Part 11 (Author POV)

4.5K 436 0
                                    

Perjalanan dari kediaman rumah Fendrick menuju rumah kediaman keluarga Darmawan cukup memakan waktu yang lumayan di tambah lagi kondisi jalan yang macet parah.

Apalagi bunyi deringan ponsel seseorang yang membuatnya semakin pusing, ia pun memilih untuk mengabaikan deringan itu.

"Om papi, telfonnya bunyi terus". Ucap seorang anak yang tengah asyik bermain ponsel miliknya terganggu akibat deringan ponsel itu, ia duduk di kursi penumpang sampingnya, dan siapa lagi kalau bukan el dan juga alfaro yang sekarang berada di dalam mobil dan terjebak macet.

Alfaro yang mendapat ucapan itu dari sang anak pun mendengus kesal, karna ia yakin kalau yang telfon adalah sang mama, dan ia pun yakin kenapa sang mama seperti itu, pasti itu akibat aduan dari sang istri talita.

"Biarin saja sayang, gak penting". El pun hanya mengangguk dan kembali memainkan ponsel baru miliknya yang di berikan sang mami kemarin.

Tak beberapa lama pun deringan itu berhenti, dan alfaro merasa lega.
Tapi tak berapa lama deringan ponsel lain membuatnya menatap ke arah samping, dimana itu adalah bunyi dari deringan ponsel el.

El pun segera mengangkat panggilan itu dan menloudspacker panggilannya.

Via telfon

"Hallo".

"Hallo el".

"Iya mami".

"Apa kamu baik-baik saja? apa udah sampai? Kok mami tadi telfon ke ponsel om papi gak diangkat ya?". Alfaro yang mendengar itu segera mengambil ponselnya dan melihat panggilan tak terjawab dan ternyata itu semua dari prilly.

"Maaf pril, aku lagi nyetir gak bisa angkat". Jawab alfaro dengan sedikit teriak.

"Hmm ya sudah, aku hanya memastikan el baik-baik aja, el". Mendengar namanya di panggil.

"Iya mami". El pun menjawab dengan lembut.

"Jangan lupa ya, gak boleh nakal".

"Iya mami, el kan udah janji".

Alfaro hanya melihat, mendengarkan perbincangan ibu dan anak itu dengan senyum yang mengembang.

"Ya sudah, mami matikan ya sayang.. Love you kesayangan mami".

"Love you to kesayangan Elisa, emuach emuach". Setelah mengakhiri perbincangan nya dengan elvina/prilly, elisa/el pun terkikik geli.

"Loh kenapa anak papi ini, kok ketawanya seperti itu?". Tanya alfaro yang bingung dengan tawa el yang tiba-tiba.

"Hehehe gak ada om papi, cuma lucu aja sama mami". Mendapat jawaban seperti itu membuat alfaro semakin tak paham dan menaikkan salah satu alisnya.

"Lucu karna apa?".

"Ihh om papi kepo". El pun menjawab dengan jawaban yang menjengkelkan menurut alfaro di tambah juga dengan menjulurkan lidahnya.

Saat itu juga, alfaro tertawa terbahak-bahak dan mengacak-acak tatanan rambutnya karna melihat tingkah malaikat kecilnya ini yang sungguh menggemaskan.

"Ih om papi, rambut el kan jadi berantakan". Dengus el kesal kepada alfaro, alfaro pun mengusap dan mencoba memperbaiki rambut el dengan menggunakan jari sebagai sisir.

El pun yang melihat Perlakukan sang papi hanya tersenyum, menurutnya perlakuan sang papi sangatlah manis.

"Om papi, masih lama ya?". el pun sudah merasa bosen dengan kemacetan lalu lintas ini.

"kalau el bosan, el tidur aja nanti papi bangunin ya". el pun mengangguk dan mencari posisi yang terenak untuk tidur siangnya.

sesaat alfaro tengah fokus dengan pengemudinya tapi sesaat itu juga ia mendengar rengkuran orang tertidur, siapa kagi kalau bukan dengkuran dari El, alfaro pun melihanmt kesamping dan tersenyum, ia juga membelai mengelus rambut El dengan sayang.

Arrogant CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang