Hari ini mungkin adalah hari yang paling Raisa benci karena hari ini ada mata pelajaran matematika mata pelajaran yang paling tidak disukai oleh Raisa
"Ok, anak-anak kumpulkan PR yang minggu lalu saya berikan" ucap pak Irfan, dia adalah guru dari mata pelajaran matematika dan dia juga guru paling killer seantero jakarta high school
"Buku MTK gue mana" ucap Raisa yang sedang mencari buku matematikanya di dalam tas
"Yahh bukunya ketinggalan lagi" sambung Raisa dengan wajahnya yang mulai panik
"Siapa yang tidak mengerjakan PR?" Tanya pak Irfan yang membuat Raisa semakin panik
"Saya pak" Raisa mengangkat tangannya dangan ragu
"Kenapa kamu tidak mengerjakan PR?" tanya pak Irfan dengan wajah marahnya
"Buku saya ketinggalan pak, tapi saya udah ngerjain" jawab Raisa dengan gugup
"Gak ada alasan, sekarang kamu saya hukum berlari 5 putaran mengelilingi lapangan" ucap pak Irfan dengan nada marahnya, sekarang baru pukul 10:30 pagi, tapi matahari sangat menyengat hari ini dan lapangan Jakarta High School cukup luas
"Tapi pak" ucap Raisa "gausah pakai tapi-tapi sekarang kamu lakuin hukuman dari saya" jawab pak Irfan
"Baik pak" jawab Raisa pasrah dan langsung berdiri dari kursinya
"Lo gapapa Sa?" Tanya Rayna khawatir, dan Raisa pun mengangguk selanjutnya Raisa langsung keluar dari kelasnya yang berada di lantai tiga menuju lapangan
Sekarang Raisa sudah berlari mengelilingi lapangan sebanyak 4 putaran dan wajahnya berubah pucat lalu tiba-tiba ia merasakan sakit di bagian pinggangnya
"Gua gak boleh pingsan disini" batin Raisa, sekarang kepalanya sudah terasa berat dan penglihatannya sudah mulai buram dan tiba-tiba saja ia jatuh pingsan
***
Saat Raisa membuka matanya sekarang ia sudah berada dikamar rumah sakit dan selang infus yang sudah tertancap di tangan kanannya
"Ternyata lo udah sadar" ucap David yang sekarang duduk di kursi sebelah tempat tidur tempat Raisa terbaring
"Kok gue bisa ada di sini?" Tanya Raisa pada David "lo tadi pingsan di sekolah, kata Rayna lo dihukum sama pak Irfan lari kelilingin lapangan" jelas David dan Raisa hanya terdiam "temen-temen gue tau soal ini?" Tanya Raisa pada David
"Temen-temen lo nunggu di luar, lo gak usah khawatir temen-temen lo gak tau apa-apa soal penyakit lo" jawab David yang sudah mengetahui maksud dari pertanyaan Raisa
"Lo bikin semuanya khawatir Sa, tante bener-bener panik pas denger lo pingsan" sambung David "sekarang mama di mana?" Tanya Raisa "tante nunggu di luar sama yang lain" jelas David dan Raisa hanya terdiam
"sekarang lo mendingan istirahat mungkin besok atau lusa lo udah boleh pulang" ucap David yang dijawab oleh Raisa dengan anggukan
***
I just wanna remind you to vote this chapter 😉😁 judul babnya nggak banget
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurts
Fiksi Remaja(COMPLETE) (Still revision, so i'm sorry for some chapters that are still weird or something...) I didn't know how to loving someone, until I met her Dalvin Alvaro Smith I'm so afraid to fall in love, because I thought love will make me hurt, until...