EPILOG

212 6 2
                                    

And I wished you had hurt me harder than I hurt you
Let Me Go- Hailee Steinfeld ft Florida Georgia & Alesso

***

Satu tahun kemudian....
California, USA

Raisa yang mengenakan mantel hitam yang di padupadankan dengan celana jeans hitam dan sepatu boots hitam yang melindungi kakinya dari udara dingin. Raisa berjalan membelah udara dingin yang bertiup menyapu wajahnya

Raisa jalan terburu-buru menuju rumah neneknya yang berada di ujung jalan, di karenakan menurut prakiraan cuaca sebentar lagi akan turun salju. Langkah Raisa tiba-tiba saja terhenti saat penglihatannya menangkap sesosok pria jangkung yang sangat familiar tengah berjalan dengan arah berlawanan

Raisa pun menghentikan langkahnya, dan tanpa di sangka, pria itu menyadari keberadaan Raisa dan ia pun juga menghentikan langkahnya

Mata mereka bertemu sampai Raisa menyadari kalau pria itu berjalan mendekat ke arahnya. Raisanya Raisa ingin lari dari tempatnya berdiri sekarang juga, tapi bagaikan ada sesuatu yang menahan kakinya agar tidak melangkah pergi

Pria itu menghentikan langkahnya tepat di hadapan Raisa "Long time no see" ucap Pria tersebut

Raisa memberanikan dirinya untuk menatap tepat ke manik mata pria tersebut "I don't know what should I say when I meet you"

Pria itu memasang sebuah senyuman yang tulus yang mungkin mampu membuat hati para wania meleleh "Gue seneng lo udah baik-baik aja"

"Thank you for everything, Dalvin. Thank you for save my life" nampak kerutan muncul di dahi Dalvin "I know about the kidney transplant"

Seketika kerutan di dahi Dalvin hilang begitu saja di gantikan dia ekspresinya yang seolah-olah mengatakan "Dari mana lo tau?"

Entah sejak kapan Raisa menjadi amat peka dengan ekspresi seseorang "Gue tau dari David" Satu tahun lalu, orang yang mendonorkan ginjalnya untuk Raisa adalah Dalvin. Itu adalah sebuah hal yang cukup mengejutkan untuk Raisa di tambah lagi saat ia tahu Dalvin mengalami kecelakaan yang menyebabkan ginjalnya yang tersisa mengalami kerusakan sehingga Dalvin di larikan ke sebuah rumah sakit di Jerman

Raisa merogoh saku mantelnnya lalu mengeluarkan sebuah benda kecil yang setahun lalu di berikan Keenan kepadanya

Raisa menyodorkan benda tersebut ke hadapan Dalvin "This is yours" Dalvin meraih benda tersebut

Dalvin tidak mengatakan apapun karena ia tahu kalau Raisa mendapatkan itu dari Keenan. Dalvin menatap sebuah kunci ruangan rahasia yang biasa ia kunjungi kalau sedang membolos sendirian dan saat sepulang sekolah

"Sorry because I hurt you for a long time" suara Raisa membuat Dalvin mendongak dan menatapnya

Dalvin hanya menatap Raisa nanar tanpa berniat membuka mulutnya

Raisa memalingkan wajahnya, tidak ingin menatap mata Dalvin "I hope when we're meet again, please act like we don't know each other" Raisa mengatakan hal ini bukan karena tanpa alasan, Raisa tahu bahwa hubungan antara Dalvin dan Daddy-nya merenggang karena dirinya, jadi Raisa memilih pergi

Tapi itu bukanlah satu-satunya alasan. Ada satu alasan lain yang lebih menyakitkan

Raisa kembali menatap Dalvin "Can we?"

Dalvin terdiam sejenak, ia menatap manik mata Raisa lekat-lekat, berusaha mencari kejujuran di sana. Apakah Raisa benar-benar mengatakan hal ini karena kemauannya?

Sesaat kemudian, Dalvin melontarkan jawaban yang membuat hati Raisa mencelos "Yes, we can"

Raisa menghembuskan napas panjang "Thanks" Raisa berusaha menarik kedua ujung bibirnya guna membentuk sebuah senyuman yang pastinya bukanlah sebuah senyuman yang tulus, lebih seperti sesuatu yang di paksakan

"Seneng bisa ketemu lo lagi, bye" Raisa melambaikan tangan kanannya di depan dadanya masih dengan senyum yang di paksakan

Setelah itu Raisa berjalan melewati tubuh Dalvin yang masih berdiri terdiam di tempatnya. Sedetik kemudian, salju mulai turun, udara dingin makin menusuk kulit. Raisa masih tetap melanjutkan langkahnya dengan udara dingin yang menerpa dan salju yang sudah berjatuhan ke atas kepalanya tanpa ada niatan untuk menengok ke belakang

"I'm so sorry Dalvin, but I must do this" batin Raisa. Tidak ada tangis di sana. Raisa hanya menyembunyikan air matanya di balik senyum penuh kebohongan yang ia tunjukkan

Dalvin memutar tubuhnya, menatap punggung Raisa yang semakin menjauh. Yang Dalvin tahu sekarang adalah, melupakan semuanya tidak semudah membalik telapak tangan, kita tidak bisa melupakan seseorang kalau kita masih membawanya di dalam hati kita

"I still love her"

***

Akhirnya selesai. Makasih yang udah mau baca dan vote cerita ini 😁

Love HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang