Part 15 (Author POV)

4.9K 445 6
                                    

setelah kejadian sore tadi, membuat alfaro atau ali termenung di ruang bekerja nya di rumahnya sendiri.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku mencintai prilly, aku tak mau dia tersakiti kembali, tapi jika aku tidak menuruti keinginannya, aku bakal kehilangan dirinya kembali". Ucapnya sendiri.

Di sisi lain yang hampir sama di kediaman Fendrick, Elvina atau Prilly juga termenung di dalam kamarnya, ia kembali mengingat apa yang baru saja ia katakan kepada alfaro

"Apa aku siap menjadi istri keduanya? apa aku siap berbagi suami dengan wanita lain? Apa aku siap membiarkan orang masalalu ku hadir kembali di kehidupanku? Dan apa aku masih sanggup mencintai dia?". Beberapa pertanyaan ia lontarkan kepada dirinya sendiri, ia merasa ragu dengan apa yang ia katakan tadi.

"Tapi demi malaikat kecil ku, aku harus siap dan menunggu keputusan dari alfaro".

Ia pun kembali menatap lurus di jendela dengan fikiran yang entah berputar-putar sekitar masalalu nya.

Flashback On

"Ali". Panggilan terkejut seorang gadis yang baru saja membuka pintu apartmentnya, yang sedang mendapatkan seseorang yang sangat ia cintai dengan wajah yang tak dapat diartikan.

"Iya, ini gue".
"Apa lo terkejut lihat gue di sini, hah". Nada suaranya yang seperti orang marah.

"Apa maksud kamu li?". Tanya prilly, ya gadis itu adalah prilly, ia ssangat terkejut mendengar sang kekasih berucap sesakartis itu.

"Halah gak usah sok polos lo".
"Bilang sama gue, berapa yang orang berengsek itu bayar?". Ali, sang pria itu pun mulai mengucapkan apa yang sudah membuat dia marah seperti ini.

"Apa maksud kamu ali? Aku sungguh gak ngerti maksud kamu?". Tanya prilly yang tak mengerti tentang ucapan Ali sang kekasih.

"Jangan belagak polos lo, DASAR WANITA JALANG".

Jleb

Seperti Tertusuk pedang yang menancap langsung ke ulu hatinya, dan seperti di buang begitu saja kedalam jurang yang paling dalam sedalam dalamnya, ia merasa sangat sakit saat mendengar hinaan itu keluar begitu saja dari mulut orang yang paling ia cintai dengan tulus, dan tak terasa air matanya jatuh begitu saja tanpa ia harus memintanya jatuh.

"Aku bukan wanita jalang". Lirihnya dengan kepala menunduk, kelemahan prilly adalah ia tak bisa marah kepada orang yang sangat ia sayangi bahkan cintai meskipun ia tau orang itu begitu dalam menyakiti hatinya.

"Cihh, jalang seperti lo tak akan pernah bisa mengaku".

"Gue nyesel udah Kasih cinta gue ke lo, dasar jalang".

Prilly hanya diam mendengarkan saja cacian demi cacian, hinaan demi hinaan yang terlontar dari mulut ali, ia hanya bisa menunduk dan menangis.

"LIAT GUE JALANG". Bentak ali dengan melayangkan cengkraman kepada dagu prilly dan itu berhasil membuat prilly mendongakkan kepalanya.

"Ali lep-pas sa-sa-kit". Lirih prilly dengan tangisnya tapi Ali tak menanggapi lirih kesakitan prilly.

"Gue tanya sama lo".
"Berapa yang berengsek itu bayar ke lo jalang". Nada ali semakin meninggi dan cengkramannya semakin erat, ia juga mendorong prilly masuk ke dalam kamar apartement milik prilly, membuat prilly semakin merintih kesakitan.

Ali yang saat ini sudah dikuasai oleh amarahnya, ia segera melempar prilly ke king size milik prilly.

Prilly yang menatap ali menjadi sangat ketakutan, ali berdiri di depannya dengan segera membuka kaosnya dan perlahan naik ke king size prilly dan perlahan naik ke king size prilly, ia pun mulai merangkak mendekat ke prilly, prilly melihat itu semakin mundur.

"Lo harus layani gue jalang, seperti yang lo layani tamu-tamu lo". Ali semakin mendekat dan prilly semakin mundur.
"Aku tak mauuuuu.... Pergiiiiii.... Bajingann....". Teeiakan prilly saat itu

"Gue gak akan ngelepaskan lo".

"Pergiiiiiiiiiii hiks hiks jangan mendekat ku mohonnn hiks hiks".

Ali yang saat itu sudah dekat segera mencengkram dagu prilly dan segera melahap mulut prilly dengan kasar, sedangkan prilly masih terus berusaha menghindar dari ciuman ali, tapi usahanya sia-sia tenaganya kalah dengan tenaga ali.

Prilly pun pasrah dengan kelakuan ali, ia pun terus menangis sesegukan.

Sedangkan ali semakin rakus melupat bibir prilly dan perlahan turun menciumi leher prilly, prilly yang mendapatkan perlakuan seperti itu membuatnya semakin frustasi, ia mati-matian menahan desahannya.

Ali pun semakin ganas dan semakin turun membuka kancing-kancing baju prilly dan menciuminya.

Ia juga dengan rakus menyesap puting dada prilly, prilly semakin tak terkendali, ia pun ikut larut dalam permainan ali dan tak sadar ia menjabak-jambak rambut kepala ali, ali pun semakin diselimuti rasa gairah yang sangat tinggi.

Ia tak memikirkan apa yang akan terjadi setelah perlakuannya ini.

Flasback Off

Tak terasa air mata elvina kembali turun dengan deras, ia meremas dadanya yang serasa sakit, ia takut akan sakit itu terulang kembali.

Tapi ia juga harus bisa menahan itu semua demi malaikat kecil kesayangannya, ia rela sakit sedalam mungkin demi sang malaikatnya itu, demi melihat ia bahagia.

Saat itu juga pintu kamarnya terbuka dan menampakkan gadis kecil yang sangat cantik bak mailaikat yang turun dari kayangan untuk selalu berada dan menemaninya, siapa lagi jika Bukan El.

"Hay mami". Sapa nya dengan menampilkan senyumnya.

elvina hanya menyambutnya dengan senyumnya, ia segera menghapus air matanya, ia tak mau el melihatnya sedang menangis.

"Mami, tadi papi telfon El katanya besok papi dan mami akan nikah terus kita bisa tinggal bertiga sama papi, el sangat bahagia mami, akhirnya el bisa tidur sama mami dan papi". ucap el dengan riang dan senyum yang tak hilang.

elvina yang melihat malaikatnya bahagia, ia pun ikut bahagia meskipun di dalam hati kecilnya ia merasa sakit dan menyesal dengan perkataannya kepada alfaro.

"Mami, El nanti ingin tidur sama mami dan papi terus, terus nanti el ingin sekolah, sekolahnya el ingin papi sama mami yang anterin el ke sekolah". celotehan el yang hanyadi dengar oleh elvina dan memasang senyum bahagianya melihat kecerian dan celotehan dari el malaikat kecilnya.

"mami, kan waktu itu mami bilang ulang tahun el, mami aku bawa papi el ke rumah dan sekarang papi el sudah akan datang ke rumah, makasih mami". El pun segera memeluk elvina erat, Sedangkan yang di peluk menangis dalam diam.

"El, apa bahagia papi dan mami menikah?".

"El sangat sangat dan sangat bahagia mami".

Elvina yang mendengar itu semakin menangis terisak.

"Mami, kenapa menangis?". Tanya el yang dengan berusaha melepaskan pelukannya tapi elvina semakin mempererat pelukannya.

"Mami menangis bahagia sayang".
"Karna mami sudah berhasil membuat malaikat kecil mami bahagia". Lanjut elvina masih dengan isak tangisnya.

El yang mendengar ucapan dari elvina pun tersenyum senang, ia tau maksud dari kata malaikat kecil dan itu berarti dirinya.

"Mami, El sayang mami".
"I love you mam". Lanjut el semakin mempererat juga pelukannya.

Mereka larutan dalam pelukannya masing-masing, tanpa menyadari sedari tadi ada yang memperhatikan dan mendengarkan ucapan mereka.

"Daddy bangga mempunyai anak seperti kamu ii, daddy harap keputusan mu membahagiakan el dengan cara seperti itu tidak membuat mu menyesal pada akhirnya".

~~0~~

Banyuwangi, 17 Maret 2017

Arrogant CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang