Yeonhee : Jung, ayo bertemu! (Received 8.09pm)
Hyejung menggelengkan kepala lantas tersenyum. Dia ingin sekali menemui temannya itu, tapi hari sudah malam, dan dia telah mendapat pesan dari orangtuanya untuk tetap di rumah sampai mereka tiba. Mengingat itu, sepertinya dia harus mengurungkan keinginannya.
Jemarinya akan mematikan ponsel, namun tiba-tiba merasa tidak enak hati kalau mengabaikan begitu saja pesan dari Yeonhee. Dia kemudian menghidupkan kembali ponselnya dan mulai bergerak menyentuh huruf-huruf yang tertera di layar.
Baru beberapa kata yang sempat dia ketik, tiba-tiba terdengar suara bel pintu rumahnya. Sempat berpikir siapa yang datang, dia lantas meletakkan ponselnya kembali di atas meja karena mendadak suara belnya terdengar brutal dan tidak sabaran. Hyejung berjalan tergesa menuruni tangga, dan ketika mencapai anak tangga terakhir, dia berlari seperti sedang dikejar.
"Tunggu sebentar." Dia berteriak. Apa orangtuanya sudah pulang? Tapi seharusnya orangtuanya tidak perlu membunyikan bel rumah karena mereka hanya tinggal masuk. Atau, tetangganya? Barangkali ingin membagi sesuatu? Tapi setahu Hyejung, dia tidak pernah memiliki tetangga yang tidak sabar seperti ini.
Hyejung mengintip sebentar di balik tirai jendela sebelum benar-benar membuka pintu. Bohong kalau dia tidak cemas, apalagia sendirian sekarang. Takut jika ternyata orang jahat yang pura-pura bertamu. Akhir-akhir ini dia sering mendengar desas desus dari tetangganya bahwa ada modus yang seperti itu. Mengingatnya membuat Hyejung berpikir dua kali untuk membukakan pintu.
"Jungie?"
Hyejung terlonjak diikuti langkah mundurnya begitu mendengar namanya dipanggil. Kali ini dia yakin, itu bukan suara orangtuanya karena mereka tidak pernah memanggil Hyejung dengan sebutan itu.
Meskipun dia belum sepenuhnya melihat wajah orang itu melalui jendela, tampaknya dia sudah bisa menebak siapa pelakunya. Dengan cepat, dia membuka pintu dan langsung di sambut oleh senyuman dari orang itu.
"Permisi, apa benar ini rumah nona Shin Hyejung?"
Ah yang benar saja—dia berlagak seperti orang yang mengantar paket. Sama sekali tidak lucu.
"Terserah kau saja. Hei—kupikir kau ingin bertemu di suatu tempat?" Hyejung berhambur kepelukannya ketika orang itu merentangkan kedua tangan, siap menerima pelukan dan pastinya cacian dari Hyejung.
"Hm, sebenarnya aku bertemu Ibumu di butiknya tadi. Dia bilang kau sendirian di rumah. Jadi aku kesini. Aku teman yang peka tidak?"
Hyejung bahagia bukan main, di saat orangtuanya harus pulang terlambat, dia dikirimkan seseorang yang akan menemaninya. "Ini sudah malam, apa tidak masalah?"
"Aku akan menginap, tentu saja. Anggap saja bayaran karena aku datang kemari untuk menemani anak perawan yang kesepian ini? Bagaimana? Tapi aku khawatir Hoseok Oppa mencariku karena aku belum sempat mengabarinya."
Yeonhee ini benar-benar ajaib. "Kenapa kau tidak mengabarinya sekarang?"
"Kalau ponselku tidak sekarat aku sudah menghubunginya sejak tadi sebelum aku kemari, Jung. Hm, omong-omong apakah kita harus berbicara di pintu seperti ini?"
"Ah—ayo masuk nona Choi."
Hyejung memperlakukan Yeonhee layaknya putri raja. Dan itu membuat Yeonhee tertawa puas berkali-kali.
Setelah Yeonhee berhasil mengabari Hoseok, mereka menghabiskan makan malamnya dan Hyejung membiarkan Yeonhee mandi terlebih dahulu. Mereka bercanda gurau dan mulai bercerita ketika mereka akan tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Still | PJM
Fanfiction[COMPLETED] Persahabatan antara seorang pria dan wanita tidak ada yang abadi, sama halnya dengan kisah mereka. Berjuang untuk sekedar bertahan, atau bahkan memilih untuk menyerah. Sikap Jimin yang sulit ditebak, sampai cinta sebelah pihak Hyejung y...