Click this video to watch or just listen
••⏳⏳••
Tak disangka takdir mempertemukan mereka kembali tapi kini semuanya telah berubah. Gadis ceria itu tampak berbeda, dia sudah tak sama seperti dulu karena kehendak Tuhan membawanya dalam kesakitan yang teramat dalam.
Dia harus kehilangan keluarganya. Kini ia hidup sendiri menatapi nasib untuk kedepannya. Ia tak mempunyai keluarga lagi di Seoul dan tentu saja ia tak pernah tau dimana keberadaan mereka. Karena orangtuanya tak pernah membicarakan hal itu kepadanya.
Jina menatap kosong kedepan. Ia baru tersadar setelah dua jam berlalu. Jina sedikit meringis untuk mengingat kembali memori yang menyakitkan itu.
Seandainya, ia tak meminta untuk pergi berlibur pasti mereka masih tetap disini, bersama dengannya.
Jina kembali memeluk dirinya saat ia telah ingat semuanya.
"Eomma...Appa..." Lirih Jina. Memanggil orangtuanya yang sudah tiada. Jina mulai berusaha bangkit dari kasur rumah sakit dan berusaha menemui mereka yang ia yakin masih ada dirumah sakit ini.
Ia berjalan tertatih, menyangga berat tubuhnya dengan tongkat.
Diujung lorong tampak pemuda dengan mengenakan seragam SMA menyipitkan matanya, ia rasa ia mengenal gadis yang baru saja lewat. Wajah gadis itu seperti dejavu baginya.
Kyuhyun bergegas mencari keberadaan gadis itu tapi tak bisa karena suster memanggil dirinya untuk segera masuk keruangan yang harus ia tuju. Mau tak mau Kyuhyun pun mengikuti suster itu meski ia terus mencuri pandang untuk tetap mengetahui keberadaan gadis itu.
••⏳⏳••
"Tidak! Kalian tak bisa membawa mereka seperti ini!" Teriak Jina. Ia menangis saat dengan mudahnya para dokter dan suster memindahkan jasad orangtuanya yang tampak pucat keruang mayat dan menyarankan untuk mengadakan pemakaman segera.
"Eomma...Appa..." Teriak Jina disela isak tangisnya yang sangat lirih dipendengaran, ia memeluk mereka dengan erat. Tidak. Ia tak sanggup untuk menerima ini. Siapapun itu ia mohon, katakanlah jika ini semua hanya mimpi semata.
"Maaf, nona. Kami harus segera memindahkannya dan kami sarankan anda segera mengadakan pemakaman segera." Ujar dokter itu lalu menundukkan kepalanya bermaksud pamit tapi tangan ringkih itu menahan lengan sang dokter.
"Dokter sudah tau siapa yang menabrak mobil kami?" Lirih Jina sambil menatap penuh harap ke dokter itu agar memberikan jawaban yang sangat ia inginkan.
"Maaf nona, kami tak tau siapa pelakunya. Anda bisa menanyakan langsung kepada polisi." Ujar dokter itu dan berusaha pergi secepatnya. Tampaknya dokter itupun tak bisa berlama-lama diruang ini.
Dengan gontai Jina melepaskan genggamannya dan menatap sendu kepergian orangtuanya yang sudah mulai hilang dari pandangannya.
••⏳⏳••
"Eomma! Kau tak apa?" Ujar pemuda itu dengan wajah paniknya. Dengan cepat ia memeluk sang ibu tercinta.
"Aku tak apa Kyuhyun." Ujar eommanya lembut dan mengusap punggung anak satu-satunya itu.
"Lalu, kenapa eomma bisa masuk rumah sakit dan terbaring seperti ini?" Ujarnya dengan raut wajah cemas. Wanita itu menatap wajah Kyuhyun dan tersenyum.
"Aku.. Akh.. Ini semua karena mobil kami sedikit tergelincir dan berakhir dengan menabrak lampu merah." Eommanya itu sedikit tertawa, membuat Kyuhyun menatapnya dengan sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurt New•Kyuhyun[Proses e-book] ✅
Fanfiction#3 superjunior (19/3/19) Dan sebenarnya aku telah menyakiti hatiku dengan menyakitimu.-Kyuhyun Amazing cover by @GENIUS__LAB