Keluarga alfaro terdiam dan hanya bisa menatap alfaro dengan pandangan sedih.
"APA KALIAN SUDAH PUAS". Teriaknya keras saat ia sadar akan tatapan dari keluarganya.
"APA KALIAN PUAS, PUAS SUDAH MENJAUHKAN KU DARI ANAK KU". Teriakan digo yang semakin frustasi.
Semuanya masih diam tak bersuara sama sekali.
"Seandainya dulu, mama tidak bersih keras untuk menikahkan ku dengan talita, pasti aku akan terus mencari prilly, aku sangat mencintai dia sampai sekarang". Ucapnya yang semakin frustasi.
"Li--".
"Cukup ma, cukup, selama ini ali sudah banyak mengalah demi mama tapi kali ini ali gak akan pernah mengalah, mama tau kalau dari dulu ali mencintai prilly tapi mama, mama malam mencari cara supaya ali bisa melupakan prilly tapi semua itu sia-sia ma, ali akan selalu dan selamanya mencintai prilly". Alfaro pun mengeluarkan semua apa yang selama ini ia rasakan.
"Dan ali ingin, ali dan talita bercerai". Lanjutnya lagi dan itu berhasil membuat semuanya membelalakkan mata tak percaya terlebih dengan talita.
"Ali, kamu gak bisa gitu, aku yakin kamu sudah tak mencintai wanita berengsek itu, kamu mencintai aku ali". Ucap talita yang masih belum bisa menerima ucapan ali.
"Talita, aku tau kamu mencintai ku tapi maaf selama ini aku tak pernah mencintai mu meskipun aku dari dulu sudah mencobanya tapi perasaan itu sama sekali tak pernah ada buat kamu". Alfaro pun akhirnya bisa mengungkapkan apa yang selama ini hatinya rasakan.
"Tapi al--". Ucapan talita terpotong
"Udah cukup talita, cukup, ini keputusan ku". Alfaro pun segera melangkah pergi tapi
"Oke, terserah kamu al, tapi asal kamu tau kalau aku gak bisa miliki hati kamu, sebaliknya.. gak akan ada yang bisa miliki hati kamu termasuk perempuan tadi". Ancam talita kepada alfaro tapi alfaro hanya diam saja melangkah pergi dan talita pun pergi menuju kamarnya, sedangkan mama dan papa alfaro yang sedari tadi mendengar pertengkaran tadi hanya diam, terutama mama alfaro yang menahan tangisnya.
Setelah semuanya pergi, mama alfaro luruh duduk di kursi dengan tangis, sedangkan sang papa yang melihatnya mencoba menengkan sang mama.
"Semua salah ku pa, seandainya dulu hiks hiks".
"Udahlah ma, jangan dipikirkan semua sudah terjadi kita menyesal juga gak akan merubah keadaan". Sang papa pun meneluk sang mama dengan erat.
Di lain sisi elvina yang berada di mobil dengan el yang selalu memeluk elvina, elvina hanya mengusap lembut kepala el dengan sayang dan sesekali mencium kepalanya.
"Mami". Panggil el
"Iya sayang".
"Mami, apa benar el anak dari om papi?". Pertanyaan el sukses membuat elvina terdiam dan menatap kurus ke depan.
"Mami, jawab". El pun segera melepaskan pelukan elvina dan melihat wajah elvina yang agak berubah menjadi tegang.
"Mami". Saat itu pun elvina tersadar dari lamunannya.
Ia pun segera menarik nafas dan membuangnya perlahan, tapi ia juga tak menjawab pertanyaan dari sang anak.
"Jika om papi adalah papi el, kenapa papi dan mami gak tinggal berdua dengan el?". Kali ini elvina hanya bisa diam mendengarkan pertanyaan polos sang anak.
El yang melihat mami nya semakin diam pun tak, mencari topik lain yang ingin dibicarakan.
"Mami, boleh el minta hadiah ulang tahun el sekarang?". Elvina pun segera melihat ke arah el dan tersenyum dengan mengangguk.
"El mau minta apa aja pasti mami bakal kasih buat ulang tahun el". Mendengar itu el pun merasa senang dan kegirangan.
Elvina yang melihat itu merasa senang jika sang anak tersenyum dan gembira karna dia.
"Mami, el minta dua kado boleh?". Elvina pun mengangguk mengiyakan.
"Yang pertama, el ingin sekolah mami". Mendengar itu elvina pun mengangguk dan memeluk el dengan sayang.
"Pasti itu sayang, el bakalan sekolah".
"Terus kado kedua apa?". Lanjut elvina dengan pertanyaan kepada el."Yang kedua, el ingin papi dan mami tinggal dengan el".
Deg
Mendengar itu elvina segera melepaskan pelukan dari el, dan kembali terdiam.
El pun yang menyadari perubahan mimik wajah dari sang mami pun hanya diam.
Sampai akhirnya mobil yang mereka naiki berhenti di depan pelataran rumah keluarga Fendrick.
El pun segera turun keluar dari mobil dan segera berlari masuk ke dalam rumah.
Elvina yang melihatnya hanya diam menghela nafas gusar.
Sedangkan el yang segera berlari menuju kamarnya dan menguncinya dari dalam.
Sisi, sang oma yang melihat itu pun heran dengan tingkah sang cucu.
"Ada apa lagi sebenarnya?". Saat itu ia melihat elvina yang baru muncul dari balik pintu utama rumahnya, muka elvina tampak kusut dan ia tau anaknya sedang memikirkan sesuatu, sisi pun segera menghampiri elvina, elvina pun hanya bisa memaksakan senyumannya.
"Sebenarnya ada apa ii? Cerita sama mommy!". Elvina pun hanya menunduk, sang mommy segera menuntunnya untuk duduk di kursi ruang tamu.
Sebelumnya elvina menarik nafas dan membuangnya perlahan, ia pun segera menceritakan semua kejadian di rumah alfaro kepada sang mommy dan juga menceritakan keinginan sang anak.
Tanpa mereka sadari, seseorang yang tadinya hendak bertamu ke rumah itu pun mendengarkan semua apa yang mereka bicarakan, ia pun menggepalkan tangannya, ia tak terima oleh kelakuan sang laki-laki, apa lagi itu ia lakukan kepada saudaranya, iya dia adalah Fadlan anak dari Ghina dan Kevin.
Ia pun segera melangkah menghampiri tuan rumah yang sedang serius bercerita itu.
Iya ia sudah tau akan masalalu elvina, dulu ia hampir saja menghampiri alfaro untuk bertanggung jawab atas perlakuannya kepada elvina tapi semua keluarga menahannya, dan detik ini setelah mendengar cerita dari kakak tercinta nya itu, ia semakin marah kepada alfaro, terutama kepada istri alfaro yang sudah menghina sang kakak dengan menyebutnya sebagai wanita jalang ia tau sang kakak sakit hati tapi ia juga tau sang kakak tak ingin terlihat lemah di depan semua orang termasuk dirinya.
"Aku akan membalas semua perbuatan laki-laki itu demi kakak". Mendengar itu elvina dan sang mommy segera melihat kearah suara itu.
"Fadlan". Mereka pun terkejut bukan main nelihat fadlan dengan yang sudah berdiri di belakang mereka dengan rahang yang mama mengeras dan tanggannya yang mengepal.
Elvina pun yang tau itu segera berdiri dan menghampiri fadlan serta memeluknya, ia pun menangis dalam pelukanya dan fadlan pun membalasnya.
"Jangan menangis kak, maaf fadlan gak ada di samping kakak".
"Tapi kakak jangan khawatir, fadlan akan balaskan sakit hati kakak". Mendengar itu elvina pun hanya menggeleng tanpa bersuara sama sekali."Tapi kak, dia su--".
"Bukan dia yang salah dek, dia gak salah hiks hiks". Lirihnya dalam tangisannya.
"Kamu gak tau dek apa yang kakak rasakan selama ini, kakak sedih, kakak kecewa, kakak marah tapi semua itu gak bisa buat kakak ungkapin ke kalian semua, entah kapan kakak sanggup bercerita kepada kalian tentang apa yang terjadi sebenarnya dengan kakak". Batin elvina yang menangis dalam pelukan fadlan.
~~0~~
Banyuwangi, 04 Maret 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant CEO [END]
Romance#Sequel Fall in love with CEO Elvina Aprillya Fendrick adalah wanita satu-satunya yang menjabat sebagai CEO di negara ini. Elvina memiliki sifat yang hampir sama dengan sang daddy yaitu Digo Fariz Fendrick yang mungkin lebih, karna elvina memiliki s...