Click MV to watch or just listen
••⏳⏳••
"Je-Jerman?" Jina menatap heran dengan pria yang kini terus menyeret lengannya.
"O-oppa." Panggilnya lagi. Kyuhyunpun menghentikan langkahnya lalu menatap gadis itu dengan gusar.
"Dengar, kita sebaiknya meninggalkan negara ini." Ujar Kyuhyun dengan pandangan tegasnya. Pria itu sedikit menahan nyeri diarea perutnya lagi. Tidak. Ia rasa ia memang harus ke dokter tapi ia juga harus segera meninggalkan negara ini.
"Tidak oppa!" Teriak Jina spontan dan melepaskan genggaman tangan Kyuhyun. Tenaganya terlalu lemah untuk meraih lengan gadis itu lagi. Dia hanya bisa memandang gadis itu dengan sorotan mata tak terima.
"Tidak, aku tidak bisa. Bagaimana mungkin aku meninggalkan Seoul? Disinilah tempatku dilahirkan dan tempat dimana eomma dan appa diistirahatkan." Ujar Jina lemah lalu menutupi wajahnya. Ia rasa gadis itu ingin menangis.
"...."
"Tak sadarkah oppa? Selama ini kau selalu memaksakan kehendakmu tanpa peduli dengan tanggapanku?" Ujar Jina lirih. Ingin sekali ia meraih tubuh itu, ia tak peduli apa yang gadis itu pikirkan. Ia hanya mengiginkan mereka segera pergi dari negara ini. Hal itu tidak terlalu sulit bukan? Jina hanya perlu menurutinya dan tak perlu bertanya ataupun membantahnya.
"Jika kau khawatir dengan makam kedua orangtuamu jangan khawatir. Aku juga merasakan hal yang sama, apa kau lupa?" Kyuhyun tersenyum miring menanggapi ucapan Jina.
"...."
"Kita hanya meninggalkan negara ini cherry untuk dua tahun. Tidak. Mungkin satu tahun saja." Ujarnya lagi agar gadis itu mau mengerti.
"Tidak oppa, aku tidak mau!" Gadis itupun mulai melangkah mundur, menghindari lengan kokoh itu agar tak menyentuhnya lagi.
"Kau." Geram Kyuhyun.
"Berikan alasan kepadaku kenapa kita harus kesana?" Tanya Jina dengan berani saat menatap sorot mata Kyuhyun yang tengah marah.
"Aku tak perlu menjawab pertanyaanmu, kau hanya harus mengiyakan saja." Ujar pria itu datar. Baiklah. Kyuhyun memang orang seperti ini tapi bukankah harus ada alasan untuk semua yang ia perintahkan selama ini? Ini sungguh membuatnya kesal!
"Sudah cukup oppa! Aku tidak mau! Kumohon mengertilah. Sudah cukup aku menurutimu sampai dengan pernikahan konyol ini." Elak Jina. Sudah cukup pria itu memonopoli hidupnya. Jika saja Kyuhyun memberikan alasan yang jelas mungkin ia akan menuruti pria itu. Tapi tidak. Ia yakin Kyuhyun hanya berbuat semaunya seperti biasa dan pasti untuk menyiksanya lagi.
"Baiklah! Jika kau ingin tetap disini, mari kita lakukan!" Kyuhyunpun melempar koper yang ia bawa tadi begitu saja kelantai dan dengan cepat meninggalkan kamar yang membuatnya muak seperti ini.
"Kenapa? Kenapa sulit untuk memahamimu?" Lirih Jina sambil menatap tubuh tegap yang mulai menghilang dibalik pintu kamarnya.
••⏳⏳••
Bilang saja dia sudah gila dan tamak. Karena ia sudah memanfaatkan kebencian dan rahasia agar gadis itu terus berada didekatnya.
Dulu ia pernah mencintainya, bahkan sangat tapi mirisnya dia tak pernah mau menatapnya. Jina hanya memandangnya sebelah mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurt New•Kyuhyun[Proses e-book] ✅
Fanfiction#3 superjunior (19/3/19) Dan sebenarnya aku telah menyakiti hatiku dengan menyakitimu.-Kyuhyun Amazing cover by @GENIUS__LAB