Part 11⏳Gone?

5.5K 533 88
                                    

Pipinya terasa panas. Sial. Jina menampar dirinya dan sekarang ia mulai geram dengan perlakuan Jina barusan.

Kyuhyun masih menggenggam kedua pergelangan tangan gadis itu dengan kuat dan kini matanya menyala marah, dengan cepat ia menarik dagu gadis itu. Jina menatap pria itu dengan tajam dan berani.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?!" Seru Kyuhyun yang tak suka akan tatapan yang Jina berikan kepadanya.

Posisi mereka kini sangat dekat dan tubuh mereka hampir menempel. Posisi yang sangat tak menguntungkan bagi Jina karena pergerakannya sudah terkunci.

Brakk...

"Kyu, maaf aku..." Ucapan Yoora terputus saat melihat posisi Kyuhyun dan Jina seperti itu. Jarak tubuh Kyuhyun dan wajah mereka sangatlah dekat. Posisi itu membuat Yoora merasa tak nyaman saat melihatnya. Mereka seperti sepasang kekasih yang ingin berciuman!

"Maaf, aku akan pergi sekarang." Ujar Jina langsung saat melihat keterkejutan Yoora. Pasti gadis itu berpikir yang tidak-tidak saat melihat dirinya seperti ini. Dengan mudah Jina melepaskan cengkraman pria itu dan dengan cepat pergi menjauh dari mereka. Ia tak ingin melihat wajah oppanya itu untuk sementara waktu.

"Hmm, maaf tak mengetuk dulu. Aku hanya khawatir jika kau memarahi adikmu lagi." Ujar Yoora yang terdengar canggung. Kyuhyun menggeram sepertinya ia tak mendengar ucapan Yoora. Kyuhyun mengepalkan tangannya dengan erat saat Jina pergi begitu saja.

"Bisakah kau meninggalkanku sendiri?" Tanya Kyuhyun yang terdengar frustasi. Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar lalu duduk dikursi mewahnya.

"Apa kau baik-baik saja? Aku merasa kau..." Ucapannya terpotong dan Yoora menundukkan kepalanya untuk pamit saat melihat wajah Kyuhyun yang terlihat sangat memohon agar dirinya mau mengerti. Well. Sepertinya Kyuhyun butuh waktu sendiri.

••⏳⏳••

Langkah kakinya semakin cepat. Ia benar-benar ingin pulang sekarang, ia sudah tak peduli dengan semua tatapan heran yang dilontarkan oleh para karyawan dikantor ini yang terpenting ia harus pergi dari gedung pencangkar langit ini secepatnya lalu pergi jauh dari Kyuhyun agar hatinya bisa tenang kembali.

Buk...

Jina menabrak tubuh tegap seseorang dan mengakibatkan dirinya hampir saja terjatuh, ini salahnya karena terlalu terburu-buru dan tak memperhatikan jalan.

"Terima kasih." Ucap Jina saat orang itu telah membantunya agar tak mendarat dilantai. Baru saja Jina ingin melepaskan rengkuhan orang itu tapi sepertinya pria itu enggan untuk membiarkan Jina pergi dari hadapannya.

"Ada apa lagi Oh Sehun?" Jina menghela nafasnya dengan jengah saat pria itu tak kunjung mau melepaskan dirinya. Demi apapun ia sangat tak ingin melihat dua makhluk yang ingin dia hindari itu. Jina tak bisa menebak mana diantara mereka yang sebenarnya benar-benar peduli ataupun tidak terhadapnya karena nyatanya mereka pandai menyembunyikan sifat aslinya dibalik topeng-topeng yang mereka kenakan.

"Kumohon dengarkan penjelasanku." Ujar pria itu dengan nada memohon dan tatapan yang sangat menyesal.

'Apakah aku harus mendengarkannya?'

"Baiklah." Ucapan singkat yang Jina berikan membuat Sehun terlonjak senang. Ini kesempatannya untuk menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi.

"Sebaiknya kita berbicara di cafe seberang jalan sana." Ajak Sehun yang sepertinya tau dengan keinginan Jina untuk segera keluar dari kantor ini.

Merekapun berjalan dengan langkah terburu, lebih tepatnya langkah kaki Jina. Ia harus cepat bisa-bisa oppanya itu menyusulnya lagi.

••⏳⏳••

It's Hurt New•Kyuhyun[Proses e-book] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang