secret

131 11 0
                                    

Dengan terburu-buru Raisa memasukkan buku-buku miliknya yang berada di loker ke dalam tasnya. Mamanya pasti sekarang sudah menunggu di parkiran. Koridor nampak sepi karenasekarang jam pelajaran masih berlangsung, dan Raisa izin untuk pulang duluan karena ada kepentingan dan hal ini sudah berjalan cukup lama bagi Raisa

“Lo mau pulang?” Tanya Dalvin secara tiba-tiba dan juga sudah berdiri di sisinya secara tiba-tiba

“Ngagetin aja”

“Lo mau pulang?” Tanya Dalvin lagi

Raisa menganggukkan kepalanya seraya memakai tas punggung miliknya “Gue duluan, ya, Vin” Ucap Raisa yang setelah itu langsung melangkahkan kakinya dengan cepat menyusuri koridor

Dalvin masih setia berdiri di tempat seraya menatap punggung Raisa yang semakin menjauh lalu menghilang di ujung koridor

**

Raisa tertidur di atas ranjang yang berada di ruangan serba putih dengan aroma obat-obatan yang mencolok

Rumah sakit adalah salah satu tempat yang rutin Raisa datangi selain sekolah. Raisa sudah akrab dengan aroma obat-obatan, Raisa sudah akrab dengan lingkungan rumah sakit, dan Raisa juga sudah akrab dengan jarum suntik

Orang-orang sudah tahu siapa itu Raisa Adella Clairine Orlando, salah satu remaja 17 tahun yang sudah menjadi seorang influencer dan juga pewaris dari Orlando Group, slaah satu perusahan terbesar di Asia Tenggara yang sekarang di pimpin oleh pria berkebangsaan Amerika, Peter Orlando yang lain tidak lain adalah ayah Raisa. Tapi ada beberaoa hal yang tidak banyak orang ketahui tentang Raisa, bahkan teman-teman dekatnya pun tidak mengetahui hal tersebut

5 tahun lalu dokter mendiagnosa Raisa mengidap penyakit gagal ginjal dan itu mengharuskan Raisa menjalani prosedur cuci darah secara rutin sampai ia mendapatkan donor ginjal yang cocok

Hanya ada satu hal yang selalu Raisa tanyakan pada orangtuanya setelah selesai menjalani cuci darah, yaitu ‘kapan semuanya bisa berakhir?’

Dan Mamanya hanya bisa menjawab ‘Mama juga gak tau, tapi Mama terus berdoa agar bisa secepatnya’

Ya, semua yang memiliki awal pasti juga akan memiliki akhir, tapi entah akhir yang indah, atau menyedihkan

**

“Pertanyaan gue dari dulu adalah, kenapa Raisa selalu izin pulang lebih awal atau gak masuk sekolah setiap minggunya?” Tanya Bella seraya merapikan buku-buku di lokernya

“Pertanyaan lo sama kayak gue” Sahut Farah yang berdiri di sampingnya

“We’re her close friends, but she has something that she always hides” Ucap Lia yang baru saja datang dengan beberapa buku paket di pelukannya

“Udah ada yang ngerjain PR Fisika buat hari senin? Ajarin gue dong gue gak ngerti” ucap Rayna yang baru saja datang

“Lo tau Raisa kemana?” Tanya Bella yang tidak mempedulikan pertanyaan Rayna

Rayna menautkan alisnya “Pulang” Jawab Rayna “What’s wrong with you guys? Why everyone being curious?” Tanya Rayna

“Raisa sebenernya kenapa?” Tanya Fira

“She’s ok. What’s wrong?” Jawab Rayna yang berusaha nenyembunyikan kegugupannya

Bella menarik napas berat “Lupain aja, semua orang punya privasi termasuk Raisa” Ucap Bella lalu menutup lokernya “Yuk ke kelas, bentar lagi bel masuk” Lanjut Bella

**

Para siswi kelas 10 Ipa 2 sekarang sedang berlari mengelilingi lapangan selama 12 menit sebagai di jam pelajaran olahraga, tapi tidak dengan Raisa, dia hanya terduduk di tepi lapangan seraya mengerjakan beberapa tugas di buku tugasnya sebagai ganti karena ia tidak mengikuti pelajaran olahraga

“Kenapa lo selalu gak ikut olahraga?” Tanya Dalvin yang tiba-tiba duduk di sebelah Raisa

Raisa menengok ke arah Dalvin “Kenapa lo akhir-akhir ini sering muncul tiba-tiba?”

“Kalo gue tanya, jawab, jangan malah nanya balik”

“Gue gak boleh kecapean”

“Tapi lo suka sepedahan”

“Lebih capek lari ngelilingin lapangan selama 12 menit”

“Kenapa gak boleh kecapean?”

“Kenapa lo jadi kepo?”

“Kenapa gue gak boleh tau?”

“Karena semua orang punya privasi!” Suara Raisa naik satu oktaf

“Maaf” Ucap Dalvin yang sepertinya sudah mengusik Raisa

Keduanya sempat terdiam hingga Raisa mengeluarkan suaranya “Akhir-akhir ini lo gak sering gangguin gue lagi. Udah tobat, ya?”

“Emang iya?”

Raisa menganggukkan kepalanya “Apa karena gue waktu itu bilang supaya lo sering-sering baik sama gue?”

“Gue mau berdamai sama lo, mau jadi temen lo, bukan musuh lo” Jawab Dalvin

“Abis di ruqyah?”

“Serius nih. Gue capek berantem mulu sama lo”

“Lo duluan yang mengibarkan bendera perang’

“Yaudah, sekarang gue mengibarkan bendera damai” Ucap Dalvin “gimana?” Lanjut Dalvin seraya menyodorkan tangan guna menjabat tangan Raisa

Raisa menerima jabatan tangan Dalvin “Gue setuju, gue juga capek ribut mulu sama lo”

“Jadi sekarang kita temenan beneran nih?” Tanya Dalvin memastikan

“Iya”

Lvin tersenyum lebar lalu melepaskan jabatan tangannya dengan Raisa “Yaudah, gue ke lapangan dulu, ya. Udah giliran anak laki-laki yang lari” Ucap Dalvin lalu berlari ke tengah lapangan

Love HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang