[26]

19.6K 1.7K 93
                                    

"KAU MEMANG TIDAK PERNAH BERUBAH."

Jack sudah bisa menduga jika sang Raja akan memberikan reaksi seperti itu.

"Ini hal yang penting. Kenapa kau bisa-bisanya tidak memberi tahuku?"

"Sabarlah, Sayang." Ratu Jeanine menyela.

Sementara berdiri di tempatnya dengan rasa gelisah yang membunuh, Raziel justru terlihat tidak terpengaruh.

"Aku baru saja mengatakannya, Ayah," ucap Raziel.

Andaikata Razor memiliki kemampuan berubah seperti Mare--alias bangsa serigala, mungkin ia sudah mengoyak Raziel hingga ke tulang-tulangnya.

"Kastil itu berada di pegunungan Black! Kemudian kau bilang Elra berada di sana?!" Razor kembali membentak dengan suara lantangnya.

Raziel mengangguk. "Dia di sana."

Tepat ketika ia menemukan Jack dengan kondisi berlumuran darah, saat itu ia juga mendapatkan beberapa hal lain.

Raziel tidak sebodoh itu jika mengira Wayline tidak sengaja meninggalkan benda itu semua. Sudah jelas ini bagian dari rencana mereka. Penyihir hitam sialan itu ingin Raziel mengikuti semua alur permainan mereka.

Lihat sekarang, Raziel akan menuruti kemauan mereka.

Wayline meninggalkan tiga benda. Sebuah kertas, liontin, dan pisau.

Surat itu jelas adalah gabungan antara provokasi dan ancaman untuk Raziel. Isinya tak lain dan tak bukan mengenai Elra yang berada di kastil mereka. Tidak lupa dengan bumbu-bumbu berupa kata yang memanas-manasi. Walaupun Raziel bisa menebaknya, ia tetap tidak bisa menahan diri atas amarah.

Namun, secepat itu juga akalnya kembali. Penyihir itu tidak akan memberi tahu lokasi mereka tanpa adanya rencana lainnya. Satu kesimpulan pun Raizel temukan dan ia meyakininya: mereka akan membawa Elra pergi dari kastil itu nantinya.

"Lantas kau akan menjemputnya ke sana? Memangnya kau sudah sebodoh ini untuk mengetahui bagaimana area di sana? Pegunungan Black bahkan lebih buruk dari gua tempat moyangmu bersemayam! Drakula busuk itu!"

Jeanine sedikit mengernyit saat Razor menyebut soal drakula.

"Aku tahu, tetapi aku yakin dia tidak di sana saat perang."

Jack menggerutu dalam diamnya, berpikir bukankah hal itu akan lebih menyusahkan mereka?

"Memang." Raziel menjawab Jack--membuat pria itu memaki dirinya sendiri karena melupakan kemampuan istimewa Raizel--membaca pikiran. "Akan lebih merepotkan, tetapi aku sudah menemukan solusinya."

Razor melirik Raziel tajam--entah sudah berapa kali dalam beberapa menit ini. "Lalu kau juga tidak akan mengatakannya padaku? Bahkan Jack?"

"Tidak," jawab Raizel. Itu memang keputusannya. Di saat-saat seperti ini, bukan hal yang tidak mungkin jika ada seseorang yang bersembunyi di antara mereka. Maka hal terbaik adalah semakin sedikit orang yang mengetahui langkah yang ia buat.

Razor mengumpat begitu mendengar balasan Raziel. Tidak menghiraukan upaya Jeanine untuk menenangkannya.

"Jack." Kali ini Razor beralih pada sang Penasihat.

"Ya, Yang Mulia?" Jack mencoba menjawab dengan suara setenang mungkin meski ia merasakan intimidasi yang luar biasa.

"Bagaimana dengan bantuan terakhir kita?" tanya Razor. "Keberadaan dia jelas sangat diharapkan, jadi tolong katakan kalau dia bersedia mengambil tempatnya."

Chain LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang