Belanja

585 56 0
                                    

Pizza dengan topping jamur, keju, dan sosis telah ada di tangan. Sekarang tinggal belanja kebutuhan sehari-hari lalu pulang ke vila. Lagipula matahari sudah mulai condong ke barat dan tubuh Kei juga terasa lelah.

Tapi, Abimanyu yang duduk di sebelahnya masih tampak segar bugar. Wajahnya masih menunjukkan semangat tinggi, ceria, dan tak ada gurat letih di sana. Ia masih tampak gembira dan antusias dengan pemandangan di luar sana. Padahal Kei sudah jenuh melihat tingkah Abimanyu.

Sebuah minimarket sudah terlihat beberapa meter di depan sana dan Kei memperlambat laju mobilnya. Gadis itu dan membelokkan mobilnya dan mengambil tempat parkir kosong di depan minimarket.

"Turun, yuk," ajak Kei sambil melepas seat belt miliknya kemudian membantu Abimanyu juga. Mereka turun dan masuk ke dalam minimarket.

"Selamat datang dan selamat berbelanja!"

Seorang karyawati menyambut kedatangan mereka dengan salam wajibnya. Abimanyu celingak celinguk mencari asal sumber suara lantas tersenyum pada karyawati manis itu. Kei yang melihat kejadian itu buru-buru menarik tangan Abimanyu sementara tangan yang lain mengambil keranjang belanja dari tumpukan.

Sabun mandi, pasta gigi, deterjen cair, dan mie instan telah masuk keranjang belanjanya setelah beberapa saat kemudian. Tinggal mencari minuman dan beberapa cemilan. Kei memutari rak dan ...

Astaga!

Kei menepuk jidatnya. Di sudut sana tampak Abimanyu baru saja menjatuhkan beberapa bungkus makanan ringan dan seorang karyawan sedang sibuk menata ulang tumpukan benda-benda itu di dalam rak. Cowok itu tampak bingung dan tampang bodohnya terlihat kembali. Namun, beberapa saat kemudian ia menatap jajaran minuman dalam kemasan botol yang tertata dengan apik di dalam lemari pendingin lalu menelan ludahnya sendiri. Lucu sih, tapi menyebalkan dan memalukan, batin Kei gemas. Seharusnya tadi ia menyuruh cowok itu untuk tetap berada di dekatnya agar tidak berbuat sesuatu yang memalukan. Atau mungkin lebih baik ia meninggalkan Abimanyu di mobil.

Kei mengambil beberapa bungkus biskuit dan cemilan begitu ingat tujuannya semula lalu memasukkan hasil buruannya ke dalam keranjang.

"Kei!" Tiba-tiba saja Abimanyu muncul di hadapan Kei dan cowok itu tampak mendekap lima bungkus kacang atom di dadanya.

Astaga! Kenapa lagi dia? batin Kei geram. Lagi-lagi Abimanyu membuat ulah. Gadis itu mendengus keras dan buru-buru merebut sebungkus kacang atom dari dekapan cowok itu.

"Satu aja," kata Kei ketus.

"Tapi, Kei..."

"Kamu bakalan bosen kalau makan kacang atom sebanyak itu," tandas Kei tegas. Ia melebarkan matanya saat menatap Abimanyu.

"Tidak," sahut cowok itu cepat. Kepalanya menggeleng berkali-kali. "Aku tidak akan bosan, Kei. Karena ini sangat enak dan rasanya menyenangkan saat memakannya. Kamu tahu, saat memakannya kamu akan mendengar suara seperti krauk-krauk di telingamu," papar Abimanyu serius. Ekspresi dan kalimatnya membuat Kei harus meledakkan tawanya keras.

"Dasar," desis Kei. "Baiklah. Kita akan beli semuanya, tapi kamu harus janji untuk menghabiskan semua itu. Setuju?" Melihat wajah polos itu membuat Kei tidak sampai hati. Namun, ia cukup terhibur dengan tingkah lucu Abimanyu. Dan ujung-ujungnya Kei harus melunakkan hatinya sendiri dengan membeli lima bungkus kacang atom sekaligus.

"Setuju," sahut Abimanyu riang. "Sebenernya kamu juga suka kacang atom itu kan?" Cowok itu berbisik di dekat telinga Kei.

Kei mengangguk. "Tapi aku tidak akan membeli sebanyak itu," selorohnya.

Acara berbelanja telah selesai dan waktunya untuk membayar di kasir.

"Nggak ngisi pulsa sekalian?"

"Oh, nggak," jawab Kei pendek.

"Ada kartu member?"

"Nggak."

Belanjaan mulai dihitung dan setelah itu Kei membayar jumlah totalnya. Mereka keluar setelahnya dan untungnya tak ada masalah lain yang dibuat Abimanyu.

"Gimana? Hari ini menyenangkan, bukan?" tanya Kei setelah keluar dari minimarket. Mobil yang mereka tumpangi meluncur ke jalan raya beberapa menit kemudian.

Astaga!

Betapa terkejutnya Kei ketika melihat ke samping dan menemukan Abimanyu tertidur di joknya. Padahal saat berangkat tadi ia sangat antusias dengan alam sekitar. Dan Kei hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Abimanyu. Eits, tapi jika ditatap lebih lama, cowok itu sangat tampan bahkan saat tidur sekalipun. Seperti malaikat kecil. Eh, bukan. Seperti bayi tak berdosa yang sedang bermimpi indah. Perumpamaan yang ngawur.

Kei segera mengalihkan tatapan ke depan sejurus kemudian.

04 Februari 2017 / Revisi 18 Oktober 2019

ABIMANYU # TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang