[12]

887 199 24
                                    

OMBAK BERARTI MENERJANG

:::::

Orang Yunani percaya pada fatalisme atau yang disebut dengan percaya kepada kejadian-kejadian yang sudah ditentukan sebelumnya. Secara tidak langsung, orang Yunani pasrah akan apa yang terjadi karena menurut mereka itu merupakan keputusan dan takdir dari Dewa.

"Iya, Ky. Kamu juga jangan lupa makan siang."

Arka berdeham setelah laki-laki yang duduk di salah satu bangku menyudahi panggilan dengan kekasihnya. Laki-laki dengan jaket kulit tersebut lantas berdiri dan menghampiri Arka yang masih sibuk melihat-lihat berbagai koleksi vinyl recordpiringan hitam.

"Udah ketemu yang lo cari, Ar?" tanya laki-laki tersebut.

"Belum," jawab Arka masih mencari sesuatu di tumpukan rak-rak piringan hitam.

Dean, laki-laki yang sedang menemani Arka mengunjungi Living Inc.ㅡtoko musik di daerah Hoehyeon, sebuah underground shopping center di Seoul. Pertemuan Arka dan Dean terbilang cukup lucu. Mereka bertemu beberapa hari yang lalu di salah satu toko musik di daerah Gangnam. Arka seorang pecandu musik bertemu dengan Dean, seorang musisi pemula asal Indonesia yang kebetulan sedang berlibur ke Seoul. Saat itu Arka tidak sengaja mendengar Dean berbicara menggunakan bahasa Indonesia, maka dengan ramah dirinya menyapa Dean.

Karena sama-sama mencintai musik, Arka dan Dean berteman baik walau mereka baru saling mengenal. Mereka memiliki hobi yang sama meski berada di aliran yang berbeda. Katakanlah Dean menyukai R&B, HipHop, dan urban, sedangkan Arka menyukai rock alternatif, indiepop, dan sedikit R&B.

"Untuk siapa, Ar? Cewek lo?" tanya Dean lagi sambil tangannya ikut memeriksa rak-rak di hadapannya.

"Teman," jawab Arka. "Aleyna," gumamnya lagi menyebutkan nama si teman yang membuat Arka harus mengacak-acak rak toko tersebut.

Dean menghentikan pergerakannya, menegapkan punggungnya, dan beralih menatap Arka. "Aleyna Kim?" tanya Dean selanjutnya setelah mendengar nama yang sangat dikenalnya.

Teori kebetulan pertama kali dikemukakan oleh Empidocles dan Demokritus yang kemudian dilanjutkan dengan Charles Darwin (1809-1882). Teori kebetulan memiliki makna, sesuatu yang terjadi tanpa sebab.

Namun, kebetulan yang dialami Arka sekarang adalah jenis kebetulan yang lain. Kata takdir dan kebetulan memiliki makna yang jauh berbeda. Mendengar Dean menyebut nama lengkap Aleyna berhasil membuat rambut-rambut di tangan Arka meremang.

Bisa dibayangkan, Aleyna dan Arka selalu terhubung oleh benang tak kasat mata yang sementara bisa disebut sebagai kebetulan. Arka masih menganggap Aleyna dan segala tentangnya itu terjadi tanpa sebab, jadi akan terlalu cepat kalau Arka menyebutnya sebagai takdir.

"Lo kenal, Bang?" tanya Arka dengan suara yang mengandung rasa penasaran luar biasa.

Seoul itu besar, mungkin ada beratus-ratus mahasiswa Indonesia di sini. Namun, kenyataan bahwa Dean mengenal Aleyna sangatlah luar biasa. Dean hanya berlibur di Seoul, bukan menetap atau sedang menjadi mahasiswa di Negeri Gingseng ini.

"Ada dua orang terdekat gue yang kenal baik sama Aleyna," jelas Dean yang menambah seribu alasan Arka ingin bertanya lebih jauh lagi. "Lo dekat sama Aleyna, Ar? Sampai segitunya minta gue nemenin lo nyari piringan hitam buat Aleyna."

Selanjutnya yang terjadi ialah adegan klise yaitu Arka menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Alasan Arka ingin memberikan hadiah kepada Aleyna hanyalah karena Arka senang menemukan orang yang memiliki ketertarikan yang sama seperti dirinya. Kalau kata Aleyna karena mereka satu frekuensi. Arka ingin berterima kasih, itu saja.

