Menikah

768 48 2
                                    

"Merem dulu Kei, biar eyelinernya nggak belepotan. Sabar ya, Jeng." Seorang penata rias pengantin sedang sibuk mendandani Kei dengan sangat telaten dan teliti. Ia mengoleskan ujung kuas eyeliner ke garis tumbuh bulu mata Kei. Seperti melukis bulan sabit.

"Berapa lama lagi, sih? Perasaan dari tadi nggak kelar-kelar." Kei menggerutu pelan. Pasalnya ia sudah tidak betah duduk di kursi rias itu lebih lama lagi.

"Eh, sabar Jeng. Udah nggak sabar pingin ketemu sang pangeran, ya?" goda Kiki, waria yang kini tengah mendandani Kei. Dia adalah salah satu penata rias pengantin profesional dan sering kali diminta untuk mendandani artis. Jadi, keahliannya tidak perlu diragukan lagi.

Kei hanya mengulum senyum. Setengah malu, setengah tidak sabar. Tapi, lama kelamaan ia ngantuk juga jika dirias selama ini.

Kiki mengoleskan blush ke atas pipi Kei setelah sukses melukis alis sang calon pengantin. Eyelinernya pun sudah berangsur mengering. Bedak, lipstik, eye shadow, semua sudah menempel dengan sempurna ke wajah Kei. Gadis itu berubah bak puteri keraton yang tersesat. Cantik!

"Taraa!" teriak Kiki mengejutkan Kei. "Sekarang buka mata kamu, Sayang," suruhnya bersemangat.

Kei membuka matanya perlahan. Ia mendapati bayangannya terlukis jelas di dalam cermin. Wow! decaknya kagum. Ia baru tahu jika dirinya benar-benar cantik setelah didandani seperti sekarang. Biasanya Kei hanya mengoleskan bedak tipis ke wajahnya atau sekadar pelembab.

"Ternyata aku cantik juga, ya." Kei mengembangkan senyumnya yang kini terlihat sangat manis. Ia mengerjapkan matanya yang terasa berat karena bulu mata palsu yang menempel di sana.

"Ya pasti cantiklah, siapa dulu dong yang dandanin," timpal Kiki berbangga hati. Memuji keahliannya sendiri. "Sekarang tinggal pasang sanggulnya Jeng," ucap Kiki bersiap melaksanakan tugas berikutnya.

Baiklah, Kei duduk dengan tenang sekarang. Butuh beberapa menit untuk memasang sanggul dan selanjutnya ia akan mengganti pakaiannya dengan kebaya pengantin.

Sanggul telah dipasang dengan sempurna. Lumayan berat bagi Kei dan ini merupakan pengalaman pertamanya memakai sanggul.

Kini Kei telah siap. Sebuah kebaya pengantin berwarna ungu muda melekat indah di tubuhnya. Hiasan manik-manik tampak berkilauan menghiasi kebaya pengantinnya. Aksesoris anting dan kalung tak ketinggalan melengkapi penampilannya. Semua tampak serasi dan warnanya juga senada.

Gadis itu menatap bayangannya sendiri di cermin. Mengagumi penampilannya sekarang. Ternyata ia memiliki sisi yang cantik dibalik gaya tomboy-nya selama ini. Pantaslah jika Bim langsung jatuh cinta saat pertama bertemu dengan dirinya.

"Kei! Sudah waktunya, tuh!" Mama muncul tiba-tiba dan memberitahu Kei bahwa acaranya dimulai sebentar lagi. Wanita itu mengenakan kebaya berwarna ungu tua.

Kei menarik napas dalam-dalam dan berdoa dalam hati. Akhirnya waktu itu tiba. Waktu di mana ia benar-benar akan menikah dengan seseorang yang dicintai dan mencintainya. Nyatanya ini bukan sekadar mimpi. Tapi ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan.

Bim telah berdiri di sana dan sedang menantinya. Cowok itu terlihat tampan memakai pakaian adat Jawa yang warnanya senada dengan kebaya pengantin milik Kei. Ia didampingi ayah, ibu, dan kerabatnya. Mereka semua memakai pakaian adat Jawa berwarna lebih gelap dari pakaian kedua mempelai. Sementara itu suara gamelan tak henti terdengar mengiringi prosesi temu manten.

Kei didampingi kedua orang tuanya dan beberapa kerabat, berjalan dengan pelan menuju ke arah Bim yang telah menunggunya. Ia melangkah dengan keyakinan mantap menjemput pendamping hidupnya dan masa depan yang bahagia.

Abimanyu... Di manapun kamu berada sekarang, aku berharap kamu berada di tempat yang indah dan penuh bunga-bunga.
Terima kasih telah hadir dalam hidupku dan mewarnai hariku meski hanya sebentar.
Terima kasih telah memberiku pelajaran hidup yang paling berarti.
Bahwa cinta selalu memilih waktu yang tepat untuk datang. Dan setiap manusia mempunyai jodohnya masing-masing, entah lambat atau cepat.
Jodoh... Seperti busur dan panah bukan?
Ah... sudah ya, hari ini adalah hari terindah dalam hidupku. Karena hari ini adalah hari pernikahanku. Tapi, aku berjanji akan menyimpanmu dalam hatiku.
Selamanya...

13 Februari 2017/ Revisi 20 Oktober 2019

ABIMANYU # TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang