[7]

42.4K 3.7K 98
                                    

BULAN PURNAMA BUKAN HANYA menjadi saat-saat yang disukai oleh bangsa serigala. Raziel-sebagai makhluk yang terlahir dengan kodrat menghisap darah untuk bertahan hidup-juga menyukai saat-saat tersebut karena di saat itulah ia merasakan kekuatannya-energi dalam dirinya semakin besar.

Raziel melesat. Berlari di antara pepohonan yang berjarak cukup dekat dan setinggi pohon pinus. Kedua kakinya tak berhenti bergerak sampai indra penciumannya mendapati sesuatu.

Aroma darah.

Mengikuti instingnya, Raziel langsung bergerak menuju sumber aroma itu menguar. Benar saja, sesuatu diluar yang ia perkiraan ditemukannya.

Sebuah jasad. Ah, bukan. Raziel masih dapat mendengar deru napas pelannya walau dari jarak kira-kira tujuh meter. Raziel mendekat dan terkejut ketika apa yang ia temukan adalah tubuh seorang gadis-sepenuhnya telanjang.

Banyak pertanyaan mencuat di kepalanya begitu melihat kulit pucat tubuh itu.

Dari aromanya, Raziel tahu betul jika gadis di depannya ini adalah seorang dari bangsa werewolf, dan hal itu membuatnya menarik kesimpulan bahwa rasanya aneh melihat kulit tubuh gadis itu dan dirinya tampak sama.

Selain itu, ia memerhatikan lebih lanjut dan mendapati surai putih yang dimiliki gadis itu. Entahlah, terlihat aneh sekaligus memesona.

Kedua alisnya mengerut saat melihat sebuah luka parah-seperti luka bakar-yang berada di leher gadis itu. Belum lagi bekas luka layaknya tusukan yang terlihat di dagunya, dan banyak hal lainnya yang serupa namun terlihat di bagian anggota tubuh lain. Sebersit rasa iba seakan melingkupinya.

Biasanya, Raziel tidak menyukai membantu makhluk dari bangsa lain. Namun kali ini, sisi lain dari dirinya seakan memaksanya untuk bergerak menuju tubuh rapuh itu.

Tanpa pikir panjang, Raziel pun melepas pakaian terluarnya, menyisakan kemeja putih panjang dan rompi untuk dikenakannya.

Ia menutupi tubuh gadis itu dengan jasnya dan memastikan agar kain berwarna hitam itu tidak akan terlepas saat dirinya membawa gadis itu ke pelukannya maupun dalam perjalanan menuju kastilnya.

Malam itu, Raziel membawa tubuh gadis tak dikenal ke kastilnya-sesuatu yang tak biasa tetapi dilakukannya-tanpa tahu jika apa yang dilakukannya, membuat jalinan takdir kian rumit.

.

Nyaris satu bulan gadis itu tidak sadarkan diri. Masih dengan nyaman dan lelap dalam tidurnya, tidak merasakan rasa lelah akan menutup kedua kelopak matanya terus-menerus.

Dan selama itu pula, keberadaan Raziel tak pernah absen untuk diam di dekat gadis itu. Ia tidak selalu berada tepat di sampingnya, tetapi Raziel selalu berada di dalam kamar tersebut seperti menunggu kembalinya seseorang yang amat penting baginya.

"Hingga kapan kau akan terus-menerus berada di dalam kamar ini?"

Tanpa menoleh, Raziel sangat tahu jika pertanyaan itu dilontarkan oleh tabib kerajaan merangkap teman dekatnya, Jack. Maka ia menjawab, "Kurasa hingga kedua kelopak mata itu terbuka."

Jack menggeleng-gelengkan kepalanya-lelah dan tak habis pikir pada Raziel.

"Kita sebagai bangsa vampir memang tidak memerlukan istirahat, Yang Mulia. Akan selamanya kita dapat membiarkan mata kita tetap terbuka, tetapi ada saatnya kita harus tetap memaksakan diri untuk merebahkan diri di atas ranjang walau sejenak guna beristirahat," tutur Jack.

Ia meletakkan secangkir berisikan darah untuk sang Tuan di atas meja beserta nampan dan tekonya sementara ia ikut duduk di kursi kosong lainnya. "Minumlah, Pangeran. Aku tahu kau belum meminum ini sejak kau menemukan gadis itu."

Chain LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang