Jina menatap kearah kamar yang tertutup itu. Ia sendiri tak tau dengan pikirannya saat ini. Seharusnya ia bersyukur jika oppanya itu sakit bahkan mungkin meninggal? Entahlah hanya saja ia masih memiliki hati nurani untuk merasa khawatir terhadap pria itu.
"Pergi!" Jina menatap tak percaya dengan teriakan yang baru saja dia dengar.
Jina memundurkan langkahnya saat dokter pribadi keluarga ini sedikit memijit pelipisnya saat keluar dari kamar tersebut.
"Nona, saya permisi." Baru saja ia ingin menanyakan kenapa Kyuhyun seperti itu tapi dokter itu pergi begitu saja.
Setelahnya Jina menimang-nimang apakah ia harus masuk kedalam untuk memeriksa keadaannya?
Langkahnya terus saja merasa ragu saat hendak memegang handle pintu. Dengan pasti ia menyakinkan dirinya untuk masuk kekamar itu.
Kyuhyun terlihat menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Sepertinya Kyuhyun belum menyadari ia yang sudah masuk kekamar ini.
Jina mencoba melangkah mendekat tapi sebuah desisan membuat langkahnya terhenti begitu saja.
"Pergilah." Jina masih terdiam kaku saat mendengarnya.
"Seharusnya kau tak menolongku, seharusnya kau membiarkanku mati disana." Ujar Kyuhyun lalu pria itu menatap langit kamarnya dengan pandangan mata yang kosong.
"Ak-aku tak bisa membiarkannya. Ak-aku merasa khawatir dengan keadaanmu." Ujar Jina sambil mengigiti bibirnya. Inilah dia, kadang Jina bisa dengan lantang menyuarakan isi hatinya tapi disaat yang sama gadis itu juga bergetar ketakutan saat berbicara.
"Bukankah seharusnya kau merasa senang jika saja tadi aku langsung mati? Dengan begitu kau akan terbebas dariku." Kyuhyun tertawa miris. Jina yang mendengar hal itu langsung mengepalkan tangannya.
"Benar. Seharusnya aku marah padamu dan seharusnya aku membiarkan kau kesakitan dan mati saja tadi. Akh. Aku memang bodoh bukan?" Tanya Jina yang seperti sedang mempertanyakan kebodohannya itu. Pria itu berdecak saat mendengarnya.
"Apa kau melakukan ini agar mendapat permintaan maaf dariku." Tanya pria itu tepat kearahnya.
"...."
"Meskipun kau melakukan hal yang lebih besar dari ini, kau tak akan pernah mendapatkan permintaan maaf itu." Jina menggeram. Yah anggaplah seperti itu. Ia menyelamatkannya agar Kyuhyun sedikit membuka hatinya untuk memaafkan dirinya meski sedikit tapi kenapa sekarang perkataan seperti itu yang terlontar dari Kyuhyun?!
"Kyuhyun!" Suara pintu yang terbuka dan teriakan itu seketika membuat kedua manusia itu berhenti dari percakapan sengit mereka.
Jina menatap tak percaya saat gadis yang beberapa hari lalu menghilang begitu saja kini tiba-tiba datang kerumahnya.
"Yoora?" Ujar Jina tak percaya. Bukankah seharusnya Yoora sudah tak menemui Kyuhyun lagi karena Kyuhyun telah menyakiti hatinya? Jina tersenyum miris saat melihat pemandangan didepannya. Beruntung sekali pria itu. Meski ia sudah menyakiti hati Yoora tapi faktanya Yoora tetap memilih bersama Kyuhyun. Benar. Seharusnya ia tak perlu khawatir lagi karena ada Yoora disini.
"Kyuhyun kau kenapa?" Yoora menatap tak percaya dengan Kyuhyun saat ini. Pria itu terlihat sangat pucat dan terbaring lemah sekarang.
"Sebaiknya kau keluar dari sini." Jina menatap tak percaya dengan perkataan Kyuhyun saat pria itu menyuruh dirinya untuk pergi. Pasti karena ada Yoora. Jadi, Kyuhyun tak ingin diganggukan?
Yoora menatap kearah Jina. Astaga ia baru sadar jika ada gadis itu disini. Tadi ia terlalu khawatir dengan Kyuhyun sampai gadis itu tak terlihat olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurt New•Kyuhyun[Proses e-book] ✅
Фанфик#3 superjunior (19/3/19) Dan sebenarnya aku telah menyakiti hatiku dengan menyakitimu.-Kyuhyun Amazing cover by @GENIUS__LAB