[REVISED] Chapter 08 - #a Doomsday?

668 72 12
                                    

[REVISED] Chapter 08 - #a Doomsday?

• • •

Sehun, Il Woo dan Tiffany sudah duduk di satu meja makan bersama. Sehun menatap gelas berisi anggur merah di depannya dengan tatapan kosong. Sesekali ia menyempatkan diri melirik ke arah Tiffany yang duduk di seberang kakak tirinya.

Hal yang sama bahkan juga dilakukan oleh Tiffany. Namun berbeda dari Sehun yang sedari tadi menatap gelasnya seakan sedang menghipnotis agar gelas itu pecah hanya dengan ditatap olehnya. Tapi bahkan, gelas itu pun sama sekali tak pecah.

Tiffany merasa gemetar. Pikirannya mulai kacau. Memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa tiba-tiba ia disebut sebagai calon istri? Dan siapa orang-orang ini? Ia hanya tahu Sehun seorang. "Jangan-jangan, mereka adalah keluarga Sehun. Tapi..." Tiffany sangat sibuk dengan pikirannya sendiri hingga tak sadar, sang kakek sudah memegang bahunya.

"Bagaimana? Cantik bukan?" Tanya sang kakek pada ayah Sehun.

"Jika dia seorang pria, maka dia akan mirip ayahnya. Tapi bahkan, meskipun seorang gadis, ia juga terlihat mirip dengan ayahnya." Jawab ayah Sehun, sembari tertawa.

Para tetua-tetua ini asyik dengan obrolan mereka sendiri. Jeno hanya mendengar ocehan-ocehan mereka tanpa berhenti mengunyah makanan yang kini ada di depannya. Tiffany berani bersumpah, bahwa Jeno adalah orang paling bodoh yang tak peka akan situasi. Tiffany membutuhkannya sekarang. Ia berharap, Jeno bisa membawanya kembali ke rumah. Bukan situasi seperti ini yang Tiffany harapakan. "Sungguh malam yang kacau." Rutuk Tiffany.

Ketidaktahuan dirinya akan semua hal ini, membuatnya menyumpah pada dirinya sendiri. Begitu bodohnya sehingga ia tidak tahu kalau ternyata malam ini adalah malam pertemuan antara dirinya dengan sang calon suami yang dijodohkan oleh kakeknya sendiri.

Tiffany teringat. Ia lantas memandangi pria di depannya. Seseorang yang disebut-sebut akan menjadi calon suaminya.

"Kau pasti kaget. Jangan khawatir! Il Woo sudah tahu banyak tentang mu. Ayah yakin, ia akan menjadi suami yang tepat bagi mu."

"Ayah? Ayah mertua? Maksudnya? Berani sekali menyebut dirinya sendiri sebagai ayah mertua, padahal belum ada ikatan apapun?" Tiffany membatin.

Tiffany sama sekali tidak perduli jika orang yang ada di depannya ini merupakan salah seorang kerabat kakeknya yang tiba-tiba jadi besan keluarganya.

Il Woo beralih menatap Tiffany. Seketika ia tersenyum singkat. Senyumannya membuat Tiffany bergidik ngeri. Senyuman yang merupakan sebuah petanda buruk. Petanda buruk bahwa ia bisa saja benar-benar dinikahkan dengan pria di depannya.

Percayalah, bahwa sekarang Tiffany sedang berusaha keras untuk melarikan diri dari situasi yang membuatnya tak nyaman. Sungguh! Ia tak terima akan hal yang terjadi hari ini. Ia akui, kakeknya sudah semena-mena malam ini. Yang mengatakan, bahwa hanya akan ada makan malam keluarga, dan ternyata malah pertemuan keluarga untuk menjodohkan dirinya, yang bahkan ia sama sekali belum tahu mengenai kabar ini.

Tiffany berdiri dari duduknya, membuat semua orang menatap ke arahnya termasuk Sehun yang sudah duduk di ujung meja makan dengan tatapan penuh amarah. Tiffany bisa melihat itu. Melihat itu membuat Tiffany takut dan gelisah. Sehun adalah orang yang gila. Tiffany memang tak bisa menebak sekarang, tentang bagaimana Sehun bisa terlibat dalam situasi ini. Ia bahkan tak tahu apakah Sehun benar-benar keluarga dari kerabat sang kakek? Yang jelas, untuk sementara ini, Tiffany berpikir bahwa orang-orang tak ia kenal itu memang keluarga Sehun.

"Aku akan pergi ke toilet sebentar." Ujar Tiffany.

Hanya suara Tiffany yang terdengar. Beberapa saat kemudian, kembali terdengar ocehan antara kakeknya dengan ayah Sehun.

[BOOK#1] Queen of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang