ice cream

123 14 0
                                    

Raisa menghentikan sepedanya di dekat taman komplek. Bersepeda di pagi hari saat weekend adalah salah satu hobi Raisa yang sering di tentang oleh orangtuanya. Terdengar sepele memang, tapi Raisa berbeda dengan remaja 17 tahun kebanyakan. Tapi Raisa tetap melanjutkan hobinya ini walau harus berdebat dengan Mamanya setelahnya. Bagi Raisa bersepeda adalah sebuah olahraga yang ringan dan tidak akan membuatnya berakhir di rumah sakit seperti lari 12 menit mengelilingi lapangan saat jam pelajaran olahraga yang sejak kelas 10 Raisa tidak ikuti. Tapi tentunya Mamanya berpikiran berbeda

“Suka sepedahan, ya?” Tanya seseorang yang tiba-tiba saja berdiri disebah Raisa

“Lo kok di sini?” Tanya Raisa pada Dalvin

“Lagi nginep di rumah sepupu gue, rumahnya di daerah sini” Jawab Dalvin

“Ohhh”

“Ada waktu gak? Gue mau nanya sesuatu sama lo”

“Gue terlalu sibuk untuk sekedar jawab pertanyaan lo”

“Kalo gue beliin lo es krim, gimana?”

Raisa turun dari sepedanya “Ayo” Jawabnya lalu berjalan menuntun sepedanya mendahului Dalvin

**

“Jadi mau nanya apa?” Tanya Raisa seraya menyendok es krim miliknya

“Hmm….cowok yang kemarin pulang bareng lo, itu….pacar lo?”

Raisa hampir saja tersedak saat mendengar pertanyaan Dalvin barusan “Hah? Ih kok pada nanya gitu sih?!”

“Hah?”

“Maksud lo David, kan?”

“Iya kali, gue gak tau namanya”

“Dia itu sepupu gue yang baru pindah ke Jakarta. Gila, gak temen-temen gue, gak lo, mikirnya sama semua” Ucap Raisa

“Hehehe, sorry deh udah mikir aneh kayak gitu”

“Hm” Gumam Raisa “Gak masalah juga sih, bukan lo sama temen-temen gue doang kok yang mikir gitu, kadang-kadang pas jalan sama dia berdua, kita sering di kira orang pacaran sama orang-orang, mungkin karena kita deket banget”

Dalvin mengangguk-anggukan kepalanya mengerti

“Vin,”

“Hm”

“Boleh nambah gak es krimnya?”

“Hah?”

“I’m an ice cream addict”


Love HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang