Jalan-jalan

621 56 0
                                    

"Masuk, gih." Kei menyuruh Abimanyu agar masuk setelah membuka pintu mobilnya. Selama beberapa hari terakhir mobilnya hanya mendekam di dalam garasi, namun hari ini Kei berencana pergi untuk jalan-jalan. "Masuk dan duduk aja. Nggak usah tanya apa-apa," perintah Kei tegas untuk mengantisipasi sebelum Abimanyu melontarkan pertanyaan-pertanyaan.

Cowok itu menuruti perintah Kei tanpa bertanya apa-apa sesuai perkataan gadis itu. Ia masuk ke dalam mobil dan duduk dengan tenang. Namun, kepalanya tak berhenti celingukan, memperhatikan setiap detail di dalam mobil itu.

Kei membanting pintu mobil dengan keras sehingga membuat Abimanyu nyaris melompat karena kaget. Ia hanya mengelus dada menenangkan degup jantungnya agar berdetak normal kembali. Sementara Kei beralih ke kursi kemudi. Ia memasangkan sabuk pengaman pada tubuh Abimanyu kemudian miliknya lalu menyalakan mesin dan meluncurlah mobil itu keluar dari garasi dengan gerakan pelan.

"Wow!" Abimanyu berdecak kagum dengan kedua mata berbinar terang ketika mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan sedang. Ia menatap keluar jendela dengan takjub. Pohon-pohon, rumput, bunga, mendung, dan apapun yang ada di luar tampak bergerak mundur. "Hei, lihat Kei, mereka berlari mundur. Bagaimana bisa mereka melakukannya? Ini menakjubkan!" decaknya tak henti. Ia persis seperti anak kecil polos yang senang hatinya karena mendapat mainan baru. Mungkin juga lebih dari itu.

Kei tersenyum kecil. Ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya karena geli melihat tingkah Abimanyu. Kejadian seperti ini pernah dilihatnya dalam sebuah adegan film. Hanya saja Abimanyu lebih sopan dan lembut. Bayangkan saja jika dia norak, pasti akan sangat memalukan dan merepotkan.

Perjalanan terus berlanjut. Gedung-gedung tinggi mulai tampak di depan, samping kanan dan kiri jalan. Lalu jalan tol, jembatan penyeberangan, baliho yang menampilkan berbagai macam produk, tugu-tugu, kendaraan bermotor, angkot, bus, dan masih banyak lagi, semua sudah terlihat. Kei menerangkan dengan sabar pada Abimanyu dan memberitahunya nama benda-benda yang dilihat mereka. Abimanyu tak henti menyunggingkan senyum dan sesekali berdecak mengekspresikan kekagumannya.

"Kamu lapar nggak?" tegur Kei setelah perjalanan mereka sudah sangat jauh. Perutnya terasa melilit karena sejak pagi ia belum sarapan. Abimanyu juga.

Abimanyu mengangguk setuju. Sebenarnya sejak tadi ia lapar, tapi tak terlalu dirasakannya karena hatinya sedang senang sekarang. Terlalu banyak hal baru yang menakjubkan dilihatnya hari ini.

"Kita makan di resto cepat saji aja ya, ntar pulangnya kita beli pizza, terus sekalian belanja di minimarket. Kalau di supermarket ntar antri. Gimana?" Kei menawarkan sejumlah ide pada Abimanyu padahal cowok itu tidak akan paham apa yang diucapkannya.

Namun, sepertinya Abimanyu terlalu asyik menatap keluar jendela sampai-sampai ia tak mendengarkan ocehan Kei.

Mereka sampai di depan Mc Donald's. Kei memarkir mobilnya dan mengajak Abimanyu turun. Gadis itu terpaksa harus menggandeng tangan Abimanyu agar ia tak bingung harus melangkah ke mana.

Kei menyuruh Abimanyu untuk duduk di kursi paling pojok saat mereka telah berada di dalam restoran. Gadis itu juga menyuruh Abimanyu agar diam dan tetap berada di tempat duduknya. Serta jangan bicara pada siapapun selagi Kei  memesan makanan untuk mereka berdua.

Sepuluh menit kemudian Kei datang dengan membawa nampan di tangan. Dua porsi nasi dan ayam crispy ukuran jumbo, sekotak kentang goreng, plus dua gelas besar minuman bersoda.

"Cuci tangan dulu, yuk," ajak Kei sambil menarik tangan Abimanyu tanpa sungkan. Cowok itu menuruti Kei apapun yang gadis itu suruh tanpa banyak bicara. Beberapa ibu-ibu yang kebetulan berada di tempat itu menatap Abimanyu tanpa kedip seraya berbisik satu sama lain. Dasar ibu-ibu ganjen, maki Kei kesal.

"Makan pelan-pelan dan jangan bersuara," ucap Kei seraya menuang saus ke atas nasi miliknya dan Abimanyu. "Nikmatilah karena ini sangat enak. Kamu tahu, aku menyukai makanan ini sejak kecil, loh," tutur Kei sambil mengunyah makanannya.

"Iya, ini enak," desis Abimanyu sependapat dengan Kei. Ia terlihat sangat lahap menikmati ayam crispy-nya hingga nyaris tersedak.

"Makanya pelan-pelan kalau makan," seloroh Kei. Gadis itu menyodorkan minuman milik Abimanyu. "Minum ini. Hirup pelan-pelan dan isinya akan keluar," beritahunya.

Cowok itu menuruti perintah Kei dan mulai menghirup  minumannya, tapi hasilnya ia malah terbatuk.

"Apa ini?" gumam Abimanyu dengan menampilkan ekspresi lucu. "Apa minumanku ada semutnya?" Cowok itu tampak kebingungan dan mulai meneliti gelas plastik di tangannya dari atas sampai bawah. Bahkan Abimanyu berusaha membuka tutup gelas plastiknya. Minuman itu sangat tidak enak dan membuat tenggorokannya tidak nyaman. Berbeda dengan sirup leci buatan Kei.

"Itu racun," cetus Kei dengan wajah tenang.

"Apa?!" Abimanyu berteriak cukup keras. Dan separuh pengunjung tempat itu menoleh ke arah mereka berdua dengan tatapan bertanya. Cowok itu melotot tajam pada Kei tanpa menghiraukan keadaan di sekelilingnya. "Kamu ingin membunuhku?" Wajah kaget itu kini berubah menjadi tidak percaya.

Kei cekikikan melihat ekspresi panik cowok di sebelahnya itu.

"Kenapa kamu malah tertawa?" protes Abimanyu bingung. Apa tawa itu berarti sebuah kemenangan bagi Kei?

"Habisnya kamu percaya aja dibohongin," tandas Kei santai. Gadis itu menyesap minumannya dengan nikmat.

"Jadi ..."

"Itu namanya minuman soda," ujar Kei memberitahu. Ia tidak tega melihat wajah polos Abimanyu dirundung kebingungan terus menerus. "Rasanya memang seperti itu. Seperti digigit semut, kan? Tapi, yang paling nggak enak dari minuman itu pas kamu sendawa. Rasanya nggak enak banget," jelasnya lebih lanjut. Tapi, sebenarnya Kei suka minuman bersoda.

Mendengar perkataan Kei membuat Abimanyu bertambah penasaran. Cowok itu kembali menyesap minumnya dan perasaan aneh itu melewati lidah juga kerongkongannya. Namun, ia malah melakukannya sampai isi gelas plastiknya kosong tak bersisa dan akhirnya Abimanyu bersendawa!

04 Februari 2017 / Revisi 18 Oktober 2019

ABIMANYU # TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang