[REVISED] Chapter 24 - #My Heart Flows

563 75 10
                                    

[REVISED] Chapter 24 - #My Heart Flows

• • •

Berada dalam satu ruangan yang sama, yang hanya diisi oleh tiga orang laki-laki yang juga tidur di satu ranjang yang sama. Sehun, Il Woo, dan Jeno. Ketiganya sama-sama memperhatikan langit-langit kamar tidur mereka.

"Kenapa vila kita ini tidak didesain sebuah hiasan bintang-bintang yang bisa menyala di atas plafon?" Protes Sehun masih dengan posisinya.

"Jangan mengada-ngada!" Sahut Il Woo.

"Kalau seperti ini, Tiffany ku tak akan bisa tidur. Dia perlu melihat bintang-bintang sebelum tidur! Dasar kau makhluk bodoh!" Oceh Sehun masih melayangkan protes pada Il Woo.

"Aku tidak peduli, tahu! Bawa saja dia keluar vila, dan pandangi langit sepuas kalian!" Celetuk Il Woo.

"KAU GILA YAH? UDARA DI LUAR SANGAT DINGIN!!!" Serbu Sehun dengan kata-kata yang penuh dengan nada omelan.

"Ahhh! Jinjja!" Jeno meluapkan kekesalannya. Ia bangkit dan terduduk di tengah-tengah keduanya. "Apa kalian para hyeong sadar, kalau ada aku di tengah-tengah kalian? Lagipula, kenapa harus aku yang tidur di tengah kalian? Berhenti bertengkar, atau tidak..."

"DIAM!" Sahut Sehun dan Il Woo bersamaan.

Jeno tak berbicara apa-apa lagi, selain kembali membaringkan tubuhnya dengan pelan di antara kedua laki-laki yang berumur lebih tua darinya itu. Ia lebih memilih untuk pasrah saat ini.

Berbeda dengan kamar para pria, kamar wanita justru lebih tenang. Baik Tiffany maupun Yuri saling tidur membelakangi. Bukan benar-benar tidur, melainkan keduanya hanya diam dengan mata yang masih terbuka.

Sedetik, dua detik...

Akhirnya Tiffany membalikkan tubuhnya menghadap Yuri. Dari posisi ini ia sudah bisa melihat punggung Yuri yang masih membelakanginya.

"Apa dia sudah tidur?" Batin Tiffany penuh tanya.

Tiffany menaikkan tangannya. Ia memukul-mukul pundak Yuri dengan sangat pelan. Merasa ditegur oleh sahabat SMAnya itu, Yuri ikut membalikkan badan. Hingga keduanya kini saling berhadapan.

"Kau belum tidur?" Tanya Tiffany.

"Ajig." Balas Yuri kemudian tersenyum.

Tiffany menenggelamkan kepalanya ke bawah. Kemudian mengangkatnya kembali dengan air mata yang sudah terkumpul di bawah matanya.

"Hei! Wae irae?" Tanya Yuri panik.

"Aniya... geunyang..." Tiffany menggantungkan kalimatnya lalu tersenyum. "Hanya saja, aku rindu pada seorang sahabat yang dulu dekat dengan ku, berbagi semuanya dengan ku, dan sekarang... aku bahkan tak percaya kita tidur di ranjang yang sama." Tutur Tiffany.

Air mata sudah membanjiri pipinya. Bantal yang dikenakan olehnya sedikit terlihat basah akibat air mata yang juga jatuh di bantalnya. "Mian-hae!" Ujar Tiffany.

"Hei, Fany-ah! Kenapa kau selalu meminta maaf? Aku masih menganggap mu adalah sahabat ku! Itu semua hanya masa lalu, dan bahkan aku sudah melupakan semua cerita masa lalu itu."

Tiffany menghapus air matanya. Dirinya semakin mendekatkan diri ke arah Yuri. Ketika hampir tak ada jarak sama sekali di antara mereka, Yuri mulai menaikkan lengannya dan memeluk Tiffany. Keduanya saling merapatkan kepala keduanya.

"Mian. Karena sudah merebut Sehun dari mu. Maaf karena aku selalu membuat mu merasa rendah, di hadapan ku. Tapi jujur, maksud ku dari itu semua hanya ingin membantu mu. Maafkan aku kalau itu semua menyakiti perasaan mu. Aku tahu, aku adalah orang yang paling menyebalkan."

[BOOK#1] Queen of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang