangguin." Mama datang menegur kak Bayu lalu mencubit gemas lengan Bayu. Baru ditinggal sebentar saja sudah pada ribut.  

"Mama, kak Bayu jahat sama aku." Ekspresi Dwina cemberut seperti ingin menangis.

"Udah-udah. Abis ngurusin gelas, kamu istirahat dulu di kamar. Dan kamu Bayu! Cepetan mandi!" 

Kemudian semua bubar jalan. 

Dwina tidak kembali ke kamar, dia duduk di gazebo rumah untuk menghirup udara segar. Sekarang cuaca tampak cerah seolah mendukung acara hari ini agar berjalan lancar. 

Terdengar notifikasi pesan masuk. Itu dari Arya, lelaki itu mengirim foto dimana keluarga mereka sedang bersiap-siap, di sana juga ada beberapa bingkisan parsel yang dibawa untuk acara nanti. 

Trust Your Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang