Semua hal pasti memiliki resiko, entah besar maupun kecil. Salah satu resiko besar adalah bila seorang gadis mencintai lelaki yang telah terikat. Sama halnya dengan Hyejung, ia mungkin harus melepas, tapi hatinya mudah goyah. Hanya dengan saran kecil yang seseorang berikan padanya bisa mengubah pola pikirnya dalam sekejap.
Contoh kecilnya adalah saran Hoseok beberapa hari lalu. Ia hampir saja goyah kalau dia tidak mampu menahan fisik dan pikiran, ia berusaha untuk bisa bertahan sampai akhir. Dan ternyata usahanya cukup membuatnya teguh pada pendirian.
Pagi ini Hyejung sudah setia dengan lamunannya yang akhir-akhir ini menyambut, membuat kedua temannya menggeleng-gelengkan kepala. Mereka jelas tahu apa penyebabnya. Bukan hal yang mengherankan lagi.
"Apa kau mulai tertarik dengan jendela itu?"
Suara lembut sedikit serak milik Yeonhee menyadarkan Hyejung dalam sekejap. Gadis itu kalang kabut, segera mengalihkan pandangannya dari jendela.
"Sepertinya bukan jendelanya yang membuat Hyejung tertarik sampai terpaku. Tapi di sana-" Taehyung menggantung kalimatnya dengan melirik ke arah jendela.
Yeonhee yang penasaran akhirnya mendekatkan diri ke arah jendela. Hal tersebut berhasil membuat Yeonhee menghela napas dibarengi senyum kecilnya ketika mendapati Jimin yang terlihat dari jendela sedang bermain basket sendirian di lapangan. "Sepertinya memang terlalu sayang untuk dilewatkan." Dia membenarkan ucapan Taehyung.
Hyejung yang terdiam hanya bisa merutuki kesalahannya. Ia sendiri tidak bisa mengontrol diri untuk mengalihkan pandangannya dari Jimin tadi. Tapi kegiatan Jimin itu menarik perhatian Hyejung, karena tidak biasanya Jimin bermain basket sekuat dan secepat itu. Terkesan brutal dan Jimin seolah sedang melampiaskan kemarahannya pada bola basket tersebut.
"Hyejung-ku tidak pernah bisa melupakannya." Yeonhee menatap lesu.
"Sudahlah, lebih baik kau berlama-lama menatapku. Setidaknya aku jauh lebih baik dari Jimin." Ujar Taehyung percaya diri. Mendadak pria itu jauh lebih baik di hadapan Yeonhee, seolah tidak ada lagi Kim Taehyung yang selalu gemetar saat berhadapan dengan gadis itu.
"Aw!" Ya, tentu saja sebuah ringisan Taehyung langsung terdengar setelah Yeonhee menyikutnya tanpa ampun.
"Kau dan Jimin sama-sama pecundang, tahu?"
"Baiklah, terserah apa katamu."
Hyejung terkikik geli melihat kedua temannya bertengkar kecil seperti ini. Rasanya suatu hal langka melihat Yeonhee begitu dekat dengan seorang lelaki. Apalagi sampai bertukar canda. Hal itu membuat Hyejung sedikit tidak percaya.
"Tunggu," Hyejung tersadar akan sesuatu.
Sontak dua manusia yang sekarang sedang sibuk saling mendorong langsung menatap ke arahnya. "Ada yang salah?" Tanya Yeonhee.
Hyejung mengangguk. Tentu saja ada yang salah. Taehyung dan Yeonhee memandang begitu serius sampai Hyejung bertanya, "Sejak kapan kalian sedekat itu?" Pertanyaan Hyejung berhasil membuat Taehyung dan Yeonhee salah tingkah. Bahkan Hyejung tampak memicingkan mata.
Taehyung menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, dia berusaha mengalihkan kegugupannya lain halnya dengan Yeonhee, gadis itu meremas kedua tangannya sendiri akibat gugup. Lebih gugup daripada saat Taehyung menyatakan perasaannya beberapa hari yang lalu.
Iya, benar. Kim Taehyung menyatakan perasaannya. Faktanya mereka telah resmi mengikat hubungan. Bagaimana ceritanya? Singkat cerita, saat itu Yeonhee menerima ajakan Taehyung untuk menemaninya menonton film terbaru. Siapa sangka? Saat mereka makan malam, Taehyung dengan kikuk membawa se-bucket bunga mawar yang membuat Yeonhee jatuh pada pesonanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Still | PJM
Fanfiction[COMPLETED] Persahabatan antara seorang pria dan wanita tidak ada yang abadi, sama halnya dengan kisah mereka. Berjuang untuk sekedar bertahan, atau bahkan memilih untuk menyerah. Sikap Jimin yang sulit ditebak, sampai cinta sebelah pihak Hyejung y...