Jina menguap lagi, Ia sedikit mengerjapkan matanya beberapa kali sampai terbuka sepenuhnya.
Matanya masih terasa berat untuk terjaga sepenuhnya, padahal sudah menunjukkan jam 8 pagi. Kyuhyun terus menatap layar latopnya sambil sesekali melirik Jina yang dengan wajah polosnya menguap begitu lebar. Bukankah image Jina terlihat berkurang? Dari yang biasanya terlihat anggun dan mempesona kini turun beberapa derajat.
"Kau tak makan?" Tanya Kyuhyun sambil terus menatap layar laptopnya.
Jina menggelengkan kepalanya. Ia berulang kali menepuk pundaknya. Entah kenapa rasanya hari ini ia sangat butuh istirahat lebih banyak. Ia butuh tidur lagi sejenak.
"Astaga!" Jina terlonjak kaget saat tau jika dirinya tertidur dikasur dan bukannya di sofa. Tunggu kenapa ia tak sadar sejak terbangun tadi? Bodoh kau Jina. Rutuknya.
"Kenapa?"
"A-ah. I-itu maaf oppa, aku baru sadar jika aku tertidur disini." Jina memainkan jari tangannya untuk menahan rasa gugupnya.
Kyuhyun yang mendengarnya hanya bisa menaikan alisnya. See? Jina memang bodoh. Apa gadis itu pikir jika dia sendiri yang tiba-tiba tertidur dikasur tanpa dibantu oleh seseorang? Jelas-jelas gadis itu sudah tertidur di pantai dan dirinyalah yang menaruh Jina dikasur empuk itu.
"Maaf oppa, aku tak ingat jika aku tertidur disini. Kalau begitu untuk malam nanti aku pasti akan tidur disofa." Jina langsung melompat dari kasur dan bergegas menghindari Kyuhyun untuk pergi kemanapun selain diruangan ini.
"Aku memang tau kau bodoh. Seharusnya kau lebih menyadari bagaimana dirimu tiba-tiba bisa dikasur sedangkan kau sendiri sudah tak sadarkan diri sejak di pantai."
Jina yang mendengarnyapun menghentikan langkahnya. Mwo? Jadi apa pria itu yang membawanya? Ia merutuki kebiasaan jeleknya yang satu ini. Terkadang tak sadar secara tiba-tiba jika tubuhnya merasa sangat lelah. Lalu jika mati lampu ia bahkan tak ingat siapa saja yang ada disampingnya. Ia tau itu. Hani yang menceritakannya. Terkadang ia merasa kesal dan marah karena tak bisa menghilangkan traumanya ini.
"Gomawo."
"Untuk?"
"Karena oppa sudah baik kepadaku." Sesak. Itu yang dirasakan Kyuhyun sekarang.
Saat mendengarnya kenapa seakan terasa menyayat hati?
Kenapa ia tak pernah bisa jujur kepada Jina?
Kenapa?
"Oppa mau kemana?" Jina terheran saat pria itu tiba-tiba menutup laptop yang sedari tadi tak pernah terlepas dari pandangannya.
"Aku mau keluar sebentar." Ujarnya dan tanpa menoleh Kyuhyunpun meninggalkan kamar Hotel begitu saja.
"Apa aku salah bicara?" Ujar Jina heran sambil menatap tubuh tegap yang telah hilang dibalik pintu berwarna coklat tersebut.
••⏳⏳••
"Akh. Lebih baik aku tidur sebentar lagi. Lagipula bukankah acaranya nanti malam?" Jina merebahkan tubuhnya kembali untuk menikmati seprai nan lembut yang seakan menenggalamkan dirinya dalam kehalusan yang membuat dirinya ingin lama-lama di ranjang ini.
Baru saja ia akan memejamkan matanya sampai terdengar getaran didalam tas selempangnya.
Dengan sedikit malas Jina mengambilnya dan menjawab telpon disebarang sana dengan setengah sadar.
"Kau di Hotel mana?
"Aku di Hotel Jeju Island."
"Baiklah aku akan segera kesana."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurt New•Kyuhyun[Proses e-book] ✅
Fanfiction#3 superjunior (19/3/19) Dan sebenarnya aku telah menyakiti hatiku dengan menyakitimu.-Kyuhyun Amazing cover by @GENIUS__LAB