Click MV to watch or just listen
••⏳⏳••
Universitasnya memang sangatlah terkenal. Banyak artis, pembisnis dan seniman populer merupakan lulusan dari kampus ini. Ditambah pemandangan gedungnya yang cukup unik dimata, terlebih terdapatnya pohon Sakura yang mulai bermekaran disepanjang jalan menuju kampus dan ada satu pohon yang sangat besar dibelakang kampus ini. Tapi, sangat jarang mahasiswa yang berkunjung kesana karena tempatnya yang lumayan jauh dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Sehun tersenyum lebar saat menemukan gadisnya yang ia cari sejak tadi duduk terdiam dibawah pohon Sakura itu. Yah. Pohon besar yang tampak seperti persembunyian seorang Kim Jina. Sehun sangat tau kemana biasanya Jina menyendiri. Sejak ia menjadi salah satu mahasiswa disini, ia selalu mencoba mencari tau kebiasaan apa saja yang biasanya Jina lakukan.
Sehun sedikit memperlambat langkahnya saat melihat Jina memejamkan matanya dan menghirup aroma musim semi dalam hembusan setiap nafasnya.
Ia tersenyum senang saat melihat wajah damai Jina. Ia terus berjalan sambil menggenggam bunga sakura kering yang sudah diawetkan dengan cara diberi perekat plastik. Benda ini adalah sumber harapannya. Karena hanya inilah yang ia temukan dari kamar rumah sakit yang dulu pernah Jina tinggalkan tanpa adanya salam perpisahan apapun.
"Boleh aku duduk disini?" Jina terhentak, ia baru tersadar jika ia terlalu mengagumi perubahan warna kelopak bunga tersebut dan aromanya.
"Hmm." Matanya terbuka. Ia mengangguk dan melihat seorang Oh Sehun yang ingin duduk disampingnya. Menyadari hal itu ia pun sedikit menggeser duduknya.
"Bukankah mereka cantik? Sama seperti bunga sakura yang dulu pernah seseorang tinggalkan didalam kamarnya." Sehun menatap bunga sakura itu dengan tersenyum. Jina terdiam saat mendengar perkataan Sehun. Saat melihat bunga sakura itu mengingatkan dia dengan bunga yang pertama kalinya ia ambil dan simpan dimeja kamar rumah sakitnya. Bunga yang selalu menaminya saat melewati masa-masa kritis dan kesakitan. Bunga yang merupakan salah satu doa yang ia lantunkan didalamnya. Benda yang seharusnya ia simpan untuk selamanya. Tapi, benda itu memang ia sengaja taruh diatas meja karena ia ingin sekali memberikan bunga itu untuk seorang teman yang saat itu selalu menemaninya saat dirumah sakit dulu.
"Entahlah." Gumam Jina sembari menghela nafas. Pikirannya jadi melayang kemasa lalu karena ucapan Sehun.
Sebelum Sehun bertanya lebih lanjut Jina menyandarkan kepalanya di pundak tegap pria yang kini mengenakan jaket coklat tersebut. Tangan nan kokoh itu pun mulai mengusap pelan rambut panjangnya dengan lembut dan tanpa ragu Sehun melingkarkan tangannya dipinggul gadis itu. Ia menyukai harum tubuh Jina. Wangi cherry.
"Jina, kenapa kau selalu terlihat sedih. Kau sungguh membuatku merasakan hal yang sama saat memandangi wajahmu itu. Kau tau? Hatiku sakit saat melihatnya." Jina yang mendengar hal itu, mengeryitkan alisnya. Kenapa Sehun tiba-tiba berbicara seperti itu? Gadis itu pun menatap wajah tampan Sehun yang terlihat bersungguh-sungguh akan ucapannya barusan.
Sebelum Jina sempat menanyakan keherannya. Pria itu langsung menggenggam jemari Jina, benda yang nampak berkilau itu sungguh menggangu pemandangannya sejak tadi. Ia hanya bisa menghela nafasnya panjang. Kenapa cincin itu harus ada disana?
"Sehun..." Panggil Jina saat melihat Sehun yang tengah menatap tak suka akan cincin pernikahan yang ia pakai.
"Jina. Kim Jina. Gadis kecil yang dulu sangat ceria, cerewet dan tak peduli akan luka yang ia dapat. Meninggalkan seseorang saat dirumah sakit dulu tanpa adanya salam perpisahan dan hanya meninggalkan sebuah kelopak sakura diatas mejanya." Ujar Sehun tak disangka. Jina membulatkan matanya saat mendengar ucapan Sehun barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurt New•Kyuhyun[Proses e-book] ✅
Fanfiction#3 superjunior (19/3/19) Dan sebenarnya aku telah menyakiti hatiku dengan menyakitimu.-Kyuhyun Amazing cover by @GENIUS__LAB