Part 4⌛Memories

6.8K 585 62
                                    

Meski samar Jina masih mengingat saat dulu seorang Cho Kyuhyun pernah mencoba meninggalkan dirinya di sebuah panti asuhan.

Ia yang saat itu masih berumur 13 tahun, sudah menyadari bagaimana seorang Cho Kyuhyun sangat membencinya. Terlihat saat bagaimana Kyuhyun memperlakukannya saat itu.

Panti asuhan yang sempat menjadi tempatnya tinggal, sudah menjelaskan jika memang Kyuhyun tak ingin melihat bahkan bertemu dengannya lagi.

Bagaimana mungkin Jina ditinggalkan begitu saja disebuah panti asuhan?

Padahal ia masih memiliki sebuah keluarga?

Ia juga masih mengingat bagaimana dirinya terus merengek kepada kakaknya itu agar tak meninggalkan dirinya sendiri disana.

Setiap hari ia merasa takut dan merasa sedih karena semua orang yang ia cintai perlahan pergi meninggalkan dirinya sendiri. Termasuk Kyuhyun. Kakaknya itu.

Selama lebih dari sebulan ia bahkan terus menyesuaikan dirinya dengan suasana baru atau mungkin dunia baru baginya.

Tapi selama itu pula ia merasa sangat terasingkan karena semua anak yang ada dipanti asuhan terus saja mengejek dirinya. Lebih tepatnya kepada wajahnya yang terlihat sangat menyeramkan dimata mereka semua.

Namun, ia bersyukur karena saat ia dirawat dirumah sakit dulu, Jina mempunyai seorang teman yang masih mau berteman dengannya. Seorang anak berwajah tampan. Berkulit pucat dan mempunyai tinggi tubuh yang hampir sama dengannya.

Seorang teman yang hampir memiliki nasib yang sama dengannya tapi mungkin lebih buruk. Lelaki itu terlihat tak sehat saat dulu ia melihatnya. Lalu tubuhnya juga terlihat lemah. Jika saja dulu ia bisa mengajak temannya itu keluar sebentar untuk menghirup udara segar mungkin mereka bisa tertawa dan bahagia bersama meski Jina tau temannya itu harus kembali kerumah sakit itu lagi.

"Kenapa kau selalu memakai infus ditanganmu?" Tanya Jina kecil penasaran.

"Ah. Ini karena aku masih belum merasa sehat."

"Oh, begitu." Ujar Jina yang seakan mengerti.

"Jadi, kapan kau akan keluar dari rumah sakit?"

"Aku juga belum tau. Kata dokter sepertinya agak lama."

"Ah begitukah? Kuharap kau cepat sembuh ya." Ujar Jina memberikan semangat.

"Kau ini..." Pria kecil itu mengusap cepat rambut Jina, membuat Jina kecil memekik karena ulahnya. Rambutnya jadi terlihat berantakan sekarang.

"Kau membuat rambutku rusak!" Pria kecil itu tertawa saat melihat reaksi Jina. Gadis itu masih mendengus kesal sambil terus merapihkan rambutnya kembali.

"Jina. Bolehkan aku bertanya?"

"Hmm, tentu saja." Ujar gadis itu sambil tersenyum. Ini yang ia suka dari Jina. Gadis itu jika merasa kesal dengan seseorang pasti tak akan lama. Perubahan mood Jina benar-benar membuatnya tambah menyayangi Jina.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kenapa wajahmu hampir tertutup oleh perban?" Ujar pria kecil itu penasaran. Jina hanya bisa menghela nafasnya. Meski umurnya masih 13 tahun tapi seorang Jina tetap memiliki pribadi yang kuat dan tampak dewasa dari anak lain yang seusia dengannya.

It's Hurt New•Kyuhyun[Proses e-book] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang