Entah apa yang ada di pikiran Elvina sekarang, semenjak bangun tidur, sarapan bersama keluarganya dan sampai dikantor tepatnya diruangannya, ia terdiam berdiri menatap keluar jendelanya.
"Haahh". Helaan nafasnya
Entah mengapa ia merasa sedikit lelah dengan kehidupan rumah tangganya yang baru beberapa jam dari kemarin, apa lagi dengan kejadian semalam, membuatnya semakin merasa bersalah kepada Talita.
Ia sadar bahwa persyaratannya ini menyakitkan sebelah pihak dan juga seandainya Alfaro menceraikan Talita, itu lebih menyakitkan bagi Talita dan juga dirinya sendiri.
Ia merasa seperti wanita yang tak tau diri, karna sudah merebut suami orang.
Pantas saja Talita sangat marah kepadanya sampai harus menghancurnya kantornya semalam.
"Benar apa yang dikatakan Talita, aku wanita jalang yang sudah merusak rumah tangganya dan merebut suaminya".
Elvina yang berfikir seperti itu hanya bisa menghembuskan nafas kasar.
"Mengapa semua ini terjadi di kehidupan ku? Tuhan". Ia pun sibuk dengan pikiran-pikiran anehnya.
Dan disaat itu pula suara pintu ruangannya terbuka dan menampilkan seorang wanita yang berjalan sangat angkuh, siapa lagi kalau bukan Talita, istri pertama Alfaro.
"Ada apa kau kesini?". Tanya Elvina dengan sedikit sinis.
"Tidak ada, hanya ingin melihat-lihat kantor wanita jalang suami ku". Mendengar itu Elvina hanya bisa bernafas dengan kasar sembari menahan emosinya.
"Oh, tapi maaf kedatangan mu tidak dikehendaki di kantor ini". Lagi-lagi Elvina hanya bisa berbicara sinis.
"Ck kantor mu lumayan juga, sudah berapa lama kau menjadi wanita jalang? Sampai bisa membangun kantor seperti ini?". Elvina yang mendengar itu pun tak sadar bahwa sedari tadi ia telah mengepalkan kedua tangannya yang saat ini ia lipat di dadanya.
Elvina hanya diam dan masih posisi yang sama menghadap lurus menatap keluar jendela ruangannya.
Sedangkan Talita, matanya meneliti setiap sudut ruangan milik Elvina, dan berjalan seraya melihat-lihat jarang-jarang yang terpampang di ruangan itu.
"Kenapa kau diam jalang? Apa kau malu untuk mengungkap jati dirimu yang sebenarnya? apakah ibu mu juga seperti mu menjadi wanita jalang untuk memoroti semua pria kaya diluaran sana?".
Cukup sudah kesabaran Elvina habis saat mommy nya yang sudah mendidiknya dan melahirkannya dihina seperti ini.
Elvina membalikkan badan memasang wajah garangnya kepada Talita.
"JAGA MULUT MU NONA". Bentak Elvina tak terima.
"Kau----".
"Aku sedari tadi sudah cukup sabar dengan mu nona, tapi lidah mu tak berhenti juga menghina ku, dan juga mommy ku, apa kau sadar nona? Bahwasanya dirimu sendirilah yang menghina ibu mu sendiri, apa ibu mu tak mengajari sopan santu kepada anaknya untuk bertamu di tempat seseorang, Ck dasar Wanita Terhormat yang tak Punya malu, dan satu lagi jangan pernah kau menghina mommy ku, karna mommy ku tak seperti ibu yang tak bisa mendidik anaknya".
"Dan satu lagi nona, jaga lidah mu karna lidah mu akan menjadi racun bagi diri mu sendiri". Lanjut Elvina yang meluapkan emosinya sedari tadi.
"Kau, kau beraninya menghina mama ku". Talita yang tak terima mamanya dihina pun menunjuk jarinya ke wajah Elvina, dengan tatapan tajam yang Talita berikan kepada Elvina.
"Haahahaha bagaimana? Sakit bukan mendengar ibu mu dihina? DAN BEGITU PUN YANG AKU RASAKAN SAAT KAU MENGHINA MOMMY KU". Teriak Elvina tepat di depan wajah Talita, dan sukses membuat nyali Talita menciut.
Elvina tanpa merasa kasian kepada Talita menyerangnya dengan caci makinya, karna Elvina sudah tak tahan terus-terusan menahan emosinya sedari kemarin-kemarin.
Saat itu juga pintu ruangan Elvina terbuka dan menamapakkan sesosok laki-laki yang sangat menawan, siapa lagi kalau bukan suami meraka Alfaro Ali Darmawan.
"Apa yang kau lakukan Disini Talita?". Tanya Alfaro yang terkejut melihat Talita berada di kantor Elvina.
"Oh ayo lah sayang, aku hanya ingin melihat-lihat kantor wanita jalang mu ini". ucpannya dengan nada sedikit manja kepada Elvina.
Elvina hanya diam saja memandangi drama queen dari Talita.
"Pergilah Talita, Kau tidak di undang di sini". Usir Alfaro kepada Talita, dan Talita pun memasang wajah memelasnya, dan berjalan menghampiri Alfaro, bergelantung manja di lengan tangan Alfaro.
"Lepaskan Talita". Ucap Alfaro dan berusaha melepaskan tangan Talita yang bergelantungan manja di lengan tangannya.
Elvina masih dengan diam melihat saja apa yang sedang terjadi di hadapannya.
Saat itu juga pintu ruangan Elvina kembali terbuka dan menampakkan seorang laki-laki yang tak kalah menawan dari Alfaro.
"Kak Exel". Ucap Elvina saat melihat seseorang yang tengah berdiri di dekat pintu ruangannya.
Ucapan Elvina sontak membuat Alfaro terdiam dan berbalik untuk menatap seseorang itu.
"Hay Prill". Sapa Exel kepada Elvina, Elvina pun hanya diam tak tau harus membalas atau tidak sapaan dari Exel.
"Alfaro". Exel yang terkejut melihat Alfaro yang berada di ruangan prilly, ia juga terkejut melihat Talita yang bergelantungan di lengan suaminya itu.
"Kenapa lo dan Talita ada disini?". Pertanyaan itu membuat Alfaro menjadi salah tingkah, ia tidak tau harus menjawab pertanyaan dari Exel bagaimana.
"Oh jadi lo bel--". dengan cepat Alfaro membungkam mulut Talita dengan tangannya, sedangkan Elvina hanya bisa diam, ia tak tau harus berbuat apa sekarang.
"aku hanya ingin membicarakan tentang kerjasama perusahan kita, benarkan nona?". Elvina yang mendengarkan ucapan Alfarobpun tersentak terkejut.
"i-i-ya, hanya pekerjaan". Ucap Elvina gugup dan Alfaro masih membekap mulut Talita, dan Talita sendiri ingin sekali menyumpah serapahi sang suami yang sudah membekap mulutnya.
"Oh begitu, ya sudah".
"Ada apa kak Exel datang ke sini?". Tanya Elvina kepada Exel.
"Hmm sebenarnya sih kakak mau ajak kamu Makan siang nanti dan juga ada yang ingin Kakak bicara in sama kamu". Jawabnya dengan sudut bibir yang mengembang membentuk senyuman khasnya.
"Sepertinya ajakan yang bagus, dari pada aku harus melihat drama queen seperti tadi". Bantin Elvina.
"Oke kalau begitu aku terima tawaran kakak". Ucap Elvina dan itu sontak membuat Alfaro yang berada tak jauh dari Elvina pun melototkan mata nya tak percaya jika istrinya menerima ajakan makan siang seorang laki-laki di depan kepala matanya sendiri, ada rasa kesal dan juga ada rasa cemburu saat Elvina menerima ajakan Exel.
Exel yang mendengar ucapan Elvina yang menerima ajakan makan siangnya pun tak berhenti tersenyum sendiri.
Sedangkan Alfaro yang melihat Exel tersenyum sendiri, membuatnya semakin kesal dan melepaskan bekapan tangannya kepada Talita, ia kemudian berlalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sekata pun kepada mereka semua yang berada di ruangan Elvina itu.
Elvina hanya diam memandangi punggung suami nya yang keluar dari ruangannya, ia tau bahwa sikap suami seperti itu berarti ia sangat marah.
"Hhaahh". Hanya helaan nafas yang bisa ia keluarkan sekarang.
Jangan tanya Talita, pasti ia sudah mengekor di belakang Alfaro.
"Maafkan aku Al". Hanya itu yang ia ucapkan di dalam batinnya.
~~0~~
Banyuwangi, 27 Maret 2017
Happy reading semua 😷😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant CEO [END]
Romansa#Sequel Fall in love with CEO Elvina Aprillya Fendrick adalah wanita satu-satunya yang menjabat sebagai CEO di negara ini. Elvina memiliki sifat yang hampir sama dengan sang daddy yaitu Digo Fariz Fendrick yang mungkin lebih, karna elvina memiliki s...