Dean memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket yang dipakainya dan duduk pada bangku kayu di samping rak piringan hitam. "Gue kenal Aleyna dari Dennies dan Kylie. Kylie itu cewek gue yang kuliah di Seoul, di kampus lo sedang pertukaran sekarang," ungkap Dean.

"Dennies?" tanya Arka. Mendengar nama seorang laki-laki yang dihubungkan dengan nama Aleyna tentu membuat Arka dilanda rasa ingin tahu. Nama Dennies terdengar lebih menarik dibandingkan dengan nama Kylie, kekasih Dean yang berada satu kampus dengan Arka.

Dean menggaruk alisnya sebentar dan kembali berucap, "Dennies salah satu teman gue kuliah dulu. Setelah wisuda gue hilang kontak sama dia. Dennies pernah nyeritain tentang Aleyna ke gue," jelas Dean lagi.

Setelah mendengar penjelasan Dean, Arka semakin dideru rasa penasaran. Membuat laki-laki itu kembali melemparkan pertanyaan.

"Sedekat apa Aleyna sama Dennies?" tanya Arka dengan maksud ingin mengorek lebih dalam sejauh apa hubungan mereka berdua. Arka benar-benar tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Hubungan mereka rumit. Kylie juga bilang gitu," jawab Dean singkat.

Menjalani hubungan jarak jauh Seoul-Indonesia membuat Kylie dan Dean sering bercerita satu sama lain, termasuk Kylie yang suka bercerita tentang teman-temannya di kampus. Kali ini sepertinya Dean berkesempatan bertemu dengan teman-teman Kylie tersebut karena dirinya sedang berlibur dan mengunjungi Kylie di Seoul.

"Ar, gue tebak dari nada bicara lo, lo tertarik dengan cerita Aleyna, ya?" tanya Dean tiba-tiba membuat Arka sedikit terkesiap. "Atau tertarik dengan Aleyna-nya?" tanya Dean lagi dengan nada jahil.

Kali ini Arka benar-benar tidak bisa menyembunyikan ekspresinya. Ekspresi wajah Arka berubah kecut kalau harus membayangkan nasibnya dalam aksi mendekati Aleyna.

"Asal lo tahu, Bang. Pertemuan gue sama Aleyna nggak mulus. Gue aja belum tahu dia jurusan apa," jawab Arka sambil tersenyum miris.

Dean tertawa mendengar jawaban Arka. Laki-laki berambut hitam tersebut memasukkan kedua tangannya di saku celana dan berdiri dari duduknya. "Gue kasih tahu lo sesuatu kalau tebakan gue benar, Ar. It's not easy to approach a broken heart girl. Apalagi dia seorang Aleyna, itu cewek seperti udah mendeklarasikan secara nggak langsung kepada semua orang kalau hatinya cuma buat Dennies. Lo mau deketin Aleyna? Maka lo harus berjuang," tutup Dean seperti paham bahwa Arka sudah jatuh ke pesona Aleyna. Tentu saja prediksi Dean tersebut benar.

Lagi, rambut-rambut di tangan Arka meremang. Apalagi kejutan yang disiapkan untuknya? Hanya berbekal menyebut nama Aleyna saja, Arka sudah mengetahui sedikit kisah si gadis azalea. Kalau memang ini yang namanya kebetulan, maka Arka akan menikmati kebetulan tersebut.

Dirinya bertambah semangat mencari piringan hitam yang diinginkannya. Mendengar nama Denniesㅡwalau Arka tidak mengenal laki-laki tersebutㅡberhasil membangkitkan sesuatu di dalam diri Arka.

Arjuna Keano Arka, kata mamanya dia seperti ombak di samudera. Bebas, tidak suka ditentang namun suka menantang. Menerjang batu karang berulang kali untuk menembusnya. Menyerang kapal-kapal lewat yang melaluinya.

Seperti itu juga keadaannya sekarang. Arka ingin menembus ke dalam dunia Aleyna, bukan hanya dunia unik mereka tetapi juga kisah utuh seorang Aleyna. Lalu Dennies, siapapun dia, sepertinya akan Arka nobatkan sebagai saingannya.

AZALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang