Terdampar

935 86 2
                                    

Akhirnya dalam beberapa hitungan menit Kei keluar dari dalam bangunan berbentuk aneh menurut pikiran Abimanyu. Sebuah gelas bening berisi cairan sirup leci lekat dalam genggaman tangannya.

Sementara Abimanyu masih berdiri kaku di tempatnya semula. Belum beralih barang seinchi pun. Dan ksatria muda itu seketika merekahkan senyum terbaiknya saat melihat sosok Kei sedang melangkah menuju ke hadapannya.

"Ini," ucap Kei dengan mengulurkan gelas bening itu ke tangan Abimanyu yang masih bergeming di tempatnya.

"Terima kasih." Dengan bahasa yang sopan, Abimanyu mengucapkan rasa terima kasihnya saat menerima gelas pemberian Kei lalu meneguk isinya sampai tak bersisa. Cairan itu mengalir dengan gerakan cepat ke dalam kerongkongan Abimanyu.

"Jadi," Kei memicing tajam dan melipat kedua lengannya di depan dada. "setelah ini kamu akan pergi kan?" Gadis itu sedikit menekan intonasi suaranya.

Abimanyu menggeleng tak kentara.

"Aku tidak tahu." Abimanyu mengedikkan bahu. Jelas saja ia tidak tahu akan melakukan apa atau mau pergi ke mana setelah ini. Ia sama sekali tidak tahu cara kembali ke dunianya. "Aku ingin kembali ke kehidupanku sebelumnya, tapi aku tidak tahu ini di mana dan bagaimana caranya untuk kembali," lanjutnya sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling. Kenyataannya dunia yang terhampar di sekitar tubuhnya bukanlah tempat yang ia tinggali sebelumnya.

Lucu sekali.

Kei tersenyum kecut sambil membatin.

"Memangnya kamu pikir aku percaya bualanmu, hah?" gerutu gadis itu kesal. Kei terpaksa mendengus berkali-kali untuk meluapkan segenap emosinya. "Memangnya kamu amnesia? Atau jangan-jangan... kamu hantu, ya? Atau alien?" Kei kembali meneliti perawakan cowok misterius itu sekali lagi mulai dari ujung kepala hingga kedua kakinya yang telanjang tanpa alas.

Jika cowok itu hantu rasanya nggak mungkin, karena kakinya jelas-jelas menapak di tanah. Dia juga barusan minum.
Nggak mungkin hantu bisa minum, kan? Kalaupun minum pastilah minum darah hi...

Jika dia alien ... dari planet mana coba? Pasti alien bentuknya nggak seganteng ini.
Atau alien yang sedang menyamar jadi manusia.
Bisa jadi! Tapi, apa alien benar-benar ada di dunia ini?

"Apa kamu tidak ingin menyuruhku masuk atau sekedar duduk di sana?" Ujung telunjuk kanan kepunyaan Abimanyu menunjuk tegas ke arah teras yang berada beberapa langkah di belakang tubuh Kei. Terdapat sepasang kursi panjang berbahan dasar bambu di sana.

Kei menghela napas sambil mengeluh dalam hati.

"Baiklah," ucap Kei ogah-ogahan. Gadis itu terpaksa mengajak Abimanyu untuk duduk di teras vilanya sejurus kemudian. "Sekarang ceritakan asal usulmu. Siapa kamu, asal kamu, rumah kamu, apa tujuan kamu datang ke sini," suruh Kei setelah mereka duduk di atas kursi bambu. Gadis itu sudah bersiap untuk menghubungi polisi jika cowok itu benar-benar mengidap penyakit hilang ingatan. Atau gila? Mungkin juga penjahat yang sedang mencari mangsa?

Abimanyu menarik napas panjang. Ia melirik ke arah Kei diam-diam.

"Aku berasal dari Plangkawati..."

Hah?! Kei terperangah begitu gendang telinganya menangkap nama yang baru disebutkan Abimanyu. Pasalnya nama itu terdengar aneh, asing, dan baru pertama kali didengar oleh gadis itu.

"Apa kamu bilang tadi? Terus di mana itu?" tanya Kei penasaran. Dahinya tampak berkerut sangat tajam.

"Plangkawati." Abimanyu mengulangi ucapannya. "Aku tidak yakin kamu tahu, tapi itu negeri yang jauh," lanjutnya.

"Tapi, ada di peta atau Google Maps kan?" Sepasang mata Kei membulat.

Giliran Abimanyu yang mengernyitkan dahi.

"Apa itu?" tanya Abimanyu bingung. Karena ia memang benar-benar tidak tahu apa yang dimaksud gadis di hadapannya.

"Ah, itu nggak penting," sahut Kei sambil mengibas. Karena gadis itu berpikir jika dijelaskan sekalipun belum tentu Abimanyu paham. Firasat buruknya mengatakan jika cowok itu sedikit gagap teknologi. "Terus?"

"Memangnya apa yang ingin kamu ketahui dariku?"

"Semuanya."

"Semuanya? Apa harus?" tanya Abimanyu polos dan wajahnya menggambarkan ekspresi terkejut. Apa mungkin ia harus menceritakan semuanya seperti permintaan gadis itu?

"Tentu," sahut Kei mantap. Karena gadis itu mulai berpikir jika cowok itu kurang waras karena dilihat dari penampilannya ia bukan hantu atau alien. Jadi, kemungkinan lain yang masuk akal adalah ia termasuk salah satu pasien rumah sakit jiwa yang kabur. Karena Kei mendengar beberapa kilometer dari tempat itu terdapat sebuah rumah sakit jiwa.

"Baiklah, tapi kamu harus janji tidak akan cerita pada orang lain tentang asal usulku." Abimanyu mengajukan persyaratan sebelum ia menceritakan jati dirinya. Karena ini adalah dunia asing seasing-asingnya dan gadis itu adalah manusia pertama yang ditemui Abimanyu. Mungkin saja gadis itu bisa membantu Abimanyu kembali ke dunianya.

"Yaelah," gerutu Kei sewot. "Baiklah. Aku nggak akan cerita sama orang lain tentang kamu. Aku janji," ucapnya seraya mengacungkan jari tengah dan jari telunjuknya membentuk huruf V. Meski sesungguhnya ia tak pernah benar-benar ingin berjanji.

Abimanyu mengangguk. Ia percaya karena gadis itu sudah bersedia untuk berjanji.

"Bisa kamu mulai sekarang?" tanya Kei tak sabar karena Abimanyu tak lekas memulai ceritanya.

"Tentu. Tapi, apa aku boleh minta minum seperti yang tadi?" tanya Abimanyu malu-malu seraya tersenyum sehingga ketampanannya tampak berlipat ganda. "Aku masih haus dan minuman tadi sangat nikmat rasanya."

"Hah?" Kei melotot ke arah Abimanyu dengan ekspresi tak percaya. Lalu gadis itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal sebagai pelampiasan kejengkelannya. Rambutnya yang dijepit seenaknya tambah berantakan. Apalagi sudah tiga hari ini ia tidak keramas. Maklumlah, hawa di tempat itu sangat dingin.

26 Jan 2017 / Revisi 13 Oktober 2019

ABIMANYU # TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang