[24]

21.7K 1.8K 73
                                    

AMARAHNYA SEPERTI MENGGELEGAK HINGGA ke ubun-ubun.

Raziel tak bisa menahan dirinya untuk tidak mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Andaikan ia adalah manusia, mungkin ia akan memulai tarik-napas-buang secara teratur agar emosinya mereda.

Rasa menyesal terasa hingga ke tulang. Merambat ke seluruh tubuh. Sungguh, seandainya Raziel tahu, ia tidak akan repot-repot membiarkan belas kasihnya menyentuh penipu itu.

Tidak akan ia menunggunya dengan sepenuh hati apalagi memberikannya senyuman terbaik yang seharusnya didapat oleh Elra.

Maryln menemukan orang yang salah. Itulah yang menjadi masalahnya.

Perempuan itu memang memiliki rupa yang sama dengan Elra. Semua perawakannya benar-benar identik sampai-sampai Raziel menjadi lengah karenanya. Bahkan suaranya pun tak bercela.

Namun, semua penyamaran luar biasa itu terbongkar tatkala Raziel akan menghampiri perempuan itu. Hendak mengabarkan sebuah undangan pesta yang dikirim oleh kedua orangtuanyaㅡperayaan atas kembalinya pasangan sang Putra Mahkota.

"Vampir bodoh itu tidak akan mengetahui apapun."

Dengan satu kalimat itu, yang masih terngiang-ngiang di telinganya, hancur sudah kebahagiaan Raziel. Ia berhenti tepat di depan pintu kamarㅡkeberuntungan berpihak padanya, sebab keberadaannya tidak diketahui.

Raziel mendengarkan semuanya dengan seksama. Tanpa ketinggalan barang satu kata pun. Dan sepanjang ia menguping itu juga, dendamnya semakin mengaliri tubuhnya. Membakar dirinya untuk memikirkan apa hukuman bakar hidup-hidup cukup bagi sang penipu.

Elra palsu itu terkesiap saat Raziel masuk ke dalam kamar tiba-tiba, dengan dua prajurit di belakangnya. Tanpa menunggu lama kedua lengannya ditahan, prajurit menyeret perempuan itu, dan membawanya ke sel bawah tanah. Raziel tidak memedulikan jeritannya yang menggelikan.

"Apa yang kau lakukan pada Maryln?"

Atensi Raziel kembali hinggap di tubuhnya. Ia tak berminat untuk menjawab pertanyaan itu, tetapi Jack tidak akan pernah berhenti hingga mendapatkan jawabannya.

"Dia terlihat mengerikan," kata Jack. "Kurang dari tiga hari, perang sudah di depan mata kita. Pihak musuh memberikan cara yang unik untuk mengelabui kita."

"Aku tidak termakan hasutannya."

Jack mungkin akan meludah kalau saja ia tidak ingat ini adalah kamar Elra. Bisa-bisa ia dipenggal jika melakukannya.

"Ya, ya. Tanyakan hal itu pada semua orang," cibir Jack. "Bukan hal yang bijaksana membiarkan panglima hebatmu babak belur. Kau ingin pasukan kita berakhir dengan darah dimana-mana? Mayat bergelimpangan? Termasuk mayatku sendiri?"

Raziel tahu Jack tidak akan semudah itu untuk dilenyapkan, tetapi ia tahu ucapan Jack tidak main-main. Bukan hal yang tidak mungkin jika jasad Elra yang akan terkapar di tanah. Raziel tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Perintahkan mereka untuk berhenti melakukannya."

Jack tersenyum puas karena usahanya agar Raziel membuat keputusan berhasil.

"Aku ingin kau menyembuhkannya. Beri apapun yang kau punya supaya dia memiliki kondisi prima dalam waktu dekat," tambah Raziel. "Tapi aku ingin satu luka yang meninggalkan bekas di bagian tubuhnya yang terlihat."

Sedikit terkejut, Jack bertanya, "Kau yakin?"

Raziel mengangguk tapi Jack tidak melihat pergerakannya. "Itu harga yang harus dibayarnya karena sudah lengah."

Chain LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang