[29]

1.3K 174 15
                                    

SAMPAI JADI DEBU

:::::

Aleyna mengetuk-ketukkan jarinya ke atas meja kayu. Matanya masih menatap layar laptop yang menampilkan sambungan panggilan video. "Lama banget, sih! Selingkuh, ya?" gumam Aleyna memandang layar laptop yang tak kunjung menampilkan wajah seseorang yang ditunggunya.

"Yo! What's up, Baby..."

"Kok lama banget angkatnya? Cepetan, sini!" Aleyna merautkan wajah memprotes saat wajah seseorang tampil di layar laptopnya. Dia mengerucutkan bibir ke depan, kesal karena menunggu sejak setengah jam yang lalu.

Orang tersebut terkekeh pelan, menampilkan senyuman khasnya yang selalu terlihat konyol di mata Aleyna meski sudah dua tahun berlalu. "Aku habis nemenin Atha ke tempat editor, habis ini balik nganterin dia ke Rumah Pelangi. Sori yaa... Selesai ini langsung nyusul kamu. Di mana?"

"Di tempat kopi biasa, di Kota Tua," jawab Aleyna singkat.

"Oke sip. Waiting for me Baby Azalea..."

"Gila!" gumam Aleyna dan langsung memutuskan sambungan. Senyum tipis menghias wajahnya setelah itu.

Aleyna kembali membuka halaman kerjanya di laptop. Tangannya mulai kembali menyelesaikan tugasnya. Beberapa kali Aleyna terkekeh sendiri karena tiba-tiba saja dia mengingat ulang kejadian-kejadian yang dialaminya selama tujuh tahun ini, terhitung sejak tahun 2012 saat kisahnya bermula di sebuah kafe di Kota Bandung.

Aleyna melirik sudut layar laptopnya. Tanggal 12 Maret dan di Seoul sekarang sedang musim semi. Aleyna menyandarkan tubuhnya sambil menghela napas. Begitu banyak perubahan yang terjadi setelah dua tahun yang lalu. Musim semi di tahun 2017 mungkin menjadi musim yang paling berarti bagi Aleyna selama hidupnya. Lucu jika mengingat kembali bagaimana dulu dia sangatlah menyebalkan karena sifatnya yang masih kekanak-kanakan dan keras kepala.

Aleyna mengalami semua hal di masa remajanya. Ketergantungan pada masa lalu, kehilangan yang datang satu per satu, dan kerinduan yang hanya bisa dia tahan sendiri.

Namun, di dua tahun setelahnya, seorang Aleyna juga banyak berubah. Dia sudah bisa tertawa lepas sambil mengelilingi pusat perbelanjaan bersama Anya, Kylie, dan Olivia. Dia sudah bisa kembali menjahili Attaya dan menggoda laki-laki tersebut tentang hubungannya dengan Anya. Dan juga, Aleyna sudah terbuka untuk saling berbagi cerita kepada Arfael, dan tentu juga Irish.

Ah! Aleyna merindukan Seoul dan dua saudaranya yang memilih menetap di sana.

"Annyeonghaseyo, Ale..." Seseorang mengacak lembut kepala Aleyna dan memeluknya dari belakang. Tak lupa, satu kecupan gemas dihadiahkan untuk Aleyna di pipi kanan gadis mungil tersebut.

"Arka..." panggil Aleyna sambil mencubit pelan lengan Arka, membuat laki-laki tersebut meringis dan memilih duduk di samping Aleyna.

Arka terkekeh dan meraih gelas minuman milik Aleyna di atas meja. Laki-laki tersebut langsung menyeruputnya dengan ganas, menyisakan hanya seperempat minuman. "Kamu mau dateng ke mini konsernya Bang Dean, nggak? Bulan depan dia bakal rilis studio album sama peresmian label indie-nya."

"Serius?" Aleyna merebut gelas dari tangan Arka dan menyeruput habis minuman tersebut. "Boleh. Lagian aku juga kangen Bandung."

Arka mengangguk, lalu menatap layar laptop milik Aleyna. "Keliling, yuk. Udah lama nggak kencan," ajak Arka dan segera mematikan laptop Aleyna.

Aleyna mengangguk dan membereskan bukunya ke dalam tas. Arka segera mengambil alih ransel Aleyna dan menyandangnya di punggung. Salah satu kebiasaan Arka yang sangat suka membawakan tas milik Aleyna.

AZALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang