[33]

17.3K 1.6K 74
                                    

SELAGI MENCOBA MEMBUAT ELRA merasa lebih baik, Meredith tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Sejak awal, semua hal ini adalah hal yang sulit dimengerti. Bahkan hingga detik ini, Meredith masih dilanda kebingungan. Manakah yang fakta dan manakah yang rumor? Tidak ada yang tahu pasti. Meredith sendiri tidak yakin dengan isi buku yang pernah Raziel jabarkan padanya karena pada kenyataannya, banyak hal yang tidak cocok.

Apa yang ia ketahui dari buku milik Sebastian tidak lain dan tidak bukan lebih seperti sejarah dari awal mula keberadaan Xavierra itu sendiri. Sementara buku yang ia miliki, memiliki catatan beberapa kasus yang melibatkan sang Kunci. Akan tetapi, tetap saja otaknya buntu. Di mana sebenarnya hal yang salah? Bagian mana yang ia lewatkan sampai semuanya terlihat begitu kacau?

Menurut Meredith berdasarkan paparan dari Walrus, pria tua itu sudah hidup sangat lama. Dia bahkan mengabdikan dirinya pada Xavier-yang jelas-jelas merupakan keturunan Lucifer dan saudara kandung Xavierra. Itu artinya usianya sangat tua dan wajar saja dia mengetahui ritual pembebasan Xavierra begitu awal. Kenyataan bahwa Xavierra tidak tahu jati diri Walrus yang sebenarnya membuat Meredith sedikit bertanya-tanya. Perempuan itu tahu jika Walruslah yang merebut kekuatannya, tetapi tidak ingat bahwa pria itu hidup untuk kakaknya?

Apa mungkin berada di dalam cermin ribuan tahun membuat ingatannya tumpul? Bagi Meredith, itu kesimpulan yang cukup masuk akal. Cermin itu pasti memiliki daya sihir yang tinggi. Hanya saja, ia tidak menyangka iblis tetap terpengaruh.

Lalu, Walrus sudah melakukan ritualnya berkali-kali. Ini adalah hal aneh lainnya. Artinya cerminnya hancur berkali-kali dan tidak ada kehancuran dunia immortal sama sekali. Berkali-kali kekuatannya disedot habis, bagaimana bisa Xavierra masih bertahan ribuan tahun dan terus menerus membuat sang Kunci bermunculan? Cermin itu seharusnya adalah kurungan bagi Xavierra.

Segel terpatahkan dan cermin yang hancur.

"Uhuk-" Tiba-tiba saja darah menyembur dari mulut Elra. Perempuan itu sadar, tetapi tatapannya tidak fokus.

Tubuhnya benar-benar lemah, pikir Meredith. Ia sendiri tidak yakin apakah kekuatannya mampu menyembuhkan Elra. Bukan karena ia yang tidak mampu, tetapi tubuh Elra yang tampak sangat rusak. Meredith menahan diri untuk tidak meringis kala mendapati bekas-bekas luka di tiap jengkal tubuh Elra-tentu saja beberapa masih ada yang basah.

"Raziel?"

Mendengar hal itu, Meredith merasa miris. Perempuan ini jelas-jelas terluka parah dan hanya Raziel yang ia tanyakan. "Jangan pikirkan dia. Kau harus bertahan hidup."

.

Di sisi lain, Raziel berusaha sekuat mungkin untuk tetap berdiri. Xavierra benar-benar bukan lawan yang imbang untuknya. Dia seakan-akan beribu-ribu kali lebih kuat dari dirinya.

"Menyerah saja." Xavierra menyeringai. "Kau lemah. Kau tidak akan bisa mengalahkanku."

Tangan kanan Raziel-yang menggenggam pedang-gemetar. Raziel tidak ingat kapan terakhir kali dia menghadapi musuh sekuat ini atau kondisi tangannya seperti ini. Dia adalah makhluk yang seharusnya tidak merasakan rasa lelah layaknya manusia, tetapi detik ini juga, tulang-tulang Raziel terasa akan lepas dari engselnya.

Tidak. Raziel melirik ke arah Meredith yang masih mengobati Elra. Aku harus menghabisinya.

Tekad kuat mulai menebal di dalam hati Raziel. Dengan itu, dia melesat. Kecepatan dan kegesitannya mulai mengurang, tetapi Raziel tetap berusaha penuh. Pedangnya terayun. Berkali-kali mencoba supaya mata pedangnya menggores Xavierra. Sayangnya, seujung jari pun Raziel tidak berhasil mendekat. Ledakan-ledakan dari sihir yang perempuan itu layangkan membuatnya harus terus-menerus bergerak. Dengan kata lain, membuang energinya sia-sia.

Chain LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang