Part 8 (Elvina POV)

4.5K 411 8
                                    

Entah mengapa hari ini aku menganggap hari tersial ku.

pertama daddy memarahi ku, kedua leo memberi tahu tentang laki-laki itu, ketiga kak exel cinta pertama ku ternyata perwakilan dari perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan ku, dan terakhir aku kembali melihat wajah laki-laki itu, laki-laki yang telah aku hindari selama 5 tahun ini.

ya tuhan...
aku harus bagaimana?

belum lagi aku mendengar rengek'an dari el yang ingin pergi bersama laki-laki itu, sungguh itu membuat hati ku sakit.

"mami, hiks hiks hiks el ingin hiks hiks pergi hiks ba hiks reng hiks pa hiks hiks".

aku melihat el yang seperti ini menjadi tak tega, tapi aku tak mau ia berdekatan oleh laki-laki itu, aku takut mereka menjadi dekat dan akhirnya selama 5 tahun ini jati diri el akan terbongkar.

ya tuhan
aku harus bagaimana?

"hiks mam hiks mi hiks hiks". el pun makib kenjmcang tangisannya dan itu membuatku harus berusaha keras menenagkannya.

dan saat itu juga alfaro, laki-laki itu mendekat ke arah aku dan el.

ku lihat dia mengusap lembut rambut el yang tergerai indah dengan bandana kesayangannya.

"sayang, kapan-kapan aja ya kita jalan-jalan, mami kamu kan gak izinin". ia melirik ke arah ku.

apa-apaan dia melirik ke arah ku dengan senyum seperti itu, aku pun mendengus kesal karna melihat senyumannya itu.

"hiks hiks pap hiks hiks pi". ucap el melepas pelukan ku dan dengan ia memeluk alfaro.

ya tuhan..
apa aku berdosa memisahkan anak dan ayah ini?
aku tak tega melihat el seperti ini.

dan aku pun teringat dengan pertengkaran ku dengan daddy, daddy benar aku tak boleh menjadi egois karna masalalu, aku juga harus memikirkan kebahagiaan anak ku.

aku pun segera menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan.

"oke, el boleh jalan-jalan sama om ini". akhirnya aku menyerah juga.

dan saat el mendengar itu pun tangisnya berhenti, ia pun berbalik memandangku tak percaya, aku hanya memberikan senyuman terbaik ku.

ia pun segera berlari dan menubruk tubuh ku dengan pelukan.

"mami, makasih mamiiii". teriaknya dalam pelukan ku.

ya tuhan..
aku merasa bahagia melihat el seperti ini.

aku pun melepaskan pelukan el dan melihat wajah gadis malaikat ku ini, ku lihat matanya menujukkan sinar kebahagiaan, melihat itu aku pun menitikan air mata, aku merasa bersalah dengan el, karna sudah memisahkan dia dengan ayah kandungnya.

"mami, mami jangan kenapa menangis?". el yang melihat ku menangis lalu mengusap air mata ku dan aku pun hanya menggelengkan kepala.

"mami, el kan sudah pernah bilang sama mami, kalau el gak suka mami nangis, el janji gak bakal nakal lagu dan el juga janji gak mau bahas papi el lagi, el gak mau mami sedih karna itu". ucap el yang polos dan itu membuat ku merasa sakit dan segera memeluknya erat.

aku tak perduli dengan laki-laki itu, biar lah ia mendengar semuanya, penuturan dari mulut sang anak.

el pun melepaskan pelukan ku dan sekali lagi ia mengusap air mata ku.

"hmm gimana kalau mami iku el dengan om papi, biar mami gak sedih lagi? el kan gak tega ninggalin mami yang sedih seperti ini". mendengar itu aku membelalakkan mata ku tak percaya dengan ucapan anak ku sendiri.

Arrogant CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang