[REVISED] YURI-IL WOO 'Special Chapter' - #The Way I Love You

504 51 8
                                    

[REVISED] YURI—IL WOO 'Special Chapter' - #The Way I Love You

• • •

Yuri terfokus pada komputer di depannya. Wanita itu kehabisan ide, hingga bertumpu pada tangannya sendiri, tanda rasa frustasi menghampiri. Hingga akhirnya, wanita itu lebih memilih untuk menyegarkan wajahnya. Wanita itu lalu berjalan melewati teman-teman sepekerjanya di kantor.

Ah! Bahkan sampai hari ini, Yuri tetap saja dimusuhi. Ya, oleh teman sepekerjanya. Atau bisa dibilang, satupun dari mereka tak pernah mendekati Yuri semenjak Yuri bekerja di DS Group. Tidak ada yang berubah, dan mungkin kondisi Yuri di DS Group. seterusnya akan seperti itu.

Sesampainya wanita itu di toilet, ia langsung menarik tuas keran dan berdiri di depan cermin yang menampilkan setegah dirinya. Ia lalu bernafas pelan. Kemudian kembali membasuh lengannya dengan air yang sedang mengalir. Setelah itu, meletakkan kedua tangannya, menutupi seluruh wajahnya.

Segar!

Meski belum tahu, apa sesudah ini pikirannya akan kembali mencetuskan ide-ide untuk menyelasaikan pekerjaannya saat ini atau tidak. Tapi Yuri berharap, "Semoga saja seperti itu."

Merasa lebih rileks, Yuri segera melangkahkan kakinya kembali ke meja tempatnya bekerja. Ia menyempatkan diri untuk melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Dan dirinya masih berada di kantor, menyelesaikan proyeknya mengenai pengaruh pasar belakangan ini.

"Yuri-ya!" Panggil seseorang dari arah depannya.

Ia lalu menyadari bahwa yang memanggil namanya adalah orang yang sangat ingin ia hindari, namun tidak bisa terwujud begitu saja. Il Woo. Matanya langsung beralih ke setiap sudut, memastikan tak ada seorangpun yang melihat dirinya. Apalagi melihatnya berbicara dengan Il Woo, Presdir di perusahaan tempatnya bekerja.

"Waeyo, oppa?" Tanya Yuri sambil melangkahkan kakinya ke arah Il Woo.

"Mau temani oppa, makan malam?" Tanya Il Woo.

Apakah ini suatu bencana? Yuri jadi teringat terakhir kali ia makan malam dengan Il Woo. Il Woo mabuk dan akhirnya merepotkan dirinya.

"Ahhh! Kau pasti tidak mau makan malam dengan oppa, yah?"

"Ani... bukan begitu." Bantah Yuri.

"Maafkan oppa waktu itu, karena sudah merepotkan mu. Tapi kali ini, oppa berjanji tidak akan merepotkan mu." Il Woo lalu tersenyum, berusaha meyakinkan Yuri tentang ucapan yang keluar dari mulutnya barusan.

Yuri terus menimbang-nimbang permintaan Il Woo. Ia teringat akan pekerjaan yang belum ia selesaikan. Namun, di sisi lain ia juga tak ingin menolak ajakkan Il Woo. Selain karena sangat lapar, tapi juga karena permintaan Il Woo yang nampak memohon padanya.

"Aku bukannya ingin menolak, tapi aku ada pekerjaan yang harus kuselesaikan."

"Baiklah! Kalau begitu, oppa akan menunggu! Jam delapan? Apa dalam waktu itu kau sudah selesai?"

"Oppa..."

"Jam sembilan?"

"Jika oppa menunggu ku selama itu, yang ada oppa pingsan karena kelaparan." Ujar Yuri, masih berusaha menolak ajakkan Il Woo dengan halus.

"Tapi..."

Il Woo juga tampaknya memikirkan sesuatu. Ia juga merasa tidak enak apabila menghambat pekerjaan Yuri yang belum selesai. Tapi, dia juga sangat ingin makan malam dengan wanita itu.

[BOOK#1] Queen of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang