28. Ending

11.4K 956 84
                                    

Please play Perfect by Ed Sheeran

Well I found a woman, stronger than anyone I know. She shares my dreams, I hope that someday I'll share her home.

Balutan gaun putih bernuansa mewah penuh aura kebahagiaan milik gadis bertubuh ramping itu mengalihkan pusat perhatian setiap orang yang ada di gedung itu. Semua mata tidak lepas dari kehadirannya yang mengejutkan. Cantik sekali.

Termasuk Jimin, matanya melebar, degupan jantungnya mendadak semakin cepat dan terasa menggebu. Ia menegang beberapa saat, menyaksikan gadis yang akan menjadi pasangan hidup untuk selamanya telah melangkah perlahan dengan sosok yang paling dihormatinya, tentu saja Ayahnya.

Ada sebuah bibit penyesalan yang tumbuh dalam diri. Tapi beberapa saat pikirannya bekerja, ia hanya menemukan bahwa inilah takdir dalam hidupnya. Takdir yang harus ia terima selamanya. Meninggalkan luka dan resiko yang cukup besar. Tidak ada yang bisa mengusik itu.

I found a love, to carry more than just my secrets. To carry love, to carry children of our own.

Mata Jimin mendadak buram, ia tidak mengerti kenapa hari ini rasanya begitu menakutkan dan menyesakkan. Gemetar dari ujung kaki hingga kepalanya semakin menjadi ketika merasa tidak percaya bahwa statusnya sebentar lagi berubah. Begitupula dengan kehidupan yang harus dia hadapi sebentar lagi.

Hanya menyisakan beberapa jengkal, gadis itu sampai di hadapannya. Senyum sendu yang pertama Jimin terima dari gadis yang merangkul lengan Ayahnya saat tatapan mereka bertemu. Sedangkan Jimin, dia berusaha berpikir keras, apa yang sebenarnya dan akan terjadi sebelum dan setelah ini.

Tapi dia tidak bisa untuk menghentikan matanya terus mencari sosok lain, sosok yang bersembunyi entah di mana. Sebab sejak tadi Jimin tidak melihat sosok itu setelah terakhir bertemu beberapa waktu lalu.

Darling just hold my hand, be my girl I'll be your man. I see my future in your eyes.

Mereka bertemu, gadis itu telah sampai di hadapannya. Menunggu Jimin untuk meraihnya ketika sang Ayah menyerahkannya pada pria itu.

Jimin yang masih kalut dalam pikirannya, tersadar. Tidak butuh waktu untuk berpikir lagi, senyum Jimin mengembang bersamaan dengan setetes air mata yang turun membasahi pipinya. Ia tidak bisa lagi menahan hasrat untuk tidak menangis. Tidak tahu itu air mata penyesalan atau air mata kebahagiaan.

Saat Jimin telah menautkan tangan gadis itu, ia merasakan sebutir air jatuh di punggung tangannya, ia mencari-cari dari mana asal itu. Apakah air matanya? Tidak, air matanya bahkan hanya membasahi pipi. Matanya mencari-cari, dan menemukan air tersebut berasal dari gadisnya.

"Shin Hyejung." Dia memanggil, sebelum berbisik amat lembut tepat di telinga gadis itu. "When I saw you in that dress, looking so beautiful—I don't deserve this, darling you look perfect tonight."

Gadis itu mengangkat kepala, menatap mata Jimin yang berkaca-kaca. Dia, dengan debaran jantungnya, hanya bisa tersenyum tipis. Tidak pernah mengira akan jadi seperti ini, tapi sosok yang dicintainya telah di depan mata.

Ini takdir. Benar kata Jimin, ini adalah akhir dari mereka yang sesungguhnya. Akhir yang tidak pernah bisa kita ketahui sebelumnya.

***

Apa yang sebenarnya terjadi? Hanya saja itu semua memang telah terjadi sebagaimana harusnya.

Bagaimana dan di mana Seulgi sekarang?

....

Flashback.

Setelah menatap punggung Jimin yang kian menghilang dari balik pintu, Hyejung masih merenung dan setia di ruangan itu. Senyum dan air mata mengering tidak hilang dari wajahnya. Hangatnya bibir Jimin masih begitu terasa di bibirnya.

Stay Still | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang