--I'm sorry for blaming you. For everything I just couldn't do. And actually I've hurt my self by hurting you--
--Aku minta maaf karena telah menyalahkanmu. Untuk semua yang tidak bisa kulakukan. Dan sebenarnya aku telah menyakiti hatiku dengan menyakitimu--
••⏳⏳••
"Sepertinya aku harus segera kembali." Jina langsung berdiri. Yah. Sejak satu jam yang lalu mereka masih terduduk dalam diam. Jina yang merasa bingung dengan kecanggungannya saat ini terhadap Sehun dan pria itu juga yang tak ada niat untuk membuka percakapan lebih lanjut, membuat mereka lebih banyak sibuk dengan pikiran masing-masing.
Jina tak tau saja, sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang hinggap dipikiran Sehun selama ini. Hanya saja ia tak ingin Jina merasa tertanggu dengan semua pertanyaan yang selalu ia pikirkan selama ini tapi percayalah satu per satu semua hal tentang kehidupan dan keadaan Jina yang ingin ia ketahui kebenarannya perlahan terungkap dengan sendirinya.
"Yah. Kurasa sudah lama kita meninggalkan pesta." Ujarnya setuju. Ia sedikit melirik jam rolexnya lalu kembali menatap Jina yang sudah mulai berdiri dan siap untuk pergi meninggalkannya.
"Mari kuantar." Sehun merangkul bahu Jina tapi membuat Jina terkejut dan dengan refleks menyingkirkan tangan pria itu. Membuat Sehun menatapnya tak percaya.
"Ma-maaf. Ak-aku hanya terkejut." Jina mengigit bibirnya kecil. Memang, sudah sangat lama rasanya ia tak pernah sedekat ini dengan seseorang selain oppanya itu, terlebih kini status Sehun dan dirinya telah berubah menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Ini membuat dadanya merasa sedikit gugup. Entah karena apa.
"Ah, begitu." Ujar Sehun yang terlihat kecewa. Langsung saja Jina membulatkan matanya dan dengan cepat meraih tangan Sehun. Lalu pria itu menatapnya dengan raut wajah yang terlihat bingung. Apa yang ingin Jina lakukan?
"Ak-aku. Ah. Mari kita cepat kedalam!" Sahut Jina dengan menarik tangannya untuk segera mengikutinya masuk kedalam ruangan begitu saja. Gadis itu begitu gugup dan tindakannya barusan membuatnya langsung sedikit memukul kepalanya. Bodoh. Sebenarnya apa yang sedang ia lakukan saat ini? Ia pikir ia merasa bersalah dengan melihat raut kecewa Sehun tadi dan tanpa berpikir panjang ia langsung menarik tangan pria itu. Ia tak ingin Sehun terlihat sedih tadi. Hanya itu saja.
Sehun tersenyum kecil dan terus mengikuti langkah Jina dengan senang. Sungguh lucu dan menggemaskannya Jina saat terlihat beberapa kali memukul kepalanya dan bergumam dengan suara tak begitu jelas. Ah. Kim Jina itu memang sesuatu bukan?
"Jina, tunggu..." Perlahan tarikan Jina berhenti dan tubuhnya tertarik kebelakang dan membentur punggung tegap pria itu. Tentu saja hal itu langsung membuat matanya melihat kearah Sehun.
"Pakailah ini dulu. Tanganmu sungguh dingin. Pastikan dirimu merasa hangat." Sehun memberikannya syal. Lalu mengubah posisi Jina agar berhadapan dengannya. Dengan perlahan, syal itu ia lilitkan dileher gadis itu. Jina terpaku dengan tindakan Sehun lalu matanya membulat saat Sehun mencium keningnya cukup lama. Membuat wajahnya memerah seketika. Astaga! Kenapa tiba-tiba seperti ini?
••⏳⏳••
Kyuhyun terus melangkahkan kakinya mencari adiknya itu. Tidak. Jina itu istrinya sekarang. Sial! Kenapa sulit sekali menemukan Jina?!
Langkahnya terburu-buru untuk segera meninggalkan ruangan tersebut. Sangat sesak rasanya disini. Ia jadi ingin pulang dan ia pastikan dirinya akan langsung menyeret Kim Jina untuk ikut dengannya. Gadis menyusahkan itu sebenarnya kemana? Kyuhyun terus saja menggeram dalam hati, ia masih sangat kesal dengan tindakan Jina barusan. Akh. Menyebalkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurt New•Kyuhyun[Proses e-book] ✅
Fanfiction#3 superjunior (19/3/19) Dan sebenarnya aku telah menyakiti hatiku dengan menyakitimu.-Kyuhyun Amazing cover by @GENIUS__LAB