[REVISED] Chapter 18 - #New Issue

439 64 11
                                    

[REVISED] Chapter 18 - #New Issue

• • •

Sesuai perkataan dokter kemarin malam, bahwa Tiffany sudah boleh kembali ke rumah setelah infusnya telah habis. Tiffany dijemput oleh supir pribadinya yang sering mengantar jemputnya selama ini. Jeno juga turut hadir menemani sang kakak dari saat pertama sang kakak masuk ke rumah sakit hingga hari kepulangannya dari rumah sakit. Dokter juga telah memberi izin pada Tiffany untuk pulang, namun dengan catatan... Tiffany harus beristirahat minimal seminggu.

"Apa yang akan kakak lakukan selama seminggu ini?" Tanya Jeno yang duduk di sampingnya.

"Hm... entahlah. Tidak banyak yang bisa kakak kerjakan di rumah." Balas Tiffany.

"Jika aku jadi kakak, aku akan pergi jalan-jalan! Setidaknya memberi paru-paru ku udara segar yang baru." Usul Jeno lalu tersenyum yang kemudian dibalas oleh Tiffany dengan senyuman pula.

Tiffany dan Jeno turun beriringan dari mobil, setelah mobil berhenti tepat di depan rumah mereka. Jeno kemudian mengambil tas bawaan yang berisi beberapa pakaian Tiffany, lalu keduanya berjalan membuka pagar.

"Kalian sudah kembali?" Suara berat dari seorang pria tua di ruang tengah mengalihkan mereka.

"Kakek?" Ujar Tiffany dan Jeno hampir bersamaan.

"Maaf karena tidak menjemput mu." Kata kakek Hwang tanpa menghentikan aktivitasnya membaca koran.

"Gwaenchana! Ada Jeno yang membantu ku."

Baru saja ingin kembali melangkah, berniat untuk pergi ke kamar dan berisirahat, namun sang kakek menghentikan langkah wanita itu.

"Jeno-ya, naiklah ke atas lebih dulu. Biarkan kakek berbicara dengan kakak mu."

Yang dilakukan Jeno hanya menurut. Ia lantas segera menuju tangga untuk menuju kamarnya dengan tas yang masih digenggamnya. Tiffany lalu berjalan ke arah sofa dan duduk di sebelah sang kakek yang kini tengah melipat korannya dan meletakkannya di atas meja.

"Kakek sudah memilih tanggal untuk hari pernikahan mu. Sudah kakek putuskan untuk menikahi mu dengan Il Woo." Jelas sang kakek.

Ucapan yang baru saja keluar dari mulut kakeknya, membuat Tiffany merasa sedih, kesal, dan marah. Hanya saja, ia tak tahu harus bagaimana. Ia tak ingin ini terjadi. "Aku tak akan menikah dengan Il Woo. Lagipula, jika ini tentang kerjasama antar perusahaan, kami sudah sepakat untuk tetap melakukan kerja sama itu tanpa harus adanya ikatan pernikahan. Kami berdua bahkan sudah menandatangani surat perjanjian kerjasama."

"Baiklah, jika itu kemauan mu." Kakek Hwang lalu menarik selembar foto dari samping vas bunga di meja ruang tengah. "Jika kau tak ingin menikahi Il Woo, menikahlah dengannya. Namanya Jung Jaehyun. Seorang dokter, dan ayahnya pemilik dari rumah sakit yang sempat kau tempati dua hari ini." Kata sang kakek, terasa seperti ingin memulai perkara kembali dengan Tiffany. "Berjanjilah, kali ini kau akan menikah dengannya. Dan tidak ada alasan apapun!"

Tiffany jelas terpukul ketika kakeknya masih saja memutuskan apa yang Tiffany harus lakukan. Ia tak suka terus menerus dikendalikan oleh kakeknya sendiri. Tiffany akan mencoba untuk berani kali ini. Karena ia merasa, ia bukanlah boneka yang terus-menerus diperintah. "Aku tak akan menikahi siapapun. Il Woo ataupun orang yang ada di dalam foto itu. Bisakah, kakek membiarkan aku untuk memilih jalan ku sendiri?" Ujar Tiffany dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Temui pria yang ada di dalam foto itu! Waktu dan tempat sudah tertera di balik foto yang kakek berikan pada mu!" Ujar sang kakek, lalu berdiri dan meninggalkan Tiffany begitu saja tanpa merespon ucapan Tiffany barusan.

[BOOK#1] Queen of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang