Part 10⏳Crying

5.8K 523 95
                                    

Jina melihat gedung nan kokoh itu dengan pandangan mata yang terlihat kosong. Lama ia berdiam diri seperti itu sejak setengah jam yang lalu. Kakinya enggan untuk melangkah kembali. Rasanya ia begitu malas untuk memasuki kelasnya.

Ia tersentak kaget saat merasa ada yang merangkul pundaknya. Pria itu tersenyum lebar saat melihat pandangan risih yang Jina lontarkan.

"Kau sekarang sudah jarang masuk kuliah. Aku merasa kesepian disini." Ujar pria itu dengan raut wajah dibuat sesedih mungkin. Jina hanya menanggapinya dengan memutar matanya.

"Kajja, kita harus masuk kelas." Dan lagi-lagi tanpa menunggu dirinya menjawab pria itu sudah menarik tangannya erat.

Tanpa sadar Jina tersenyum tipis dengan perlakuan Sehun kepadanya. Ia merasakan perasaan aneh dihatinya saat Sehun berada didekatnya.

Rasanya kejengahannya tadi telah sirna. Ia merasa sedikit senang. Selama ini tak ada yang mendekatinya meski hanya bertegur sapa. Mereka seolah menganggap dirinya makhluk tak kasat mata dan tentu saja hal itu membuat dirinya begitu sedih.

••⏳⏳••

Jina tertawa kecil saat pria itu menceritakan hal yang konyol kepadanya.

Sehun masih saja semangat menceritakan tentang Prof. Leetuk yang menarik kupingnya saat ketahuan tertidur dikelas tadi.

"Dan kau tau? Padahal aku sudah membuat gambar mata dikelopak mataku, tapi tak kusangka dia tau aku sedang tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dan kau tau? Padahal aku sudah membuat gambar mata dikelopak mataku, tapi tak kusangka dia tau aku sedang tertidur. Sungguh ajaib bukan?" Jina mengeryitkan alisnya. Sebenarnya yang ajaib disini adalah perilaku Sehun. Oh. Ayolah. Hal itu sungguh konyol. Jina yang duduk disebelahnya saja sudah ingin mencubit pipi pria itu agar terbangun.

'Jika aku tak tau tentang kemampuan otaknya pasti dimataku Sehun akan kuanggap pria gila dan aneh.'

Lama mereka seperti itu dan tak terasa hari sudah menjelang sore hari. Ia harus segera pulang.

"Sehun, kurasa aku harus pulang sekarang." Ucap Jina dan langsung membereskan tasnya lalu bersiap untuk pergi jika saja tangan Sehun tak menahan lengannya.

"Tunggu, aku akan mengantarmu." Ucapnya. Jina menggelangkan kepalanya. Tidak. Pria itu tak bisa mengantarnya.

"Ayolah, sekali ini saja." Pintanya dengan menunjukkan pupy eyes nya.

"Maaf, aku bisa pulang sendiri." Ujar Jina yang sepertinya tak terpengaruh akan ucapan Sehun barusan.

Sehun menghela nafasnya. Baiklah ia tak bisa memintanya lagi.

"Kalau begitu aku akan mengantarmu sampai pintu gerbang kampus." Dengan cepat Jina mengiyakan saran Sehun.

"Tapi aku ingin ketoilet, kau tunggu disini sebentar, ok?" Dengan cepat pria itu sedikit berlari kearah toilet yang ada di kantin kampus.

Jina melihat ponsel Sehun yang terus saja berdering. Ternyata pria itu lupa membawanya. Tentu saja Jina hanya memandangi ponsel itu tanpa ada niat mengambilnya.

It's Hurt New•Kyuhyun[Proses e-book] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang