RASA DAN RAHASIA
:::::
Kerikil-kerikil kecil di ujung sepatu pelan-pelan Aleyna mainkan dengan kakinya. Kedua matanya menatap kerikil tersebut yang tergolek pasrah bergulir ke kanan dan ke kiri karena kakinya, mengingatkan Aleyna kepada dirinya beberapa tahun belakangan ini. Tahun-tahun Aleyna memasrahi diri tanpa ada perlawanan untuk berjuang.
"Ale!"
Sebuah sahutan yang mungkin akan mulai menjadi favorit Aleyna.
Kepala Aleyna langsung menoleh ke arah suara, melihat laki-laki yang menciptakan panggilan itu berlari dari gerbang kampus menghampiri Aleyna yang duduk di bangku halte di dekat kampus mereka.
"Jangan lari, Ar. Kalau jatuh nanti kamu yang malu," ucap Aleyna ketika Arka sampai di hadapannya dengan napas yang menderu-deru. Aleyna bahkan dapat melihat bulir keringat di pelipis Arka. Musim panas yang sudah menyapa Seoul memang menggairahkan dan juga mencerahkan hari.
Arka tersenyum dan menyeka dahinya. Dirinya pun melirik jam yang melingkar di tangan kirinya dan kembali menatap Aleyna. "Empat puluh dua menit ke Kyobo Bookstore. Kapten Arka siap membawa Madam Aleyna ke sana!" Arka bertingkah seolah dirinya adalah prajurit dan Aleyna seorang None Belanda di masa penjajahan.
"Jangan melucu, Arka." Aleyna bangkit dari duduknya dan berjalan mendahului Arka melewati trotoar menuju stasiun kereta.
Arka segera menyusul Aleyna dan terkekeh pelan. Dirinya merasa déjà vu dengan kejadian yang dialaminya sekarang. Kalau dulu Arka mengikuti Aleyna diam-diam ke Kyobo Bookstore, sekarang Arka pergi bersama-sama ke sana dengan Aleyna bukan karena penasaran, tetapi karena keputusan bersama.
"Motor kamu sama Kak Glory?" tanya Aleyna ketika Arka berhasil menyeimbangkan jalannya di samping gadis tersebut.
"Yap!" jawab Arka sambil menganggukkan kepalanya. "Karena lo bilang lebih enak pakai kereta, jadi gue ngikut aja. Tapi emang iya sih enakan naik kereta. Bisa lihat banyak orang."
"Termasuk diam-diam lihatin cewek asing, gitu?" tanya Aleyna lagi yang berhasil membuat wajah Arka memanas karena malu. Aleyna baru saja menyinggung perbuatannya dua bulan yang lalu. Arka malu, tetapi dirinya tidak akan pernah menyesali waktu itu. Kalau tidak demikian, mungkin sekarang Aleyna dan Arka tidak sedang berjalan beriringan ke toko buku.
Aleyna tidak mengharapkan balasan Arka atas kalimatnya. Aleyna menikmati kebersamaan mereka selama ini, setidaknya bisa membuat Aleyna bahagia sejenak atau mungkin untuk jangka waktu yang lama.
Mereka pun melakukan perjalanan menuju Kyobo Bookstore dengan menggunakan kereta. Aleyna tersenyum banyak hari ini karena berbagai tingkah Arka. Mulai dari Arka yang masih gugup menggunakan mesin tiket, Arka yang terpentuk pembatas gate karena dirinya lupa melakukan scanning tiket kereta, hingga Arka yang sengaja menirukan gaya seorang pria tua yang terlihat terkantuk-kantuk di ujung gerbong kereta.
"Ale, coba lo lihat ke sana!" Arka menunjuk ke arah pria tua tersebut. "Khoooorrrkkkk, khooorrrkkk." Arka tiba-tiba menirukan suara aneh.
Aleyna yang awalnya melihat pria tua yang ditunjuk Arka, lantas menoleh ke samping dan tersenyum. "Ya ampun, Ar. Nggak sopan!" Aleyna menepuk badan Arka yang semakin lama semakin merosot ke bawah dengan sengaja. Aleyna benar-benar tak paham dengan tingkah aneh laki-laki di sampingnya.
"Ale, kalau lagi perjalanan gini jangan sampai ketiduran terlalu lelap. Apalagi kalau lo sendirian. Jaga-jaga untuk menghindar dari orang yang mau berniat jahat," jelas Arka setelah dirinya memperbaiki posisi duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA
General FictionAda satu masa ketika Aleyna merasa hatinya sedang bermain-main dengannya. Mengalami perpisahan dan menorehkan kenangan tak terlupakan dalam satu waktu, membuat Aleyna percaya bahwa menjadi setia untuk menunggu adalah takdir semesta untuknya. Lalu, a...