Part 22⏳Feeling

4.5K 498 80
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya, ia begitu malas mengerjakan pekerjaan yang monoton seperti ini. Ia rasa ia tak cocok mengerjakan ini untuk waktu yang lama. Ia lebih suka mendengarkan alunan melodi yang begitu lembut dan menenangkan daripada harus melakukan pekerjaan yang selalu sama setiap harinya.

Jina menghela nafasnya jengah. Ia terus memperhatikan arlogi ditangannya. Setengah jam lagi istirahat makan siang. Ia sedikit menguap sambil terus memfotocopy lembar dokumen yang begitu banyak.

'Ah, aku tak cocok dengan pekerjaan seperti ini.'

Ia jadi teringat, karyawan kantor tidak lagi mengusik ataupun menyapanya. Ia tersenyum miris, baguslah mereka tau jika ia adalah adik pemilik perusahaan ini. Jadi, mereka tak akan memandang dirinya dengan sinis lagi tapi kenapa ia lebih merasa risih saat mereka memandangnya dengan raut ketakutan saat bertemu pandang dengannya?

Drttt.. Drtt...

Sehun is calling

Jina mengambil ponsel yang ia taruh diam-diam disaku jaketnya, ini adalah pemberian Sehun. Oh. Betapa senangnya ia saat mendapat hadiah ponsel dari pria itu. Setidaknya ada orang yang berusaha ingin menghubunginya dengan nada manis dan kekhawatiran dan bukan sahutan frustasi ataupun bentakan dari sebrang sana.

Tentu saja. Kyuhyun dan Sehun itu jauh berbeda. Sehun itu pria yang lembut, ia begitu nyaman dengannya. Teman baiknya. Kalau Kyuhyun... Entahlah ia tak tau sifat asli pria itu. Dan yang pasti oppanya itu adalah pria yang menyebalkan didunia ini.

"Jina?"

"O-oh. Iya Sehun?"

"Kau sedang apa?"

"Hmm, aku sedang merapihkan berkas-berkas."

"Dari nada bicaramu sepertinya kau merasa bosan bukan?"

"Hmm..."

"Kalau begitu mari kita makan siang. Aku akan menjemputmu didepan kantor."

"Tu-tunggu kita mau kemana?"

"Tenang saja, kita akan makan di restoran favoritku dan jaraknya tak jauh jika kita naik mobilku dan aku pastikan kau tak terlambat saat jam istirahatmu habis."

"Baiklah! Ayo! aku akan langsung menunggumu didepan kantor Sehun."

"Haha, baiklah. Aku suka semangatmu princess."

"Kalau begitu kututup telponnya."

Jina mematikan ponsel itu dengan cepat. Ucapan Sehun membuat wajahnya sedikit memerah. Kenapa pria itu akhir-akhir ini terus memanggil dirinya dengan sebutan 'princess?'

"Apa kau sakit?" Jina terlonjak kaget saat suara berat itu memandangnya dengan raut wajah heran. Oh. Tidak. Apa Kyuhyun mendengarnya berbicara tadi? Ini buruk. Bisa-bisa ponselnya akan dibuang lagi.

"Ti-tidak... Ak-aku..." Ujar Jina kaku.

"Hmmm, kurasa kau tidak apa-apa. Kalau begitu cepat lanjutkan pekerjaanmu dan jangan terdiam seperti itu lagi." Ujar pria itu lalu beranjak pergi ke ruang singgasannya dengan cepat. Oh god! Untung pria itu tidak bertanya lebih jauh.

Jina dengan cepat merapihkan dokumennya lalu berusaha kembali kemeja kerjanya yang terletak didalam satu ruangan dengan sang direktur muda itu.

••⏳⏳••

Pria itu sedikit menimang untuk mengajak gadis itu pergi makan siang dengannya. Ia terus mondar-mandir tak jelas sejak memasuki ruangan tersebut. Wajah Jina tadi sedikit memerah apa ia sakit? Tapi kenapa rasanya gadis itu terlihat sehat-sehat saja?

It's Hurt New•Kyuhyun[Proses e-book] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang