[REVISED] Chapter 12 - #Because of Me

460 67 16
                                    

[REVISED] Chapter 12 - #Because of Me

• • •

Silau matahari di pagi hari menembus masuk lewat jendela-jendela kamar Tiffany. Sinarnya menghalangi mata Tiffany untuk segera membuka kedua matanya. Ia baru tersadar, ia lupa menutup tirai jendela kamarnya setelah semalaman menatap ke arah langit yang penuh dengan bintang sembari ditemani oleh Jeno, sang adik.

Ia teringat setelah Jeno pamit untuk kembali ke kamarnya, Tiffany pun langsung bergerak naik ke atas tempat tidur. Lalu, setelahnya ia tertidur sampai pagi ini. Sekilas ia kembali memikirkan ucapan Jeno semalam. Jeno banyak membantu dirinya semalam. Banyak nasihat yang keluar dari mulut Jeno. Salah satunya adalah perkataan Jeno tentang, "Lakukan apa yang menurut kakak benar. Mungkin Sehun hyeong masih syok ketika mendengar ucapan kakak tadi. Dan satu lagi, yang terpenting adalah, semua pemikiran itu berasal dari hati kakak sendiri. Kakak harus tahu, bahwa hati kakak yang memperintahkan sendiri keinginan hati kakak itu agar benar-benar terjadi seperti yang kakak harapkan."

Kata-kata itu terus menerus terngiang di pikirannya hingga pagi ini. Namun dari semua pernyataan itu, membuatnya justru semakin tak yakin dengan keputusannya saat ini. "Berpisah dengan Sehun atau menikah dengan Il Woo demi perusahaan dan untuk kakek." Dua pilihan itu yang mengharuskan Tiffany untuk memilih.

Bukannya belum memutuskan jawaban dari kedua pilihan itu, tetapi Tiffany sudah memilih akan menikahi Il Woo. Tetapi, setelah kejadian semalam, dirinya jadi tak yakin dengan keputusannya sendiri. Ditambah perkataan Jeno bahwa suatu keputusan yang tepat harus benar-benar dari hati sendiri. Dan kini semua berubah. Tiffany bimbang pada dirinya sendiri.

Tok... tok... tok...

Terdengar ketukkan pintu beberapa kali membuat Tiffany bangun dan berdiri dari tempatnya saat ini. Tiffany segera membukakan pintu ketika dirinya sudah di depan pintu kamarnya sendiri. Joo Hyun sudah rapih dengan pakaian kantornya.

"Kau telat bangun?"

"Eo! Aku tertidur sangat larut, malam tadi."

"Ada apa dengan kedua mata mu? Keduanya terlihat membengkak."

Tiffany lebih memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu. Ia sendiri bingung. Kenapa dirinya jadi sangat malas untuk menceritakan segala sesuatunya yang kini sering terjadi padanya pada Joo Hyun dan malah lebih memilih Jeno sebagai tempat untuk mencurahkan segala isi hatinya.

"Karena sekarang, aku sedang berhadapan dengan masalah pria. Dan Jeno seorang pria. Seorang pria menyelesaikan masalah dengan sudut pandang mereka sendiri. Dan aku perlu tahu, bagaimana isi hati seorang pria jika mereka menghadapi seseorang seperti ku tentang cinta. Dan bagaimana aku bisa tahu seperti apa isi hati seorang pria kalau aku bertanya kepada sesama wanita?" Pikirnya.

"Ah! Tepat di jam sepuluh kau harus menghadiri acara pelantikkan Il Woo, calon suami mu sebagai presdir baru DS Group. bersama kakek dan Jeno."

"Jeno?"

"Ng. Dia 'kan juga bagian dari keluarga ini. Kakek mu sekarang memutuskan untuk membuat semua orang tahu, tentang kedua cucunya. Kau si penerus JG Group. bersama adik mu Jeno sebagai pendamping mu kelak."

"Aku lebih senang dan akan mendukungnya jika ia melakukan segala sesuatu yang ia sukai. Aku tak ingin memaksanya untuk ikut bergabung dengan perusahaan sama seperti kakek memaksa ku untuk bergabung dengan perusahaan. Dan lihatlah, seperti apa perasaan ku saat ini setelah kakek melakukan semua itu pada ku. Aku tak sebebas dulu." Tiffany menghela nafas dengan lesu. Mengingat seperti apa kakeknya menjadikan dirinya sebagai sebuah tameng perusahaan. Membuatnya tak bisa membuat keputusannya sendiri dan akhirnya membuatnya lemah pada dirinya sendiri. Terutama untuk urusan hati.

[BOOK#1] Queen of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang