02. Parasite

12.9K 1.3K 46
                                    

Mencintai sebelah pihak itu menyakitkan, tidak enak, dan menyesakkan. Benar begitu? Setiap manusia di dunia ini pasti pernah mengalami setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya, benarkan? Jangan khawatir, Shin Hyejung ini juga termasuk salah satu yang mengalami keadaan mencintai satu sisi.

Gadis itu sama sekali tidak paham bagaimana perasaan seorang Park Jimin padanya. Atau barangkali tidak memiliki perasaan apapun? Kepribadiannya benar-benar sulit untuk ditebak. Empat tahun menyimpan perasaan, apa Hyejung akan tetap menyukai? Hati Hyejung begitu mudah goyah. Jika egonya meminta untuk berhenti—ia akan berhenti, begitu juga hatinya. Hatinya akan berusaha melakukan. Tapi ketika hari di mana ia mulai bisa menjauh, Park Jimin malah mendekat. Seperti tarik ulur, barangkali.

Saat itu—dua tahun yang lalu, Jimin pernah berkata, "Jung, semalam Hyorin mengakhiri hubungan kami. Itu sangat menyakitkan." Hyejung masih mengingat pertama kali Jimin berkencan dengan seseorang. Gadis bernama Hyorin itu katanya mengakhiri hubungan mereka secara sepihak, dan itu berhasil membuat Jimin bungkam berhari-hari.

"Hari ini aku akan pergi bersama Jinhee." Untuk yang ini, satu tahun lalu. Hyejung juga masih mengingatnya degan jelas.

"Jung, tebak? Sohee menerimaku!"

Hyejung sudah kelewat kebal. Apalagi yang harus ia dengar selanjutnya? Gadis itu hanya menatap Jimin dengan menebarkan senyumnya yang jelas-jelas terpaksa seakan menggambarkan bahwa ia turut bahagia. Tapi—realita tetaplah realita. Siapapun tidak bisa mengubah kenyataan semudah itu.

Hari ini Hyejung sudah bersama Yeonhee. Ingin melepas penat di kepalanya yang semakin hari semakin terasa. Ia butuh refreshing. Setidaknya gadis bermarga Choi itu bersedia menemaninya. Yeonhee tahu segalanya tentang Hyejung mulai dari hal paling kecil—seperti apa yang membuat Hyejung bahagia hingga hal yang paling menyakitkan sekalipun.

Hyejung menyeruput minuman cokelatnya diikuti Yeonhee yang duduk berhadapan. Gadis itu hanya bungkam sejak tadi, sedangkan Yeonhee sibuk memamerkan senyum pada layar ponselnya. Awalnya Hyejung tidak tertarik dengan apapun yang ada di sekitarnya, namun lambat laun ia diserang rasa bosan. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain minum dan minum. Perutnya bahkan hampir membesar seperti paman-paman tua jika saja tidak berhenti.

"Hei, gadis manis. Coba katakan sebenarnya di sini kau yang menemaniku atau aku yang menemanimu?" Hyejung tidak bisa menutupi kalau dia mulai kesal. Ingin sekali memaki, tapi tidak tahu kenapa dan pada siapa. Suasana hatinya naik turun tidak jelas belakangan ini.

Yeonhee yang setengah terkejut segera menjatuhkan ponselnya ke meja dengan pandangan tidak lepas dari sahabatnya—diam-diam dia memperhatikan Hyejung dengan takut-takut. Baru kali ini ia melihat Hyejung sekesal itu padanya setelah berteman cukup lama.

"Baiklah, maafkan aku Tuan Putri. Kalau diperhatikan sepertinya kau sedang dalam mood yang kurang baik. Benar begitu? Sini, tumpahkan segalanya padaku. Aku akan mendengarkan dengan senang hati." Beruntungnya jadi Hyejung adalah memiliki teman seperti Yeonhee. Tidak pernah tanggung-tanggung dalam berteman. Yeonhee menyeruput minumannya sejenak sebelum kembali bertanya, "Bagaimana dengan Jimin?"

Gadis berambut sebahu itu pada dasarnya adalah pendukung nomor satu hubungan Hyejung dengan Jimin. Tapi di dunia ini tidak ada yang segalanya diterima dengan baik. Di sisi lain Yeonhee selalu memperingati ketika Jimin hanya bisa menyakiti Hyejung setiap harinya. Puluhan kali pula ia menyarankan untuk menjauh saja, tapi gadis itu tahu betul bagaimana sifat Hyejung. Jelas sarannya tidak terlalu berguna.

"Kau tahu, seperti biasa." Hyejung berkata dengan nada setengah malas, menahan napas sejenak lalu jarinya mulai bermain di sekitar sedotan minumannya, membuat gerakan memutar guna mengalihkan situasi.

Stay Still | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang