Part 3 (Author POV)

5.6K 492 17
                                    

Elvina yang sudah mulai bersiap untuk hari ini menyambut seseorang yang sangat ia sayangi.

"Aku tak akan sabar melihat dia". Gumamnya seraya memoleskan make up tipisnya.

Setelah selesai memoles wajahnya ia segera turun dari kamarnya menuju ruang keluarga.

Saat ia baru duduk di kursi, ia mendengar suara mobil sang daddy yang sudah terparkir di halaman rumah.

Dan segeralah ia berlari menuju pintu utama rumahnya.

Disana turun lah gadis kecil berumur 5 tahun, ia tersenyum ke arah elvina dan tiba-tiba berlari menuju elvina dengan merentangkan kedua tangannya dan elvina pun berjongkok menyamakan tinggi dengan el.

"Mamiiiiiii". Teriaknya dengan memeluk elvina sangat erat

"Mami, el sangat rindu dengan mami". Ucapnya di pelukan elvina.

"Mami juga merindukanmu el". Elvina menangis dan mencium puncak kepala el.

"Maafin mami sayang". Diselah isakan nya dan el pun melepaskan Pelukan dari elvina.

El melihat mami nya menangis pun segera menghapus air matanya dengan tangan mungilnya.

"Mami, mami jangan nangis".
"Kalau mami nangis, el juga akan nangis". Lanjut el dan menunjukkan wajah sedihnya.

Melihat itu elvina Memaksakan senyumnya.

"Gitu donk mami, senyum".
"Mami lebih cantik tersenyum dari pada menangis, el gak mau mami bersedih". Lanjutnya menggoda elvina

Elvina yang merasa digoda dengan el pun mencubit hidung el dengan gemas.

"Hmm, anak mami udah pinter ngegoda mami ya sekarang". Ucap elvina dan itu membuat el tertawa.

"Sekarang masuk yuk sayang". Tuntun elvina kepada el untuk masuk ke dalam rumahnya.

Sesampainya di ruang keluarga mereka berbincang, elvina bahagia karna bisa berbincang dengan putrinya meskipun dulu ia sangat membenci el.

"Hmm bagaimana disana? Apa anak mami senang?".

"Hmm di sana el kesepian mami, cuma di temani eyang eci aja". Mendengar itu hati elvina serasa tertusuk ribuan jarum dan air mata pun kembali menetes.

"Mami, el kan udah bilang".
"Mami jelek kalau menangis". Dan elvina pun mencoba tersenyum demi putrinya.

"Hmm mami gak nangis sayang, cuma mami kelilipan aja". El pun yang percaya melanjutkan ceritanya.

"El setiap hari kesepian mami, cuma eyang yang nemenin el, tapi el gak sedih karna eyang bilang mami kerja cari uang buat el dan suatu hari mami akan jemput el terus ajak main el setiap hari, dan sekarang el sudah sama Mami, el sayang mami". Ucap el segera memeluk elvina, mendengar itu elvina merasa sangat bersalah kepada sang anak.

El pun melepaskan pelukannya dari sang mami.

Ia pun kembali berceloteh riang Tentang binatang peliharaannya yang di Belikan oleh sang eyang.

Saat sedang asik berceloteh sisi mommy dari elvina menghampiri mereka Berdua.

"Ekhmm".

Dan keduanya serempak melihat ke arah suara deheman itu.

Melihat yang datang adalah sang oma, el segera turun dari sofa dan berlari dengan merentangkan kedua tangannya.

"Omaaaaaa". Teriakan el menggema di semua penjuruh rumah.

"Cucu oma". Sang oma yang memeluk cucu nya

"Oma, el kangen sama oma".
"Oma, kenapa gak jengukin el kemarin?".

Arrogant CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang