[17]

792 181 35
                                    

DUA, TIGA, LALU EMPAT

:::::

Olivia masuk ke dalam ruang audiovisual dengan membawa enam cangkir latte ketika Kylie bergegas berjalan keluar. Suasana ruang audiovisual sudah ramai dengan anggota majalah kampus dan mahasiswa Kelas Internasional, serta mahasiswa pertukaran yang ikut serta di barisan bangku keempat sampai keenam.

"Anya, kamu melihat Aleyna? Ini latte pesanannya. Nanti dingin, loh." Olivia menghampiri Anya yang sedang mengecek bagian sounds bersama moderator mereka.

Anya menghentikan kegiatannya dan mengambil satu cangkir latte dari atas nampan yang dibawa oleh Olivia. "Ale ada di backstage sedang mengobrol sama Taya," jawab Anya dan menyesap latte bagiannya. "Kakak menambahkan karamel di dalamnya?" tanyanya lagi.

"Ale? Taya?" Olivia menaikkan alisnya menatap Anya. "Renatha menyarankan aku untuk menambah karamel ke dalam latte biar lebih enak."

"Maksud aku Aleyna. Taya bilang itu panggilan dari Arka untuk Ale, sounds unique, bukan? Dan Taya tentu aja panggilan dari aku untuk Attaya," jawab Anya sambil tersenyum dan meletakkan cangkir latte miliknya. "Aku balik kerja, ya."

Olivia mengangguk dan meletakkan nampan di atas meja yang ada di sana. Gadis bermata sipit itu pun mengambil satu cangkir dan berjalan ke belakang panggung untuk mencari Aleyna. Sesampainya di belakang panggung, nampak Aleyna sedang berbicara dengan saudaranya.

"Ehem, apa aku mengganggu?" interupsi Olivia yang membuat kedua bersaudara tersebut mengalihkan tatapan mereka secara bersamaan ke arah Olivia. "Aleyna, your latte?" Olivia mengangkat cangkir latte dan memberikannya kepada Aleyna.

Aleyna menerima cangkir tersebut dan menatap Attaya. Olivia menatap lamat ekspresi wajah Aleyna. Dia tebak, Aleyna baru saja berdebat dengan kakaknya karena wajah Aleyna terlihat sedikit memerah.

"Kakak sudah mengingatkan kamu, Aleyna. Kakak harap kamu nggak ceroboh ataupun egois," ucap Attaya sebelum dirinya beranjak pergi dan tak lupa tersenyum kepada Olivia. Attaya pun mengacak pelan surai panjang Aleyna. Gadis mungil tersebut baru saja mengecat rambutnya menjadi sedikit pirang dengan alasan ingin mengubah suasana hatinya.

Aleyna menghela napasnya dan meminum latte pemberian Olivia. Setelah itu, dirinya memijat pelan pelipis kanannya dan kembali menghela napas, membuat Olivia yang meilhatnya menjadi berkerut bingung.

"What's wrong? It's about copy-editor who'll attend our editing class?" tanya Olivia menebak dengan keyakinan pasti tentang topik pembicaraan Aleyna bersama saudaranya.

Aleyna memejamkan matanya pelan dan menggelung rambutnya. Lalu, dirinya menatap Olivia yang memandangnya khawatir. "Kak, bisa minta Kak Kylie yang menggantikan aku jadi Person in Charge di sana? Aku masih belum sanggup buat tatap muka sama dia. Bahkan sejak aku tahu itu dia, aku nggak pernah menyebut namanya secara langsung."

Olivia mengangguk paham dan memeriksa jam tangannya. "Tentu, Kylie akan dengan senang hati membantu kamu. Berarti kamu ganti sama dia di bagian time keeper. Ayo ke depan, acaranya buka sepuluh menit lagi. Jihyo pasti meminta kita untuk berkumpul sebentar," ajak Olivia kepada Aleyna untuk menemui ketua majalah kampus mereka.

***

Selama tiga puluh menit Aleyna menjadi time keeper di acara workshop mereka, selama tiga puluh menit itu juga Kylie mengirimkan pesan kepada Aleyna perihal seseorang yang selalu menanyakan keberadaanyna. Aleyna mencoba tenang dengan menarik napasnya pelan dan mengembuskannya tak kalah pelan. Dirinya benar-benar mengalami tekanan yang berat selama beberapa hari ini dan tidak dapat tidur dengan nyenyak.

AZALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang