❝ You should learn how to love someone with your heart. ❞
— jeonssin
●●●
—Dua jam sebelum Hyejung dan Taehyung pergi ke kedai ice cream.—Hyejung terlihat tergesa-gesa. Dia diserang hasrat yang tidak bisa ditahan lagi untuk segera pergi ke toilet. Dia masuk ke salah satu bilik toilet dan segera saja menuntaskan urusannya. Tidak lama, dia mendengar suara langkah sepatu memasuki toilet. Tidak tahu siapa, yang pasti terdengar lebih dari satu orang.
"Aku tidak mengerti kenapa Jimin selalu membicarakan Hyejung saat kami bersama."
Hyejung menutup mulut rapat-rapat ketika namanya disebut. Rasanya dia ingin keluar dari sana, menghantam wajah gadis yang baru saja membicarakannya. Hei, itu sama saja mengumbar gosip tentangnya 'kan? Tapi dia rasa tidak mungkin menampakan wajahnya di saat mereka tengah membicarakannya.
"Setahuku, mereka berdua memang berteman baik?" Suara berbeda menjawab.
"Hm, memang. Tapi, bukankah itu kelewat batas? Aku mengerti mereka berteman. Tapi rasanya sangat aneh ketika Jimin terus mengungkit namanya."
"Apa ada sesuatu di antara mereka? Lagipula di dunia ini tidak ada yang namanya sahabat di antara pria dan wanita."
"Benar kata Wendy, Seul. Coba bicarakan saja secara baik-baik dengan Jimin jika memang kau merasa tidak nyaman."
Sekarang Hyejung tahu siapa perempuan di balik pintunya itu. Kang Seulgi dan teman-temannya. Setelah secara tidak sengaja menguping pembicaraan mereka, Hyejung mengerti bagaimana perasaan perempuan itu. Jelas sekali kalau Seulgi cemburu, dan Hyejung bisa tahu dari nada bicaranya.
Sesungguhnya, selama ini Hyejung tidak pernah tahu jika Seulgi menaruh rasa tidak senang pada pertemanannya dan Jimin. Benar juga, terkadang dia sendiri merasa pertemanan antara dia dan Jimin bisa saja membuat salah paham. Sekarang dia tahu, setidaknya dia harus mengambil tindakan.
***
Dugh.
"Taehyung! Kau baik-baik saja?" Hyejung menghentikan langkah dan menghampiri Taehyung yang tiba-tiba saja terjatuh. Aduh yang benar saja, sebenarnya kenapa dengan Kim Taehyung ini? Dia tampak memegangi dadanya sendiri. Hyejung kebingungan antara panik, kasihan dan kesal. Pasalnya, pria itu sejak tadi hanya diam, tidak tahu apakah ucapan Hyejung sepanjang jalan tadi di dengar atau tidak sama sekali.
"Hye—jung." Taehyung mendesis. Kenapa Hyejung sedikit kesal mendengar namanya disebut secara terpisah begitu, ya? Seperti setengah-setengah.
"Ada apa? Kau sakit?" Dia tahu di tidak boleh terlalu keras pada Taehyung untuk sekarang. Dia berlutut di hadapan pria yang sudah duduk di tanah itu. Tangannya terulur untuk menawarkan bantuan agar Taehyung bisa berdiri.
"Mataku sakit, jantungku berdegup kencang sekali, dan kakiku juga terasa lemas. Kau tahu tidak kenapa aku bisa seperti ini?" Taehyung bertanya super polos.
Mana dia tahu?
Hyejung memandang Taehyung dari atas sampai bawah, yah, pria itu memang terlihat pucat sejak berpamitan pulang pada Yeonhee dan Hoseok. Hyejung mulai berpikir, mencari potongan-potongan memori tentang apa yang sudah Taehyung lakukan seharian ini bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Still | PJM
Fanfiction[COMPLETED] Persahabatan antara seorang pria dan wanita tidak ada yang abadi, sama halnya dengan kisah mereka. Berjuang untuk sekedar bertahan, atau bahkan memilih untuk menyerah. Sikap Jimin yang sulit ditebak, sampai cinta sebelah pihak Hyejung y...