[REVISED] Chapter 14 - #Need to Escape

346 63 10
                                    

[REVISED] Chapter 14 - #Need to Escape

• • •

Il Woo kembali memasuki ruang rawat sang ayah, setelah Tiffany dan Jeno pamit untuk pulang. Dilihatnya Sehun terduduk dalam diam di sofa, tanpa aktivitas apapun. Tak ada yang dilakukan oleh Sehun selain hanya dengan menunduk dan kemudian melirik ke arah ayahnya yang terbaring tak berdaya. Il Woo kemudian mengambil tempat di sebelah Sehun. Sehun menyadari hal itu, namun ia tetap berusaha untuk terlihat tenang.

"Kenapa kau melakukan hal itu?"

"Apa?" Balas Sehun.

"Mengatakan kepada semua orang bahwa kau akan menikahi Tiffany dan membuat ayah syok?"

"Kau ingin membuka perkara ini lagi dengan ku? Aku mengerti, bahwa aku salah. Sekarang diamlah!" Ujar Sehun dengan nada malas untuk berbicara sekarang.

"Tiffany menunggu mu sedari kemarin di luar, tapi kau bahkan tak menemuinya sama sekali?"

"Kau tak perlu banyak bicara dengan ku!" Kata Sehun masih dengan nada dingin.

Il Woo ikut memperhatikan tempat tidur sang ayah, kemudian ia menghela nafas pelan. Setitik air mata mulai jatuh dari pelupuk matanya, menuruni hingga ke pipi. "Jika semua ini akan berakhir, maka kau boleh pergi sesuka hati mu. Aku tak akan melarang mu!" Ujar Il Woo, lalu hendak berjalan keluar dari ruangan.

Namun sesuatu menghentikan langkah Il Woo. Begitu juga dengan Sehun. Sesuatu yang membuat Sehun merasa tegang.

Bedside Monitor yang terletak di samping tempat tidur sang ayah berbunyi dengan aneh. Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Bunyinya terdengar dua kali lebih cepat. Il Woo dan Sehun dengan cepat menyambar ke tempat tidur sang ayah. Ayahnya sama sekali tak bergerak, sedangkan bunyi yang dihasilkan oleh monitor itu tak kunjung berhenti atau setidaknya kembali normal.

Dengan langkah cepat, Sehun menekan tombol emergency di samping tempat tidur sang ayah. Beberapa detik kemudian, beberapa perawat dan juga dokter tengah berada di ruangan itu.

"Dimohon untuk keluarga pasien agar bisa menunggu di luar, selagi dokter memeriksa kondisi pasien." Kata salah satu perawat yang mendorong dengan pelan tubuh Il Woo dan Sehun agar keluar dari ruangan.

Mata keduanya tak lepas dari sang ayah, yang sekarang pakaian rumah sakitnya dibuka oleh sang dokter. Sehun dan Il Woo berada di luar ruangan, memantau dari kejauhan kondisi sang ayah. Perawat yang lainnya lalu menarik alat kejut jantung dari pojok ruangan. Hati Il Woo dan Sehun sakit ketika melihat alat itu menyentuh tubuh sang ayah. Alat itu terus digunakan, tetapi tak ada tanda-tanda perubahan. Bedside monitor masih mengeluarkan bunyi yang sama. Mata keduanya menangkap sang dokter yang memberikan alat kejut jantung itu pada perawat di sampingnya. Saat ini, yang dilakukan oleh dokter itu adalah menumpuk kedua tangannya di atas dada sang ayah dan berusaha untuk memompa jantung sang ayah dengan cara manual.

Sehun dan Il Woo sama-sama menutup kedua mata mereka, berharap suatu keajaiban muncul saat ini. Namun, terlambat sudah. Mata keduanya terbuka ketika mendengar dokter mengatakan... "Catat waktu kematiannya." yang setelah itu dilanjutkan oleh perawat lain, dengan menutup seluruh tubuh ayahnya dengan selimut putih rumah sakit.

Hati kedua anak itu hancur berkeping-keping. Il Woo berjalan masuk ke ruangan, sedangkan Sehun berjalan ke arah kursi di luar ruangan dan bersandar. Air matanya mengalir deras setelahnya. Sehun bahkan bisa mendengar suara tangisan Il Woo yang terus memanggil-manggil sang ayah. Sehun terus saja berurai air mata. Membuat dirinya sadar, bahwa dia adalah orang paling terbodoh di dunia.

"Kemarin aku masih tidak mengakuinya. Tapi kenapa aku jadi semakin takut saat ini? Akulah yang membuat hal ini terjadi. Aku takut! Benar-benar ketakutan! Ini semua salah ku. Aku minta maaf, ayah! Aku menyesal."~

[BOOK#1] Queen of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang